Kapolda Papua Rencanakan Gunakan Helikopter Evakuasi Warga dari Beoga
Kapolda Papua Irjen Mathius Fakhiri berencana mengerahkan helikopter milik TNI-Polri untuk mengevakuasi warga dari Beoga, Kabupaten Puncak, ke Sugapa, Kabupaten Intan Jaya.
Kapolda Papua Irjen Mathius Fakhiri berencana mengerahkan helikopter milik TNI-Polri untuk mengevakuasi warga dari Beoga, Kabupaten Puncak, ke Sugapa, Kabupaten Intan Jaya.
Evakuasi ini menyusul tragedi penembakan dua orang guru oleh Kelompok Kriminal Bersenjata. Warga di Beoga menjadi ketakutan dan mengungsi. Mereka meminta dievakuasi keluar sementara dari Beoga.
-
Apa yang dilakukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di Papua? Pak Kapolri beliau jam 5 sudah berada di Papua, dengan Panglima TNI. Jadi beliau tidak bisa hadir, karena beliau tidak bisa hadir tentunya kita tidak mengikutsertakan para pejabat lainnya. Sehingga murni kita adalah PP Polri pada acara hari ini ya.
-
Kapan KPU Papua dan Papua Pegunungan berangkat ke Jakarta? Saat ini kami sedang bersiap-siap menuju Jakarta menggunakan pesawat milik Trigana yang akan transit di Makassar
-
Kapan Desa Panggungharjo dibentuk? Desa Panggungharjo dibentuk berdasarkan maklumat monarki Yogyakarta tahun 1946 yang mengatur tentang tata kalurahan saat itu.
-
Kapan Piramida Pugung Raharjo ditemukan? Situs ini ditemukan secara tidak sengaja oleh kelompok transmigran pada 1957.
-
Kapan kemacetan di Jakarta terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Bagaimana suku adat Papua mempromosikan Sail Teluk Cenderawasih di Jakarta? Warga suku Papua sedang melakukan aksi menabuh gendang saat mengkampanyekan Sail Teluk Cenderawasih di Kawasan Thamrin, Jakarta, Minggu (8/10/2023). Penampilannya tersebut sebagai bentuk untuk mempromosikan Sail Teluk Cenderawasih (STC) 2023 akan digelar di Biak Numfor, Papua.
"Memang ada rencana warga akan dievakuasi dari Beoga guna menghindari terjadinya aksi kekerasan yang dilakukan kelompok kriminal bersenjata (KKB)," kata Irjen Pol Fakhiri di Jayapura, Minggu (11/4). Seperti dilansir Antara.
Menurut dia, dipilihnya Sugapa karena letaknya lebih dekat dibanding ke Ilaga dan Timika. Helikopter TNI-Polri yang akan dikerahkan adalah yang di bawah kendali operasi (BKO) ke Satgas Nemangkawi.
Terkait jumlah warga yang akan diungsikan, Fakhiri mengaku belum mengetahui dengan pasti karena terkendala komunikasi ke Beoga.
"Namun berapapun jumlahnya kami akan berupaya mengevakuasi agar warga tidak lagi dicekam rasa ketakutan, apalagi dua orang yang menjadi korban adalah guru yang sudah cukup lama mengabdi di daerah itu," kata Irjen Pol Fakhiri.
Kapolda Papua juga memastikan melakukan penegakan hukum kepada para pelaku penembakan yang juga anggota KKB. Satgas Nemangkawi akan melakukan pengejaran dan penindakan atau penegakan hukum, kata Fakhiri.
Kapolda mengungkapkan satu pleton brimob akan dikirim ke Beoga untuk memperkuat personel yang ada. Terkait informasi lapangan terbang Beoga yang dikuasai KKB, Irjen Pol Fakhiri menyatakan akan dilakukan pembersihan.
"Karena itu satuan lain seperti Polsek, Koramil dan Satgas Pamrahwan fokus pada pengamanan saja dan tidak terpancing untuk melakukan pengejaran guna meminimalisir korban karena bisa saja itu trik KKB hingga menyebabkan jatuhnya korban dan mendapat tambahan amunisi dan senjata api," tutupnya.
