Kasus beras plastik segera disidik Polresta Bekasi
Polisi sudah menemukan bukti awal dan segera menetapkan tersangka dalam kasus ini.
Polresta Bekasi Kota menyatakan segera meningkatkan status kasus dugaan beras plastik yang beredar di wilayah setempat dari penyelidikan ke penyidikan. Sebab dari hasil uji laboratorium, ditemukan ada kandungan plastik dalam beras beredar itu.
"Ini sudah ada bukti awal. Kami akan meningkatkan dari penyelidikan ke penyidikan," kata Wakasat Intelkam Polresta Bekasi Kota, AKP Muhadi di Kantor Wali Kota Bekasi, Kamis (21/05).
Muhadi mengatakan, sejauh ini polisi baru memeriksa dua saksi terkait kasus itu. Keduanya antara lain penjual beras dan si pembeli beras.
"Sekarang sedang ditangani di Polsek, secepat mungkin untuk dilimpahkan ke Polres agar cepat diselesaikan," ujar Muhadi.
Sebelumnya, kasus beredarnya beras plastik terungkap dari pengaduan Dewi Setiani, warga Bekasi, Jawa Barat. Sebab dia merasa resah dengan beras yang dia beli Minggu (17/5) pekan lalu karena terasa aneh. Mulai dari bentuk hingga rasa, beras ini lebih terasa seperti plastik.
Awalnya, Dewi membeli beras di Pasar Mutiara Gading Timur, Bekasi buat diolah menjadi nasi uduk. Menurut pedagang, beras ini berasal dari Karawang dengan merek Straramos.
"Kemarin saya beli beras di pasar. Seperti biasa saya membeli beras ini kiloan dengan harga Rp 8000 per kilo. Tapi saat saya beli ini enggak seperti beras yang saya konsumsi sebelumnya," kata Dewi ketika dihubungi merdeka.com.
Dugaan adanya beras palsu tersebut pun muncul ketika Dewi memasak beras itu menjadi nasi uduk buat dijual. Bahkan, saat dia memasak buat kedua kalinya guna memastikan, hasilnya pun tetap sama.
"Berasnya jadi aneh dan rasanya juga enggak kayak nasi pada umumnya. Lebih terasa kayak plastik, karena sintesisnya berasa banget," imbuh Dewi.
Dengan adanya beras palsu ini, Dewi mengurungkan niatnya menjual nasi uduk. Dia enggan menukar beras itu dengan beras lain karena menurutnya hasilnya akan sama saja.
"Suami saya menyarankan untuk menukarnya dengan beras baru. Tapi percuma mungkin hasilnya akan sama saja. Insya Allah saya akan melaporkan ini ke YLKI, karena sangat merugikan. Semoga tidak menimpa pedagang lain," tutup Dewi.