Kamera wartawan dirusak polisi di kantor gubernur Aceh
Wartawan itu tengah mengabadikan momen polisi yang menangkap pengunjuk rasa.
Kamera foto milik wartawan media online lokal acehkita.com, Ghadafi dirusak polisi saat meliput kericuhan di kantor gubernur Aceh. Kamera Ghadafi dibanting polisi ketika mengabadikan gambar polisi yang menangkap massa pengunjuk rasa.
Ghadafi menegaskan dirinya seorang wartawan, namun tak digubris oleh polisi tersebut dengan merampas kamera yang tersangkut di leher Ghadafi dan dibanting ke lantai. "Saya sudah bilang, saya wartawan, tapi tetap dirampas," kata Ghadafi di lokasi, Jumat (27/12).
Sementara itu, Kapolresta Banda Aceh, Kombes Pol Moffan mengaku belum mengetahui persoalan itu. Akan tetapi, dia meminta persoalan ini jangan diperbesar dan dia meminta maaf kalau memang terjadi seperti itu.
"Saya belum tahu itu, tapi saya mohon maaf kalau itu terjadi, tolong nanti laporkan pada saya, kita bisa selesaikan secara musyawarah," tegas Moffan.
Sebelumnya, ribuan massa geruduk kantor gubernur Aceh. Massa yang datang dari beberapa kabupaten ini menuntut kepada Pemerintah Aceh untuk segera mencairkan dana proposal yang diajukan sebesar Rp 500 ribu.
Merasa kedatangannya tak ditanggapi, massa emosi dengan merusak pot bunga yang ada di pelataran kantor Gubernur Aceh dan menghancurkan kaca yang ada di kantor tersebut. Mereka berteriak agar gubernur Aceh segera memenuhi janji untuk merealisasikan bantuan dana seperti dijanjikan sebesar Rp 500 ribu sampai Rp 5 juta.
Suasana makin memanas saat polisi meminta massa untuk membubarkan diri, polisi pun melepaskan tembakan peringatan. Namun kemarahan massa tak terbendung dan petugas pun menangkap 9 orang yang diduga provokator yang menyulutkan emosi masyarakat yang memadati pelataran kantor Gubernur.