Kasus Covid-19 di Sekolah Melonjak Dua Kali Lipat, Pemkot Bogor Batal Hentikan PTM
Dinas Kesehatan Kota Bogor, Jawa Barat, mendata kasus positif Covid-19 di sekolah meningkat hampir dua kali lipat dalam sehari dari 45 orang pada Senin (31/1) menjadi 85 orang pada Selasa (1/2).
Dinas Kesehatan Kota Bogor, Jawa Barat, mendata kasus positif Covid-19 di sekolah meningkat hampir dua kali lipat dalam sehari dari 45 orang pada Senin (31/1) menjadi 85 orang pada Selasa (1/2).
"Memang ada peningkatan, kami sedang koordinasikan kondisinya dengan Satgas Covid-19 Kota Bogor dan melakukan penanganan pasien," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Sri Nowo Retno di Kota Bogor, Rabu (2/2). Dikutip Antara.
-
Kenapa UMKM penting? UMKM tidak hanya menjadi tulang punggung perekonomian di Indonesia, tetapi juga di banyak negara lain karena kemampuannya dalam menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
-
Bagaimana cara PKM meningkatkan mutu mahasiswa? PKM membantu meningkatkan mutu mahasiswa agar optimal saat terjun ke masyarakat.
-
Dimana PKM dibentuk? PKM merupakan program yang secara khusus dibentuk oleh Direktorat Jendral Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (KEMENRISTEK DIKTI) Republik Indonesia.
-
Kapan PPK Pemilu dibentuk? Menurut peraturan tersebut, PPK dibentuk paling lambat 60 hari sebelum hari pemungutan suara.
-
Kenapa PMO penting? Tujuan utama PMO adalah untuk mencapai manfaat dari standarisasi dan mengikuti proses, kebijakan, dan metode manajemen proyek.
-
Bagaimana Pertamina mendukung UMKM binaannya agar naik kelas? Pertamina memiliki beragam program untuk UMKM binaannya, khususnya UMKM kerajinan, yakni program pembinaan yang meliputi pelatihan, pelibatan dalam pameran baik di dalam maupun luar negeri, pemberian akses pada sertifikasi, pemberian hibah alat teknologi tepat guna, publikasi dan promosi.
Retno mengatakan, lonjakan kasus positif Covid-19 di sekolah berawal sejak ada laporan ke Dinas Kesehatan Kota Bogor pada Minggu (26/1). Kemudian, koordinasi dengan Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Wilayah II Jawa Barat, Dinas Pendidikan Kota Bogor dan Puskesmas pun dilakukan untuk tindak lanjut penemuan kasus penyebaran penyakit tersebut di sekolah.
Upaya Pemkot Bogor
Sejumlah tindakan dilakukan Dinkes Kota Bogor untuk mencegah penyebaran Covid-19 di Sekolah. Upaya pencegahan itu seperti penelusuran, pengecekan dan perawatan pasien Covid-19 dari kalangan siswa dan guru mulai dilakukan. Gedung sekolah pun mulai dibersihkan dan dilakukan penyemprotan disinfektan untuk mencegah ada virus di gedung sekolah.
Pada Sabtu (29/1) sudah ditemukan 19 orang siswa dan guru yang terpapar, berasal dari lima sekolah, yakni satu SD, satu SMP dan tiga SMA. Berikutnya laporan penyebaran Covid-19 di sekolah semakin meningkat sehingga penelusuran, pengecekan dan perawatan atau 3T (Tracing Testing dan Treatment) ditingkatkan.
Pada Senin (31/1), Dinas Kesehatan Kota Bogor menyampaikan pasien positif Covid-19 siswa dan guru sempat 36 orang lalu menjadi 45 orang. Kasus positif Covid-19 pada 36 siswa dan guru terjadi di sembilan sekolah terdiri atas lima sekolah tingkat SMA, tiga sekolah tingkat SMP dan satu sekolah ditemukan pada sekolah dasar.
Di tingkat SMA yakni SMA Regina Pacis satu kasus, SMAN 6 sebanyak 15 kasus, SMA Bina Insani 10 kasus, SMAN 2 satu kasus dan SMAN 1 sebanyak dua kasus. Lalu tingkat SMP, ada di SMPN 6 ditemukan sebanyak empat kasus, SMPN 2 satu kasus dan SMPN 3 satu kasus, terakhir SD Julang ditemukan satu kasus.