Diberitakan sebelumnya,Pengungsi di Beoga, Kabupaten Puncak, Papua, mulai kesulitan bahan makanan. Mereka tidak lagi bisa berbelanja setelah insiden penembakan yang dilakukan kelompok kriminal bersenjata (KKB) dan menewaskan dua guru.
Kini mereka berharap dievakuasi keluar dari Beoga. Jika kondisi keamanan sudah kondusif, mereka akan kembali ke Beoga.
"Memang benar, kami mulai mengalami kesulitan karena kios atau warung tutup sejak terjadinya penembakan, Kamis (8/4)," kata Maria nama samaran yang bertugas di Puskesmas Beoga, Kabupaten Puncak kepada Antara, Minggu (11/4).
Sejak kasus penembakan, Maria beserta rekan-rekannya mengungsi ke rumah warga yang berdekatan dengan Koramil. Mereka berharap dapat segera dievakuasi keluar dari Beoga.
"Kami tidak mungkin bertugas dalam kondisi seperti ini karena diliputi ketakutan," kata tenaga medis yang mengaku masih honorer di Puskesmas Beoga dan kini bersama lima rekannya beserta dua anak balita mengungsi.
Maria yang dihubungi melalui telepon dari Jayapura itu menceritakan ketakutan yang dialaminya beserta rekannya walaupun sebetulnya dirinya sudah membaur dengan warga karena saat ini hampir tiga tahun di Beoga.
Untuk diketahui, KKB menembak Oktovianus Rayo dan Yonatan Renden. Keduanya guru di Distrik Beoga. Oktovianus Rayo (42) seorang guru yang tinggal di Kampung Julukoma, Distrik Beoga, Kabupaten Intan Jaya, Papua ditembak KKB hingga tewas pada Kamis (8/4).
Sementara korban kedua yakni Yonatan Randen seorang guru SMP Negeri 1 Beoga yang beralamat di Kampung Julukoma yang juga tewas ditembak oleh KKB pada Jumat (9/4) petang.
Baku tembak antara aparat kepolisian dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) terjadi pasca insiden penembakan terhadap dua guru dalam sepekan di distrik Distrik Beoga, Kabupaten Puncak Jaya, Papua.
"Kami masih melakukan pengejaran, dan semalam terjadi kontak tembak pasca penembakan kedua (kepada guru). Kemarin malem terjadi kontak tembak," kata Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Mustofa Kamal ketika dihubungi merdeka.com, Minggu (11/4).
Sampai sekarang, lanjut dia, pihaknya juga telah menambah personel guna memaksimalkan pengejaran terhadap para anggota KKB yang terus melakukan aksi teror.
"Sampai sekarang masih diburu, dan kita sudah tambahkan kekuatan lagi untuk pemburuan," terangnya.
Selain melakukan pengejaran, Mustofa menyampaikan bahwa pihaknya sedang melakukan evakuasi terhadap para warga yang berada di distrik Beoga untuk dibawa ke tempat yang lebih aman.
"Selain melakukan pengejaran, kita juga sedang konsentrasi untuk mengevakuasi masyarakat dari Boega ke Intan jaya. Karena Beoga ke Intan Jaya lebih dekat, dari pada dari Beoga ke Puncak," tuturnya.
Proses evakuasi juga dilakukan terhadap masyarakat pendatang yanh berada di Distrik Beoga. Dia mengatakan alasan dievakuasinya para penduduk ke Intan Jaya, karena akses yang tidak mendukung untuk ke Puncak Jaya.
"Pasalnya tidak ada akses mumpuni untuk ke Puncak. Kita juga evakuasi warga masyarakat pendatang, karena korban kemaren itu juga warga pendatang ya," jelasnya.
"Maka warga disana kita evakuasi ke tempat yang paling aman, tempat yang paling deket ke Intan Jaya," tambahnya.
(mdk/noe)