Kapolda Sumut Berharap Ungkap Pembunuhan Hakim Sebelum Dilantik Kabaharkam
Jenderal berbintang dua ini juga menyatakan kasus pembunuhan itu tidak ada kaitan dengan perkara yang ditangani Jamaluddin. "Tapi yang pasti motifnya bukan karena penanganan perkara," ucapnya.
Kasus pembunuhan terhadap hakim Pengadilan Negeri (PN) Medan, Jamaluddin (55), masih menjadi misteri. Namun, Kapolda Sumut, Irjen Pol Agus Andrianto, berharap kasus itu dapat terungkap sebelum dia resmi menjabat Kabaharkam.
"Saya mohon doa restu mudah mudahan dapat terungkap sebelum saya pindah," ujar Agus di Mapolrestabes Medan, Senin (9/12).
-
Kenapa tiga anggota Polri ini mendapatkan penghargaan Bintang Bhayangkara Nararya? Sebagai penghargaan kepada anggota Polri yang berjasa besar dengan keberanian, kebijaksanaan, dan ketabahan luar biasa melampaui panggilan kewajiban yang disumbangkan untuk kemajuan dan pengembangan kepolisian, atau tidak pernah cacat selama bertugas di kepolisian,"
-
Kapan Presiden Jokowi menganugerahkan Bintang Bhayangkara Nararya kepada ketiga anggota Polri? Presiden Joko Widodo hadir dalam Upacara Peringatan Hari Bhayangkara ke-78 Tahun 2024 di Pelataran Merdeka Monumen Nasional Jakarta, Senin (01/07).Di kesempatan yang sama, Jokowi juga memberikan atau menganugerahkan Tanda Kehormatan Bintang Bhayangkara Nararya.
-
Bagaimana SMKN Jateng membantu Dhimas meraih cita-citanya menjadi anggota Polri? "Terus waktu SMK banyak fasilitas olahraga yang bagus jadinya mendukung. Dididik juga secara fisik dan mental semua dapat di sekolah sampai akhirnya daftar (polisi) sekali langsung masuk," katanya.
-
Apa putusan yang diberikan majelis hakim dalam sidang praperadilan Pegi Setiawan? Mengadili, mengabulkan praperadilan atas pemohon atas nama Pegi Setiawan dan dinyatakan tidak sah dan dibatalkan demi hukum," kata Hakim tunggal Eman Sulaeman saat membacakan putusan di PN Bandung, Senin (8/07).
-
Kapan Habib Muhammad bin Idrus Al Habsyi meninggal? Makam Habib Muhammad meninggal di Kota Surabaya pada tahun 1917 Masehi.
-
Apa yang dilakukan Hadi Tjahjanto saat bertemu dengan keluarga prajurit TNI? Hadi juga sempat menceritakan perjuangan menjadi anak Kopral. "Tahu enggak Ibu-Ibu, dulu Bapak saya pangkatnya apa? Bapak saya pangkatnya Kopral. Tapi Bapak saya bisa menyiapkan saya ternyata bisa menjadi Menkopolhukam. Ya karena sekolah dan doa dari Ibu tiap hari," ungkapnya.
Dia mengatakan, penanganan kasus itu bergantung pada alat bukti dan saksi. Penyidik masih mendalami informasi yang ada, alibi, hasil analisa, hasil pemeriksaan laboratorium forensik dan bukti-bukti lain.
Jenderal berbintang dua ini juga menyatakan kasus pembunuhan itu tidak ada kaitan dengan perkara yang ditangani Jamaluddin. "Tapi yang pasti motifnya bukan karena penanganan perkara," ucapnya.
Meskipun sudah dapat menduga kasus dan keterkaitannya, namun penetapan tersangka tidak boleh sembarangan. "Supaya kita jangan sampai salah menduga orang, menempatkan orang sebagai tersangka, karena dampaknya kepada orang dan keluarga," ujar Agus.
Kasus Hakim Jamaluddin jadi PR Polda Sumut
Sejauh ini, sudah 25 saksi yang dimintai keterangan terkait kasus pembunuhan Jamaluddin. Namun belum ada satu pun tersangka yang ditetapkan.
Terkait hasil pemeriksaan forensik yang menyebut korban meninggal antara 12 sampai 20 jam sebelum diautopsi, Agus belum bisa menyimpulkan waktu pasti dan lokasi pembunuhannya. "Itu kan antara, bisa dalam rentang waktu itu, tapi tida bisa kita pastikan bahwa itu 20 jam, tapi antara tentang waktu itu. Jadi hasil labfor dan pemeriksaan dokter forensik akan kita periksa lagi," ujarnya.
Agus mengakui pembunuhan terhadap Jamluddin masih menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi institusinya. Namun bukan berarti timnya tidak bekerja. "Kita tidak punya niat untuk menghambat apalagi menutupi hasil penyelidikan. Kita lebih senang perkara itu terungkap, supaya kita bisa sampaikan ke publik," ujarnya.
Dia pun meminta maaf kepada masyarakat karena kasus pembunuhan terhadap Jamaluddin belum terungkap. "Saya mohon maaf masih banyak mungkin PR yang saya kerjakan, itu adalah kesalahan saya sebagai pimpinan. Tapi anggota saya sudah berupaya maksimal," kata Agus.
Kronologi Ditemukan Tewas
Seperti diberitakan, Jamaluddin yang juga menjabat Humas PN Medan ditemukan tak bernyawa di jok tengah mobil Toyota Land Cruiser Prado dengan nomor polisi BK 77 HD. Kendaraan mewah berisi jasad hakim PN Medan itu didapati di jurang pada areal kebun sawit di Desa Suka Dame, Kutalimbaru, Jumat (29/11).
Bagian depan mobil ringsek karena menghantam pohon sawit. Airbagnya juga terbuka.
Jasad Jamaluddin telah diautopsi di RS Bhayangakara, Medan, Jumat (29/11) malam. Jenazahnya kemudian dibawa untuk dimakamkan di Nagan Raya, Aceh, Sabtu (30/11).
Selanjutnya, Agus memastikan Jamaluddin merupakan korban pembunuhan. Dia diperkirakan meninggal antara 12 hingga 20 jam sebelum diautopsi.
(mdk/lia)