Kapolres Lubuklinggau mengaku diangkat anak oleh korban penembakan
Kapolres Lubuklinggau mengaku diangkat anak oleh korban penembakan. Saat mengantar jenazah korban, Kapolres mengaku diterima baik oleh keluarga. Bahkan dia diangkat anak. Namun saat dikonfirmasi, keluarga tidak mau membicarakan soal itu.
Kapolres Lubuklinggau AKBP Hajat Mabrur Bujangga menuturkan, situasi di wilayah hukumnya masih kondusif pasca insiden penembakan polisi yang menyebabkan dua penumpang tewas dan empat lain terluka pekan lalu. Tidak ada gejolak apapun dari pihak keluarga maupun warga.
"Alhamdulillah masih kondusif, baik di Lubuklinggau atau di Belitar Bengkulu kediaman korban," ungkap Hajat saat dihubungi merdeka.com, Rabu (26/4).
-
Kenapa polisi menduga keluarga itu bunuh diri? Mereka tidak ditemukan unsur kekerasan di lokasi kejadian. "Kalau melihat kondisi rumah, rumah hanya satu pintu ke depan. Di belakang ada jendela, tetapi tidak ada kerusakan sama sekali. Pintu juga tidak rusak, barang-barang dalam kamar masih tersusun rapi," jelas AKP Gandha Syah Hidayat di lokasi kejadian, Selasa (12/12).
-
Apa yang membuat polisi curiga dengan tali yang dipakai mengikat satu keluarga? "DNA yang ada di tali ya, yang ditemukan di TKP (tempat kejadian perkara). Satu melekat pada korban dan satu masih satunya terlepas dari korban. Itu yang kami lakukan pemeriksa intinya itu," ucapnya, Senin (18/3).
-
Mengapa polisi mengancam akan menjerat keluarga para pelaku? Polisi mengancam keluarga dapat dijerat Pasal 221 KUHP karena dianggap menyembunyikan atau penghalang pelaku kejahatan.
-
Kapan mobil itu ditabrakkan bocah ke tembok? Ternyata kejadian yang sempat menjadi tontonan pengunjung mall itu, terjadi pada hari Minggu, (21/4) lalu untuk lokasinya berada di Mall Of Indonesia (MOI).
-
Kapan gadis tersebut melapor ke polisi? Korban merupakan warga Old City, Hyderabad. Dia berjalan sendirian ke kantor polisi dua tahun lalu dan mengajukan laporan terhadap ayahnya.
-
Apa yang dilakukan oleh pengendara mobil merah di Tol Indraprabu? Pengendara mobil merah nekat melaju lawan arah di jalur tol.
Dia menceritakan, saat mengantar jenazah Surini (54) ke rumah dukam keluarga menerima kenyataan ini sebagai musibah. Kapolres justru mengaku diangkat anak oleh korban.
"Bahkan saat saya berkunjung waktu itu, saya diangkat anak oleh pak Kaswan (60), suami almarhumah Surini. Saya menerima, itu artinya keluarga tidak apa-apa," ujarnya.
Saat dikonfirmasi, salah satu keluarga korban, Matsa (54) enggan memberikan komentar terkait pengakuan Kapolres Lubuklinggau yang menyebut telah diangkat anak oleh Kaswan. Pasalnya, keluarga masih berduka atas musibah itu.
"Maaf mas ya, kami tidak mau komentar dulu soal pengangkatan anak itu, kami masih sedih, masih berduka," kata Matsa.
Meski demikian, pihak keluarga tetap berharap kasus ini diproses sesuai hukum yang berlaku. "Kami ini tidak tahu apa-apa, orang kampung, cuma berkebun. Kami punya masalah tapi diharap tidak menimbulkan masalah," ucapnya.
Baca juga:
4 Korban penembakan polisi Lubuklinggau diperbolehkan pulang
Bocah korban penembakan polisi ogah digendong Kapolda Sumsel
Polisi berencana periksa saksi penembakan di Lubuklinggau di rumah
Reaksi keras keluarga korban tabrakan, Kapolda Sumsel sebut saudara
Usai ditahan, Brigadir K dikabarkan sempat stres