Kapolri prediksi Pilkada Serentak 2018 tak berlangsung panas seperti DKI
Kapolri Jenderal Tito Karnavian yakin proses Pilkada Serentak 2018 di 171 daerah berlangsung aman. Dia yakin Pilkada kali ini tidak akan sepanas Pilkada DKI Jakarta 2017.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian yakin proses Pilkada Serentak 2018 di 171 daerah berlangsung aman. Dia yakin Pilkada kali ini tidak akan sepanas Pilkada DKI Jakarta 2017.
"Kemungkinan situasi yang mungkin kurang bagus, seperti Pilkada DKI, kecil kemungkinan terjadi di 171 wilayah ini," kata Tito dalam rapat kerja di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (14/3).
-
Apa itu Pilkada Serentak? Pilkada serentak pertama kali dilaksanakan pada tahun 2015. Pesta demokrasi ini melibatkan tingkat provinsi, kabupaten, dan kota.
-
Apa definisi dari Pilkada Serentak? Pilkada Serentak merujuk pada pemilihan kepala daerah yang dilaksanakan secara bersamaan di seluruh wilayah Indonesia, termasuk pemilihan gubernur, bupati, dan wali kota.
-
Mengapa Pilkada penting? Pilkada memberikan kesempatan kepada warga negara untuk mengekspresikan aspirasi mereka melalui pemilihan langsung, sehingga pemimpin yang terpilih benar-benar mewakili kehendak dan kebutuhan masyarakat setempat.
-
Kapan Pilkada serentak berikutnya di Indonesia? Indonesia juga kembali akan menggelar pesta demokrasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) secara serentak di tahun 2024. Pilkada 2024 akan dilasanakan ada 27 November 2024 untuk memilih gubernur, wali kota, dan bupati.
-
Kenapa Pilkada Serentak dianggap penting? Sejak terakhir dilaksanakan tahun 2020, kali ini Pilkada serentak diselenggarakan pada tahun 2024. Dengan begitu, penting bagi masyarakat Indonesia untuk mengetahui kapan Pilkada serentak dilaksanakan 2024.
-
Kenapa Pilkada itu penting? Pilkada artinya singkatan dari Pemilihan Kepala Daerah, adalah salah satu momen krusial dalam sistem demokrasi kita.
Menurutnya, ada beberapa faktor yang membuat Pilkada DKI Jakarta berlangsung kontroversial. Salah satunya karena latar belakang agama salah satu calon hingga koalisi dukungan antar partai.
"Yang pertama latar belakang salah satu calon, baik keagamaan maupun keturunan, ditambah ada beberapa pihak yang kurang nyaman dengan cara bicara salah satu pasangan calon," ungkapnya.
"Ditambah lagi dengan komponen keempat, partai pendukung pemerintah dan oposisi pada posisi berseberangan," sambungnya.
Deret faktor itu, kata Tito, tidak terlihat di pilkada 2018. Namun, Mantan Kapolda Metro Jaya ini tidak menutup kemungkinan pilkada akan tegang di beberapa tempat, namun Polri sudah melakukan antisipasi sejak dini.
"Mungkin ada satu dua wilayah yang memiliki faktor itu. Tentu ini jadi atensi khusus dan pengamanan khusus di tempat itu. Terutama mendinginkan suasana dan mempersiapkan pasukan yang cukup di daerah itu," tandasnya.
Baca juga:
Di RDP, politisi Demokrat ingatkan Kapolri netral usut kasus calon kepala daerah
Politisi PDIP cecar Kapolri minta kasus Novel Baswedan segera diungkap
Raker di DPR, Kapolri sebut mayoritas kasus penyerangan ulama hoaks
Kapolri: Teroris di Poso masih ada kurang dari 10 orang lagi
Rapat kerja di DPR, Kapolri usul pelaksanaan Pilkada Serentak dievaluasi