Kalah Pemilihan Ketua LPM, Pria di Depok Ini Minta Amplop Dikembalikan
Viral di sosial media seorang calon ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kelurahan Bedahan, Kota Depok, Jawa Barat, bernama Tatang Johari meminta agar amplop yang diberikan kepada pengurus RW dikembalikan.
Viral di sosial media seorang calon ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kelurahan Bedahan, Kota Depok, Jawa Barat, bernama Tatang Johari meminta agar amplop yang diberikan kepada pengurus RW dikembalikan. Pasalnya, Tatang kalah dalam pemilihan ketua LPM yang digelar serentak di Kota Depok pada Minggu (27/11). Dia mengaku mengeluarkan uang jutaan rupiah dan diberikan pada pengurus RW di Kelurahan Bedahan.
"Amplop yang dikeluarkan semua totalnya 22. Nominal Rp1 juta per amplop. Berarti totalnya Rp22 juta. Dibagikan kepada RT dan perwakilan, dibagikan dengan tokoh agama, tokoh perempuan atau kader," kata Tatang di rumahnya di Bedahan, Kamis (1/12).
-
Apa yang sedang viral di Makassar? Viral Masjid Dijual di Makassar, Ini Penjelasan Camat dan Imam Masjid Fatimah Umar di Kelurahan Bangkala, Kecamatan Manggala, Kota Makassar viral karena hendak dijual.
-
Mengapa kejadian ini viral? Tak lama, unggahan tersebut seketika mencuri perhatian hingga viral di sosial media.
-
Di mana kuburan viral itu berada? Lokasi kuburan itu berada tengah gang sempit RT.03,RW.04, Kelurahan Pisangan Timur, Pulo Gadung, Jakarta Timur.
-
Kenapa Hanum Mega viral belakangan ini? Baru-baru ini nama Hanum Mega tengah menjadi sorotan hingga trending di Twitter lantaran berhasil membongkar bukti perselingkuhan suaminya.
-
Apa yang viral di Bangkalan Madura? Viral video memperlihatkan seekor anjing laut yang tidak sewajarnya dikarenakan berkepala sapi yang berada di Kabupaten Bangkalan, Provinsi Jawa Timur.
-
Kolak apa yang viral di Mangga Besar? Baru-baru ini ramai di media sosial war kolak di kawasan Mangga Besar, Jakarta Barat. Sebagaimana terlihat dalam video yang tayang di akun Instagram @noonarosa, warga sudah antre sejak pukul 14:00 WIB sebelum kedainya buka.
Dari 22 amplop yang disebarnya, dia hanya mendapat dua suara saja. Tatang pun kesal dengan hasil yang didapat karena tak sesuai ekspektasi. Dia pun meminta agar amplop yang diberikan pada pengurus RW dikembalikan.
"Penjelasan untuk yang saya share beberapa RW masalah pencalonan LPM, supaya buat tamparan penzoliman untuk diri saya. Oleh karena itu saya merasa tidak puas karena yang bersangkutan tidak minta maaf, tidak ada itikad baik ke rumah saya. Dan saya sebagai warga negara Indonesia merasa terpanggil untuk ibadah untuk jihad memberantas orang munafik," ujarnya.
Dia bukan pertama kali ikut dalam pencalonan LPM. Tiga tahun lalu, Tatang sudah pernah mencalonkan diri namun tidak menang dan hanya memperoleh 48 suara di antara tiga kandidat yang maju. Dia mengaku saat itu tidak melakukan menyebarkan amplop saat pemilihan.
"Tiga tahun lalu saya menyalonkan LPM dan saat itu ada tiga kandidat. Saya tidak ada indikasi money politic, saya cuma punya uang Rp300 ribu, tapi Alhamdulillah saya bisa jadi pengantin (calon) dan dapat suara 48 suara pada saat tiga tahun lalu. Saya punya visi misi dan program," ceritanya.
Tatang Bangor, sapaan akrabnya menuturkan keinginan maju sebagai Ketua LPM Kelurahan Bedahan adalah untuk membangun lingkungan dan beribadah. Dirinya memiliki tekad untuk menunjukkan kemampuan yang dimiliki agar bisa dirasakan manfaatnya bagi lingkungan Kelurahan Bedahan. Namun pada pencalonan tahun 2022, Tatang mengaku mengikuti apa yang disebutnya sebagai budaya amplop tersebut.
"Dari awal saya bicara seperti itu, dan saya intinya mau ibadah di masyarakat. Saya mau tunjukin skill saya. Sekarang di bulan november 2022 saya punya niatan (mencalonkan LPM), ternyata nuansanya seperti ini. Jadi harus saya jalankan (nyebar amplop) ternyata kemunafikan kemunafikan muncul," bebernya.
Tatang menjelaskan mengapa akhirnya dia harus menyebar amplop sebagai pelicin agar banyak yang memilihnya. Menurutnya, hal itu adalah budaya. Dia mengaku awalnya tidak mau bertindak demikian namun terpaksa mengikuti budaya tersebut.
"Karena sudah budaya ya kalau saya pikir ya, mungkin orang lain tidak vokal, tapi saya vokal. Saya dari awal tidak mau seperti itu, saya orang organisasi, saya berisiko pasti tapi akan saya tanggung risikonya. Saya pun melangkah seperti ini saya siap jadi arang ya arang, jadi abu ya abu, saya jihad fisabilillah," akunya.
Dari 22 amplop yang disebar, saat ini sudah 18 yang dikembalikan. Sedangkan empat lainnya belum dikembalikan. Kendati uang sudah dikembalikan, namun Tatang mengaku masih ingin ada niat baik dari penerima secara langsung.
"Bicara uang dikembalikan bukan dari beliau (penerima), tapi dari perwakilan. Niat baik itu tidak ada, gimana itu tokoh masyarakat etikanya, RW juga," tutupnya.
(mdk/cob)