Batal Hentikan PTM
Kemudian dari hasil penelusuran data berkembang menjadi 45 kasus positif dari sekolah-sekolah tersebut. Jumlah kasus tersebut, sempat membuat Wali Kota Bima Arya Sugiarto mengambil sikap untuk menghentikan sementara pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas seluruh sekolah hingga batas waktu yang tidak ditentukan.
Namun kondisi tersebut disampaikan Retno diralat dengan akan ada evaluasi lima hari penghentian PTM yang bisa bertambah menjadi 14 hari jika penambahan kasus positif Covid-19 di sekolah-sekolah tersebut bertambah sampai ada kebijakan lebih lanjut Pemerintah Kota Bogor dan Kota Depok.
Retno mengungkapkan, jumlah pasien positif terinfeksi virus tersebut pun bertambah menjadi sebanyak 85 orang siswa dan guru berasal dari 19 sekolah yaitu tiga SD, lima SMP dan 11 SMA. "Data sementara, seperti itu adanya," ujar dia.
Pemerintah Kota Bogor berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk memutuskan mengurungkan penghentian sementara pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas seluruh sekolah hingga batas waktu yang tidak ditentukan.
Evaluasi PTM
Retno mengatakan, hasil diskusi dengan Kantor Cabang Dinas (KCD) wilayah II Jawa Barat, Dinas Pendidikan dan pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) setempat akan mengevaluasi penyebaran kasus positif Covid-19 di sekolah dengan menghentikan PTM terbatas terlebih dahulu selama lima hari sejak temuan.
"Segera dilakukan penelusuran kontak erat kasus positif di sekolah maupun di rumahnya," kata Retno di Bogor, Selasa (1/2).
Dia menjelaskan, jika terdapat pengembangan kasus di sekolah-sekolah yang siswa atau gurunya terpapar Covid-19, maka penghentian sementara PTM berlanjut selama 14 hari.
Saat ini, Dinas Kesehatan sedang melakukan penelusuran kontak erat kasus positif Covid-19 di sekolah maupun di rumah warga sekolah tersebut untuk pemeriksaan SWAB antigen atau PC. Hal ini berlaku kepada seluruh kontak erat baik siswa maupun guru. Kondisi gedung sekolah pun, kata Retno, dilakukan penyemprotan disinfektan.
Penelusuran kontak erat dan pembersihan sekolah berlaku sejak Sabtu (29/1) sudah ada 19 orang siswa dan guru yang terpapar, berasal dari lima sekolah, yakni satu SD, satu SMP, dan tiga SMA. Berikutnya laporan penyebaran Covid-19 di sekolah semakin meningkat dan dilakukan terus penelusuran, pengecekan dan perawatan atau 3T (Tracing Testing dan Treatment).
Jumlah Guru dan Siswa Terpapar Covid-19
Jumlah pasien positif terinfeksi virus tersebut pun bertambah menjadi sebanyak 85 orang siswa dan guru berasal dari 19 sekolah yaitu tiga SD, lima SMP dan 11 SMA pada Selasa, (1/2).
Retno menyebut berdasarkan gejalanya, ada 56, 5 persen atau 48 orang bergejala ringan dan 23,5 persen atau 20 orang tidak bergejala dan sisanya masih dalam proses penelusuran
Sementara itu, Kepala KCD Pendidikan Wilayah II Jawa Barat I made Supriatna mengatakan penghentian PTM terbatas seluruh sekolah memang diralat sampai ada kebijakan Pemerintah Kota Bogor dan Depok selanjutnya.
Keterangan itu, dikatakannya, sudah dituangkan dalam surat edaran nomor 0399/pw.07.01-Cadisdik.Wil.II tentang ralat surat edaran nomor 0398/pw.07.01.-Cadisdik.Wil.II yang berarti tetap melanjutkan PTM terbatas mulai Rabu (2/2).
PTM terbatas tetap mengacu pada Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia, Nomor: 05/KB/2021, Nomor: 1347 tahun 2021, Nomor: HK. 01.08/MENKES/6678/2021, Nomor: 443-5847 tahun 2021 tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).
"Untuk sementara kita ralat sampai menunggu kebijakan Pemerintah Kota Bogor dan Depok," kata dia.
(mdk/gil)