Kapolri isi materi dalam pertemuan Asia Pasific on Money Laundering di Nepal
Mantan Kepala BNPT ini menilai dengan hasil evaluasi yang baik akan mendorong peningkatan rating investment grade Indonesia. Sehingga berperan dalam meningkatnya investasi, transaksi bilateral dan resiprokal.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian memberi materi bertajuk 'The Importance of Regional Cooperation on Combating Terrorist Financing' dalam acara Asia Pasific on Money Laundering 21st Annual Meeting 2018 di Hotel Crowne Kathmandu Nepal pada 21-27 Juli 2018.
Tito menjelaskan Asia Pacific Group on Money Laundering (APG ML) merupakan organisasi perkumpulan pemerintah yang terdiri dari 41 negara anggota termasuk Indonesia. Tahun ini merupakan pertemuan tahunan ke-21 yang dilaksanakan di Kathmandu, Nepal.
-
Kapan Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo lahir? Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo lahir pada 7 Januari 1905, di Cepu, Jawa Tengah.
-
Kapan Kota Tua Jakarta didirikan? Sejarah Kota Tua Jakarta berawal pada 1526, ketika Fatahillah, seorang komandan dari Kesultanan Demak, menyerang Pelabuhan Sunda Kelapa yang merupakan milik dari Kerajaan Pajajaran.
-
Kapan Ari Dono Sukmanto menjabat sebagai Kapolri? Dia menjabat antara 23 Oktober 2019 hingga 1 November 2019 alias 1 pekan 2 hari.
-
Kapan Arca Totok Kerot ditemukan? Pada tahun 1981, penduduk melaporkan adanya benda besar dalam gundukan di tengah sawah. Gundukan tersebut digali hingga terlihat sebuah arca. Penggalian hanya dilakukan setengah badan saja yaitu pada bagian atas arca.
-
Kenapa Ari Dono Sukmanto menjadi Kapolri? Saat itu Ari yang berkedudukan sebagai Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia atau Wakapolri naik menjadi Kapolri sebagai pelaksana tugas.
-
Kapan Kurniawan Dwi Yulianto lahir? Kelahiran Kurniawan Dwi Yulianto 13 Juli 1976
"Organisasi ini berupaya untuk memastikan setiap negara anggota berperan secara aktif melaksanakan standar tindakan yang telah ditetapkan dalam kebijakan anti pencucian uang, pendanaan teroris dan penyebaran pendanaan senjata pemusnah massal," kata Tito melalui keterangan tertulis, Selasa (24/7).
Menurut Tito, ada rencana agenda tambahan yaitu pelaksanaan penilaian FATF (Financial Action Task Force) terhadap beberapa negara untuk dievaluasi dan menentukan potensinya menjadi anggota FATF, salah satunya Indonesia.
"Bagi Indonesia menjadi bagian dalam keanggotaan FATF sangat penting, karena Indonesia menjadi sejajar dengan negara-negara lain khususnya G20," kata Tito.
Mantan Kepala BNPT ini menilai dengan hasil evaluasi yang baik akan mendorong peningkatan rating investment grade Indonesia. Sehingga berperan dalam meningkatnya investasi, transaksi bilateral dan resiprokal.
"Hasil ini memberi sinyal yang kuat tentang komitmen Indonesia terhadap upaya pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme, baik di jurisdiksi Indonesia maupun dalam rangka kerjasama regional dan Internasional," ujarnya.
Sementara itu, Tito juga akan menjadi narasumber dalam pertemuan secara khusus tanggal 24 Juli 2018 pada agenda plenary discussion terkait CFT : Strategic and Global Issues dengan topik 'The Importance of Regional Cooperation in Combating Terorist Financing'.
Agenda tersebut, kata Tito, memberikan gambaran tentang kerja sama kawasan dalam menanggulangi terorisme. Sekaligus akan memberikan dukungan secara langsung kepada Tim Delegasi RI yang dipimpin oleh Kepala PPATK.
"Sehingga bisa memberikan keyakinan kepada pihak penilai FATF bahwa Indonesia serius dan sangat mendukung dalam menunjang upaya yang dilakukan RI guna menjadi anggota FATF," tukasnya.
Baca juga:
Pemeran film 22 Menit meriahkan anugerah jurnalistik Polri
Mekanisme pelibatan perwira TNI berantas teroris bersama Densus 88 sedang digodok
Kapolri usul UU perlindungan dan rutan khusus penegak hukum kepada DPR
Kapolri: Antisipasi ancaman utama pada Asian Games adalah terorisme
Usul rapat tertutup ditolak, Fraksi Gerindra WO dari raker Komisi III dan Kapolri
Di rapat DPR, Kapolri laporkan 25 kasus politik uang selama Pilkada 2018