Kasus pemukulan, Mendagri hentikan program kerja sama IPDN - Akmil
Mendagri: Kelalaian, kesalahan pasti pengawasan, pembinaan dari pengasuh, pejabat IPDN juga lemah.
Dua orang taruna dari akademi militer Magelang, dikabarkan dipukuli oleh lima orang praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) saat menjalankan program kunjungan taruna di kampus IPDN, Sumedang, Jawa Barat, beberapa waktu lalu. Pemukulan ini dilatarbelakangi tidak terimanya praja IPDN karena taruna Akmil berfoto di tangga seribu kampus IPDN.
Peristiwa ini berbuntut panjang. Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo langsung turun tangan. Lima praja IPDN yang melakukan pemukulan langsung dipecat alias diberhentikan dengan tidak hormat. Mendagri mengaku tengah mengevaluasi program kerja sama ini.
-
Apa yang dilakukan Ipda Purnomo saat bertemu dengan pengamen tersebut? “Nanti saya kasih uang, mas e sama mbak berpikir mau jualan apa. Ayo tolong ini dicatat namanya siapa, alamanya dimana. Tenang saja, nanti saya yang datengin, tapi tolong berhenti meminta-minta ya. Kasihan anaknya,” ungkap Purnomo.
-
Bagaimana cara Ipda Purnomo membantu pengamen tersebut? “Oh maunya gitu. Ya sudah, kalau sudah ada modal ya sudah jualan saja. Masnya ngamen tidak apa-apa, samean jangan minta-minta ya. Ndak boleh, lebih baik tangan di atas dari pada tangan di bawah,” tuturnya.
-
Siapa Aipda Purnomo? Purnomo tercatat sebagai anggota kepolisian Polres Lamongan.
-
Kapan Wibowo Wirjodiprodjo meninggal? Di akhir hidupnya, Ari dan Ira Wibowo menceritakan bahwa sang ayah pergi dengan tenang, tanpa rasa sakit, dan dikelilingi oleh keluarga tercinta.
-
Siapa menantu Panglima TNI? Kini Jadi Menantu Panglima TNI, Intip Deretan Potret Cantik Natasya Regina Ini potret cantik Natasya Regina, menantu panglima TNI.
-
Apa yang Prabowo pantau di IKN? Dalam kunjungan itu, Prabowo turut memantau langsung perkembangan pembangunan Istana Negara dan mendengarkan paparan oleh Tim Kontruksi IKN di lapangan yang berkaitan dengan lokasi dilaksanakannya upacara HUT RI mendatang.
"Kerja sama dengan Akpol dan Akmil yang sudah ada kami akan tunda dulu sampai Pradja IPDN berdisiplin penuh dan bisa dipertanggungjawabkan," ujar Tjahjo melalui pesan singkatnya kepada wartawan, Minggu (29/11).
Akibat peristiwa ini, Kementerian Dalam Negeri juga mengevaluasi seluruh kegiatan di IPDN. Termasuk jajaran pimpinan dan pamong atau pengasuh praja IPDN. Sebab, pimpinan dan pamong ikut bertanggungjawab atas peristiwa ini.
"Kelalaian, kesalahan pasti pengawasan pembinaan dari pengasuh, pejabat IPDN juga lemah. Sudah setahun ini dan beberapa kali pengarahan saya di jajaran IPDN. Detail (peristiwa) saya minta laporan tertulis, baru laporan lisan dan penjelasan pejabat IPDN Jatinangor," tegasnya.
Tjahjo menegaskan, kampus IPDN seharusnya menjadi cerminan dimulainya revolusi mental. Pesan ini sudah disampaikan Tjahjo berulang kali.
"Revolusi mental harus dimulai dari CPNS, praja IPDN, termasuk pengasuh dan pejabatnya. Sebagaimana pengarahan saya setahun yang lalu. Jaga kehormatan dan kewibawaan IPDN, revolusi mental harus dimulai dari CPNS IPDN. Disiplin harus ditegakkan," ucapnya.
(mdk/noe)