Resah Banyak Sampah Plastik, Warga Medan Ini Ciptakan Sedotan dari Rumput yang Unik
Selain berukuran lebih besar dari rumput biasa, rumput purun juga lebih kokoh dan tentunya ramah lingkungan.
Apakah rumput bisa dijadikan sebagai peralatan makan? Jawabannya bisa. Adalah Erwianto Pratama Ong asal Medan yang menciptakan inovasi tersebut menggunakan sebatang rumput. Namun jangan salah, karena rumput yang dipakai merupakan rumput purun yang berukuran besar.
Selain berukuran lebih besar dari rumput biasa, rumput purun juga lebih kokoh dan tentunya ramah lingkungan. Sedotan juga bisa digunakan lebih dari sekali, sehingga lebih hemat serta steril untuk minuman.
-
Kenapa sedotan plastik menjadi limbah? Saat ini, sedotan sudah mulai menjadi limbah plastik yang mengkhawatirkan.
-
Kenapa Kopiah Resam ramah lingkungan? Maka tak heran jika kerajinan tradisional yang satu ini sangat ramah lingkungan.
-
Di mana sedotan bisa ditemukan? Sedotan dapat dijumpai di berbagai tempat, mulai dari minuman yang dibeli dari penjual, minimarket, hingga warung-warung yang menjual es.
-
Apa yang bisa dibuat dari sedotan? Sedotan dapat dijumpai di berbagai tempat, mulai dari minuman yang dibeli dari penjual, minimarket, hingga warung-warung yang menjual es.
-
Sedotan apa yang aman untuk kesehatan? Untuk mengurangi dampak kesehatan dan lingkungan dari penggunaan sedotan, sebaiknya kita berusaha untuk menghindari atau membatasi penggunaannya. Beralihlah ke alternatif yang lebih ramah lingkungan, seperti minum langsung dari gelas atau botol tanpa sedotan, atau gunakan sedotan yang terbuat dari bahan yang dapat didaur ulang seperti stainless steel atau bambu.
-
Apa yang digunakan warga Sumedang untuk kurban ramah lingkungan? Cara warga di Kabupaten Sumedang ini patut ditiru, karena menggunakan wadah tahu ramah lingkungan untuk mendistribusikan daging kurban.
Ide ini sebelumnya dirintis Erwin karena resah akan banyaknya sampah plastik yang ditinggalkan pengguna sedotan biasa. Kendati inovasinya hebat, namun proses ini ia berhasil patenkan setelah berkali-kali percobaan dan kegagalan.
Kini produknya diburu oleh masyarakat yang sadar akan penumpukan sampah plastik, hingga tembus ekspor luar negeri. Berikut informasinya.
Resah Soal Kerusakan Lingkungan
Awal mula usaha ini dijalankan Erwianto setelah dirinya merasa resah dengan kondisi lingkungan saat ini dipenuhi pencemaran plastik. Sebab, selama ini sedotan menjadi elemen sehari-hari yang banyak digunakan oleh masyarakat untuk kebutuhan mengkonsumsi minuman dan tidak ada habisnya.
Erwianto kemudian berpikir untuk menciptakan sedotan berbahan rumput purun yang banyak ditemukan di wilayah rawa-rawa, serta mencoba memasarkannya.
“Awalnya saya mencoba membuat sedotan plastik, namun ternyata target marketnya kurang. Di luar negeri bahkan sudah beralih produk-produk ramah lingkungan,” terang pria berusia 35 tahun itu, mengutip Youtube Liputan6 SCTV, Senin (12/8).
Alasan Menggunakan Purun
Penggunaan tanaman purun sendiri karena sifatnya yang kuat namun tetap elastis. Ini tentu akan memudakan penggunanya saat meminum air, karena sifatnya yang tidak kaku.
Batang rumput yang digunakan memiliki panjang sekitar 10 sampai 15 cm, yang ia potong dan dia sterilisasi bagian dalamnya. Tanaman kemudian kemudian kembali dibersihkan menggunakan rendaman air hangat hingga bersih dari bakteri.
Setelah siap, sedotan purun kemudian dipanaskan di dalam oven dengan suhu hingga 100 derajat selsius. Usai kering dan steril, sedotan sudah siap untuk dikemas dan dikirim ke konsumen melalui kemasan kardus.
Berkali-kali Alami Kegagalan
Kendati sudah tembus hingga pasar India, Erwianto mengaku jika proses merintis usahanya ini terbilang tidak mudah. Ia berkali-kali melakukan percobaan, dengan hasil yang juga beberapa kali gagal.
Beberapa faktor di antaranya, karena sedotan belum steril lalu sedotan kurang kokoh hingga masih berbau.
“Saya terus menerus mencoba selama enam bulan, saya kasih ke famili dan minta mereka buat nyoba. Ternyata ini masih bau dan lain sebagainya. Saya kemudian belajar lagi, mencari tahu lagi nah sampai sedotannya sudah bagus,” kata dia.
Sedotan Lolos Uji Kesehatan
Karena sedotan digunakan untuk minuman, maka Erwianto akan sangat mengutamakan kualitas. Ia menyebut jika produknya tidak sembarangan ia produksi lalu dipasarkan.
Terdapat sejumlah pengujian, seperti ultra violet untuk mendeteksi bakteri, sampai benar-benar aman digunakan. Bahkan, Erwianto juga menguji keamanan sedotannya di dinas perindustrian setempat hingga produknya mendapat sertifikat aman dan layak digunakan.
“Sedotan saya juga sudah lulus dari dinas perindustrian, dan telah mendapat sertifikat kelayakan,” katanya.
Dijual Rp60 Ribu per 100 Batang Sedotan
Saat ini, harga sedotan yang dijualnya berkisar Rp60 ribu per kotak kemasan, dengan isi sebanyak 100 sedotan.
Selain di Sumatera, produk sedotan tersebut juga terjual hingga pulau Jawa bahkan mancanegara seperti India dan Singapura. Untuk penjualan di Medan, tak sedikit konsumen yang datang langsung ke tempat usahanya.
Selain peduli lingkungan, Erwianto juga memberdayakan ibu-ibu di sekitar tempat tinggalnya sehingga mereka bisa berdaya dan memiliki penghasilan sendiri.
“Penjualan saat ini mancanegara juga ada, kemarin sampai di India ya di Kota Mumbai, lalu ada juga sampai Singapura,” tambahnya.