Kapal Tenggelam di Selat Malaka Bawa 16 TKI Ilegal, 5 Masih Hilang
Kepolisian masih mencari lima jenazah lagi yang belum ditemukan di Selat Malaka Kabupaten Bengkalis Riau. Karena dari keterangan Nakhoda kapal tradisional dan anak buahnya Jamal (38) dan Hamid (31) yang selamat, mereka mengangkut 16 orang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ilegal.
Kepolisian masih mencari lima jenazah lagi yang belum ditemukan di Selat Malaka Kabupaten Bengkalis Riau. Karena dari keterangan Nakhoda kapal tradisional dan anak buahnya Jamal (38) dan Hamid (31) yang selamat, mereka mengangkut 16 orang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ilegal.
"Yang sudah ditemukan 11 jenazah, dari total 16 jenazah. Jadi sisanya ada lima jenazah lagi. Itu berdasarkan keterangan dua awak kapal yang selamat," ujar Paur Humas Polres Bengkalis Ipda Kasmandar Subekti, Jumat (14/12).
-
Kapan bangkai kapal tersebut tenggelam? Para arkeolog mengatakan, temuan unik ini berasal dari periode Romawi dan Mamluk sekitar 1.700 dan 600 tahun lalu.
-
Kapan kapal itu tenggelam? Kapal yang berpenumpang 37 orang dan bermuatan ikan ini dikabarkan terbalik saat mengalami cuaca buruk di Perairan Selayar," ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Selasa (12/3).
-
Kapan kapal-kapal itu tenggelam? Kapal ini berasal dari pertengahan Dinasti Ming (1368-1644).
-
Kapan bangkai kapal itu diperkirakan tenggelam? Kapal berusia 3.300 tahun dan muatannya yang terdiri dari ratusan amphorae (bejana penyimpanan) yang masih utuh itu ditemukan di dasar laut Mediterania, seperti yang dilaporkan dalam siaran pers bersama hari ini dari Otoritas Purbakala Israel (IAA) dan Energean.
-
Kenapa kapal KM Dewi Jaya 2 tenggelam? Kapal yang berpenumpang 37 orang dan bermuatan ikan ini dikabarkan terbalik saat mengalami cuaca buruk di Perairan Selayar," ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Selasa (12/3).
-
Mengapa kapal Kanaan itu tenggelam? Kapal tersebut tampaknya tenggelam dalam kondisi kritis. Kemungkinan karena badai atau upaya serangan pembajakan di Akhir Zaman Perunggu.
Dua awak kapal pancung itu berlayar dari Malaysia tujuan Pulau Rupat, Kabupaten Bengkalis, ditetapkan sebagai tersangka oleh polisi. Keduanya membawa para TKI itu secara ilegal hingga kapal mereka terhempas ombak dan terbalik.
"Hanya mereka berdua yang selamat, sedangkan para TKI tenggelam semua. Kalau pelampung ada beberapa di kapal itu, tapi tidak sempat digunakan penumpang. Sementara nakhoda dan awak kapal menyelamatkan diri sendiri dengan satu pelampung dan jeriken kosong," kata Bekti.
Kapal itu berangkat dari Malaysia pada 24 November 2018 mengangkut 16 orang TKI ilegal.
Meski selamat, Jamal dan Hamid tidak menyelamatkan para TKI. Bahkan ketika kapal Indomal lima yang melintas dan menyelamatkan keduanya, Jamal dan Hamid mengaku hanya berdua saja yang tenggelam.
"Jadi mereka mengaku sebagai nelayan yang kapalnya tenggelam. Tidak ada menyebut TKI tenggelam bersama mereka saat diselamatkan," terang Bekti.
Setelah diselamatkan, Jamal dan Hamid hilang beberapa pekan. Bahkan keduanya tidak pulang ke rumah masing-masing. Polisi telah berupaya mencari keduanya namun tidak ketemu. Akhirnya mereka menyerahkan diri ke Polres Bengakalis.
"Keduanya ditetapkan sebagai tersangka. Dijerat pasal 359 KUHP, Juncto pasal 120 ayat 1 UU nomor 6 tahun 2011, dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara dan denda Rp 1,5 Miliar," jelas Bekti.
Setelah lama diburu polisi, akhirnya Jamal dan Hamid menyerahkan diri ke Polres Bengkalis.
Mereka berdua, warga Pulau Rupat Kabupaten Bengkalis dan aktivitas sehari-hari memang membawa penumpang TKI ilegal dengan kapal pancung tersebut.
Namun, baru sekali kapal mereka terhempas ombak hingga tenggelam di laut Selat Malaka tersebut. Barang bukti yang diamankan polisi berupa satu lembar visa paspor dan KTP atas nama Maya Karina, fotocopy KTP atas nama Ujang Chaniago, satu jereken putih, satu pelampung orange, pakaian dan properti 11 mayat.
Serta satu flashdisk berisi video dan foto penyelamatan Jamal dan Hamid oleh KMV Indomal 5 yang berlayar dari Dumai menuju Malaka.
Korban yang berhasil teridentifikasi yaitu Mimi Dewi (32) warga asal Sumatera Barat, Ujang Chaniago (48) warga asal Sumbar, Marian Suhadi (24) warga asal Sumatera Utara, Paisal Ardianto (24) juga asal Sumut. 6 mayat lainnya masih di RS Bhayangkara karena belum teridentifikasi.
Sedangkan satu mayat yang pertama kali ditemukan pada 24 November dimakamkan oleh Dinas Sosial Kota Dumai. Sebab jenazah tersebut tidak memiliki identitas dan tidak ada keluarga yang membuat laporan kehilangan anggota keluarganya.
Baca juga:
Ini Pengakuan Nahkoda Kapal Soal Belasan Mayat Mengambang di Selat Malaka
1 Lagi Jasad Terapung di Selat Malaka Teridentifikasi
11 Mayat TKI di Selat Malaka, Nakhoda & ABK Serahkan Diri ke Polisi
Mayat Terapung di Selat Malaka, Total 11 Jenazah Ditemukan
Polisi Pastikan Identitas 1 Mayat Terapung di Selat Malaka Tak Sesuai KTP
Nelayan di Riau Kembali Temukan Mayat Perempuan Tanpa Identitas