Kali Unus meluap, 210 rumah warga Mataram terendam
Sepanjang aliran Kali Unus setiap tahun langganan banjir. Warga meminta infrastruktur di Kali Unus segera diperbaiki.
Sebanyak 210 rumah warga di kota Mataram, Nusa Tenggara Barat terendam banjir pada Selasa (31/5) malam, akibat meluapnya Kali Unus.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, Supardi mengungkapkan ada 210 rumah terendam air dengan ketinggian mencapai 10 hingga 15 sentimeter.
-
Di mana banjir terjadi di Jakarta? Data itu dihimpun hingga Jumat 15 Maret 2024 pada pukul 04:00 WIB. "Kenaikan status Bendung Katulampa dan Pos Pantau Depok menjadi Siaga 3 (Waspada) dari sore hingga malam hari serta menyebabkan genangan di wilayah DKI Jakarta," kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji dalam keterangan tertulis, Jumat (15/3).
-
Siapa yang menangani banjir di Jakarta? Dia menjelaskan, BPBD DKI Jakarta mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah dan mengkoordinasikan unsur Dinas SDA, Dinas Bina Marga, Dinas Gulkarmat untuk melakukan penyedotan genangan dan memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik bersama dengan para lurah dan camat setempat. "Genangan ditargetkan untuk surut dalam waktu cepat," ujar dia.
-
Kapan banjir pertama kali terjadi di Jakarta? Pada masa VOC sendiri telah dilakukan berbagai cara untuk menanggulangi banjir di Batavia (kini Jakarta). Gubernur Jenderal silih berganti mencoba berbagai upaya.
-
Bagaimana prajurit Mataram akhirnya berjualan di Jakarta? Meskipun kalah perang, para prajurit yang kalah justru mulai berjualan di Jakarta dengan dua menu yaitu telur asin dan orek tempe.
-
Di mana banjir terjadi di Semarang? Banjir terjadi di daerah Kaligawe dan sebagian Genuk.
-
Bagaimana banjir terjadi di Kota Padang? Hujan tidak berhenti dari Kamis (13/7) malam hingga Jumat (14/7) dini hari. Saat ini air di dalam rumah sudah setinggi 7 centimeter,” tuturnya.
"Ketinggian air yang masuk ke rumah penduduk ini memang lebih rendah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, yang mencapai satu hingga 1,5 meter," kata Supardi, Rabu (1/6).
Rumah yang terendam banjir dengan ketinggian 10 hingga 15 sentimeter itu, kata Supardi, meliputi 80 kepala keluarga (KK) di kawasan Babakan, dan 130 di Batu Ringgit.
"Di kawasan Cakranegara dan Karang Buaye ada juga yang terendam tetapi angka pastinya masih didata masing-masing kelurahan," terangnya.
Menurutnya, banjir yang terjadi disebabkan karena tingginya intensitas hujan yang merata. Sehingga air kiriman dari hulu tidak tertampung, akhirnya meluap ke jalan dan ke rumah penduduk.
"Banjir yang terjadi tadi malam tidak sampai melumpuhkan aktivitas warga, dan pagi tadi warga tetap beraktivitas seperti biasa," ucapnya.
Supardi menjelaskan, banjir sepanjang aliran Kali Unus setiap tahun memang selalu terjadi, karena itu diperlukan koordinasi lintas sektoral untuk melakukan upaya perbaikan infrastruktur.
"Selain sedimen, kondisi infrastruktur di Kali Unus juga harus segera ditangani, termasuk Bendungan Kelucing yang berada di perbatasan Kota Mataram dengan Kabupaten Lombok Barat menjadi sumber terjadinya luapan," ujarnya.
Karena itu, dia berharap pihak Balai Wilayah Sungai (BWS) bisa mengamankan masyarakat dari bencana banjir dengan segera melakukan pembangunan konstruksi kali, saluran dan penanganan sedimentasi.
"Konstruksi sungai dan saluran terlalu banyak berliku-liku juga menjadi salah satu penghambat kelancaran aliran air. Jika ada sampah atau sedimen pada tikungan saluran bisa terjadi air meluap ke jalan dan rumah warga," jelasnya. Dikutip Antara.
Untuk mengantisipasi terjadinya banjir susulan, BPBD Kota Mataram telah berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum DPU agar melakukan pengangkatan sedimen pada beberapa titik di Kali Unus dan saluran di kawasan itu.
"Personel dari tim reaksi cepat dan Tagana di BPBD siaga 24 jam memantau kondisi titik-titik rawan banjir dan abrasi pantai," tutup Supardi.
(mdk/cob)