Kapolres Way Kanan hina wartawan, Kapolda Lampung langsung bertindak
Kapolres Way Kanan hina wartawan, Kapolda Lampung langsung bertindak. Mana baca koran lagi sekarang dah tutup semua Koran itu. Nonton TV juga banyak yang nonton? TV berita juga jarang ditonton, mending nonton bokep dari pada nonton berita TV".
Kapolda Lampung, Irjen Pol Sudjarno langsung memerintahkan Kapolres Way Kanan AKBP Budi Asrul Kurniawan meminta maaf, atas ucapannya yang diduga telah menghina wartawan Dedi Tarnando (anggota IJTI Lampung) dan Dian Firasa (Wartawan online) di Lampung. Hal itu terjadi saat Dian tengah menjalankan tugas peliputan aksi penyetopan angkutan Batubara, pada Minggu (27/8).
"Saya sudah perintahkan Kapolres untuk meminta maaf kepada jurnalis dan masyarakat Lampung," kata Sudjarno melalui pesan singkat yang diterima wartawan di Jakarta, Senin (28/8).
Selain itu, Sudjarno juga telah memerintahkan ke anggotanya di Polda Lampung untuk mengklarikasi atas ucapannya Kapolres Way Kanan di bidang Propam.
"Dan hari ini saya perintahkan ke Polda Lampung untuk klarifikasi ucapannya di bidang Propam polda Lampung," pungkasnya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun merdeka.com, kasus itu bermula saat Dedi Tarnando (Anggota IJTI Lampung) dan Dian Firasa (Wartawan On Line) tengah menjalankan tugas peliputan aksi penyetopan angkutan batu bara oleh masyarakat yang tergabung dalam posko mawar di simpang 4 Blambangan Umpu, Way Kanan, Minggu (27/8) dini hari.
Warga kemudian hendak menggiring mobil ke Polres Way Kanan dan hendak membuat pengaduan terkait kendaraan batubara yang memuat angkutan melebihi batas maksimum kendaraan yang merusak jalan
Singkat cerita sekitar pukul 03.00 pagi Kapolres Way Kanan AKBP Budi Asrul Kurniawan tiba di lokasi dan menemui warga dan sopir angkutan batu bara.
Saat itu Kapolres hendak memberikan arahan kepada massa yang mencegah lajunya kendaraan angkutan batu bara sesuai hasil kesepakatan larangan melintas yang telah disepakati sebelumnya.
Sebelum arahan lanjut Dian, kapolres mengecek adakah wartawan di lokasi (Pos Mawar) dan keduanya (Dian dan Dedy) dilarang merekam dan mengeluarkan kamera. Bahkan Kapolres sempat memerintahkan polisi untuk menggeledah wartawan, namun ditolak Dedi.
Setelah selesai memberikan arahan kepada massa. Dedy dan Dian mendengar dan melihat langsung bahwa Kapolres di hadapan kerumunan massa mengatakan 'wartawan taik kucing, gua tidak takut'.
Namun, tidak disangka-sangka, kata Dian, setelah dia dan Dedy langsung mencoba mengklarifikasi pernyataannya. Bukannya perkataan maaf yang diterima malah lontaran pelecehan profesi Wartawan semakin jadi.
Bahkan Kapolres mengatakan siapa sih yang mau baca Koran sekarang ini apa lagi Koran-koran Lampung cacingan seperti itu. Sekarang ini orang sudah baca online. Lu bangun tidur bacanya apa? WhatsApp kan. Mana baca koran lagi sekarang dah tutup semua Koran itu. Nonton TV juga banyak yang nonton? TV berita juga jarang ditonton, mending nonton bokep dari pada nonton berita TV".
Bahkan sekali lagi kapolres dalam rekamannya menantang wartawan silahkan menulis apapun tentang dia, dia nggak takut.
-
Mengapa polisi cepek semakin banyak di Jakarta? Munculnya polisi cepek sejalan dengan perkembangan wilayah perkotaan di Indonesia, terutama di Jakarta, yang kini dikenal sebagai salah satu kota metropolitan dengan tingkat kemacetan tertinggi dan durasi kemacetan terlama di Indonesia.
-
Apa yang dimaksud dengan pangkat polisi? Mengutip dari laman polisi.com, tanda kepangkatan Polri adalah daftar tanda pangkat yang dipakai oleh Kepolisian Negara Indonesia.
-
Siapa yang ditangkap polisi di Bandung? Pegi Setiawan adalah satu dari tiga orang yang yang masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) kasus pembunuhan Vina. Pegi Setiawan ditangkap tim Ditreskrimum Polda Jabar dan Bareskrim Mabes Polri di Kota Bandung. Momen itu terjadi saat dirinya pulang bekerja sebagai buruh bangunan.
-
Siapa yang ditangkap polisi? "Kami telah mengidentifikasi beberapa pelaku, dan saat ini kami baru menangkap satu orang, sementara yang lainnya masih dalam pengejaran," ujar Kusworo.
-
Bagaimana polisi tersebut disekap? Saat aksi percobaan pembunuhan itu dilakukan, korban memberontak sehingga pisau badik yang dipegang pelaku N mengenai jari korban dan mengeluarkan darah. "Selanjutnya tersangka N melakban kedua kaki agar korban tidak berontak.
-
Apa yang disita oleh petugas Satpol PP di Denpasar? Barang bukti yang sita itu 4,5 kg daging anjing dan (ada yang sudah diolah) berupa rica-rica dan rawon. Itu, katanya laris dikonsumsi oleh orang-orang terbatas," kata Kepala Satpol PP Provinsi Bali, Dewa Nyoman Rai Dharmadi, saat dikonfirmasi Kamis (1/8).