Kapolda Metro: Begal Sepeda Fenomena Kriminalitas Baru di Jakarta
Nana menyampaikan fenomena begal sepeda ini sangatlah meresahkan masyarakat, terlebih saat Pandemi Covid-19 animo masyarakat untuk bersepeda sangatlah tinggi.
Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Nana Sudjana mengimbau masyarakat agar lebih hati-hati, terutama saat melakukan aktivitas bersepeda di ruas jalan Ibu Kota yang belakang menjadi tempat rawan terjadinya aksi begal.
Menurutnya, aksi kriminalitas begal sepeda merupakan fenomena baru di dalam dunia kriminalitas. Ia mengatakan modus begal awalnya hanya terjadi pada pengguna kendaraan bermotor.
-
Apa yang dilakukan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Karyoto terhadap jajarannya? Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Karyoto merombak jajarannya dengan memutasi sejumlah pejabat kepala satuan (Kasat) tingkat Polres hingga Kapolsek.
-
Kapan Tiko Aryawardhana meninggalkan Polres Metro Jakarta Selatan? Pada Rabu dini hari tanggal 17 Juli sekitar pukul 00.35 WIB, setelah selesai pemeriksaan, suami dari Bunga Citra Lestari ini terlihat berjalan cepat meninggalkan Polres Metro Jakarta Selatan.
-
Siapa yang memberikan pernyataan pujian terhadap langkah Polda Metro Jaya dalam melibatkan Ormas dan satpam? Mengomentari hal itu, Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni ikut mengapresiasi.
-
Di mana Polda Metro Jaya melakukan gelar perkara kasus Pendeta Gilbert? A|de Ary kemudian membeberkan langkah penyidik ke depan, antara lain mengadakan gelar perkara. "Setelah itu dijadikan satu dilakukan gelar perkara," ucap dia.
-
Siapa yang melaporkan kehilangan Kaesang ke Polda Metro Jaya? Sejumlah eksponen Aktivis 98 turut melayangkan aduan atas kabar hilangnya Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Kaesang Pangarep ke Polda Metro Jaya. Demikian disampaikan Juru bicara eksponen Aktivis 98, Antonius Danar.
-
Siapa Pak Raden? Tanggal ini merupakan hari kelahiran Drs. Suyadi, seniman yang lebih akrab disapa dengan nama Pak Raden.
"Aksi kriminalitas begal sepeda merupakan fenomena baru di dalam dunia kriminalitas. Modus begal awalnya hanya terjadi pada pengguna kendaraan bermotor," kata Nana saat konferensi pers di Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (3/11).
Nana menyampaikan fenomena begal sepeda ini cukup meresahkan masyarakat, terlebih saat Pandemi Covid-19 animo masyarakat untuk bersepeda sangatlah tinggi.
Bahkan, Nana menyebutkan kejadian begal sepeda yang terjadi antara September sampai November sudah ada 12 laporan yang masuk. Namun demikian menurutnya masih banyak yang belum melaporkan kepada kepolisian.
"Seringnya pembegalan di PMJ (Polda Metro Jaya) dan Polres langsung bereaksi apalagi kita lihat sering berulang dan viral. Kami langsung bentuk tim khusus pengungkapan begal sepeda. Tim khusus ini preemtif, preventif dan represif," tuturnya.
Oleh sebab itu, ia menyarankan beberapa hal yang harus diperhatikan oleh para pesepeda, agar tak memancing niat jahat para begal untuk melancarkan aksinya.
"Masyarakat setiap bersepeda jangan sendirian tapi ada beberapa orang atau berkelompok tapi tetap jaga jarak karena masih pandemi. Kedua hindari juga sepeda malam hari, karena suasana gelap akan memancing pelaku untuk lakukan aksi pembegalan tersebut," tuturnya.
"Kemudian saya harapkan juga saat olahraga tidak perlu bawa barang berharga. Hp memang dianggap barang berharga. Jadi sebaiknya tidak perlu bawa hp kalau terpaksa ditempatkan yang tidak terlihat oleh orang tersebut," sambungnya.
Polisi Ringkus 10 Pelaku Begal
Sebelumnya, Polisi meringkus 10 pelaku begal yang menargetkan pesepeda sebagai korban. Kepolisian mencatat sejak September sampai November 2020 setidaknya ada 12 kasus pembegalan sepeda yang dilaporkan.
Kapolda Metro Jaya, Irjen Nana Sudjana mengatakan, 6 kasus diantaranya berhasil diungkap dengan jumlah 10 tersangka.
"Sampai saat ini kami baru mengungkap 6 Tempat Kejadian Perkara (TKP) dengan 10 tersangka," katanya di Polda Metro Jaya, Selasa (3/11).
Dia menjelaskan, kegiatan bersepeda menjadi daya tarik sendiri di tengah situasi pandemi Covid-19. Menurutnya, antusiasme bersepeda kerap dimanfaatkan oleh penjahat. Karena itu, Nana meyakini masih ada korban begal sepeda yang belum membuat laporan polisi.
"Saya mengimbau korban melapor, karena dari data yang ada dan hasil pemeriksaan terhadap tersangka mereka tidak hanya sekali, ada yang beberapa kali melakukan," ujarnya.
Nana menerangkan, pihaknya telah membentuk tim khusus untuk menangkap para pelaku begal sepeda. Selain itu, tim khusus juga dibuat untuk memberikan imbauan kepada masyarakat agar lebih berhati-hati ketika berkendara.
"Kita juga pasang spanduk-spanduk khususnya di jalan protokol karena kalau kita lihat lokasi kejadian ada di jalan protokol yaitu di Sudirman Thamrin dan Kuningan," terangnya.
Dia menjelaskan, salah satu kesatuan yang masuk ke dalam tim khusus adalah Brimob. Nana mengerahkan anggota Brimob untuk berpatroli khususnya di daerah yang rawan.
"Kami terus lakukan upaya-upaya untuk pengungkapan. Hal ini sebagai bentuk kami serius menangani begal sepeda tersebut," tutupnya.
(mdk/rhm)