Kasus Positif Covid-19 di Aceh Belum Ada Tanda Penurunan
Angka makin mengalami peningkatan ditemukan Kamis (3/9) menjadi 85 kasus dan Jumat (4/9) tembus 90 orang kasus positif ditemukan.
Kasus baru terinfeksi Covid-19 di Aceh tampak belum terlihat ada tanda-tanda turun. Kasus baru terus ditemukan setiap hari dan angka mengalami peningkatan, terutama selama memasuki September 2020.
Memasuki awal bulan Selasa (1/9) Tim Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Aceh melaporkan ada penambahan 16 orang pasien positif. Mengalami peningkatan drastis Rabu (2/9) sebanyak 48 kasus.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Apa yang terjadi pada bocah yang viral di Bandung? Viral Remaja Pukuli Bocah Lalu Mengaku sebagai Keponakan Mayor Jenderal Sekelompok remaja tmenganiaya dan mencaci bocah di Bandung, Jawa Barat. Videonya viral setelah seorang pelaku mengaku sebagai keponakan seorang jenderal.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Bagaimana mutasi virus Corona pada pria tersebut terjadi? Selama masa infeksi, dokter berulang kali mengambil sampel dari pria tersebut untuk menganalisis materi genetik virus corona. Mereka menemukan bahwa varian asli Omicron BA1 telah mengalami lebih dari 50 kali mutasi, termasuk beberapa yang memungkinkannya untuk menghindari sistem kekebalan tubuh manusia.
Angka makin mengalami peningkatan ditemukan Kamis (3/9) menjadi 85 kasus dan Jumat (4/9) tembus 90 orang kasus positif ditemukan.
Data dari website dinkes.acehprov.go.id Sabtu (5/9) pukul 13.58 WIB tercatat, secara akumulatif yang terkonfirmasi positif sebanyak 1.883 pasien. Yang sedang dirawat 1.109 orang, sembuh 700 orang dan meninggal dunia mencapai 74 orang.
Banda Aceh dan Aceh Besar daerah paling tinggi angka positif selama ini. Masing-masing Banda Aceh 625 kasus dan Aceh Besar 482 kasus. Angka kesembuhannya sebanyak 191 kasus dan Aceh Besar terdapat 13 kasus. Sedangkan data meninggal dunia sama-sama 18 pasien
Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Aceh, Saifullah Abdulgani (SAG) mengatakan, kasus-kasus baru Covid-19 akan terus bertambah bila belum tumbuh kesadaran bersama, bahwa Covid-19 bisa dilawan dengan cara sangat sederhana.
Virus corona tak leluasa menular apabila semua orang disiplin mencuci tangan dengan sabun, tidak berkerumun, menjaga jarak antarsesama, dan memakai masker seperti pakaian yang wajib dikenakan sehari-hari.
Melonjaknya kasus-kasus baru belakangan ini karena proses tracing terus dilakukan di kabupaten/kota. Setiap satu orang Covid-19 yang ditracing ditemukan dua atau tiga kasus baru yang merupakan kontak eratnya.
"Mereka ikut terinfeksi karena kontak erat, tinggal serumah, satu ruangan kerja, dan tidak memakai masker," kata SAG, Sabtu (5/9).
Jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) bertambah 4 kasus, secara akumulatif menjadi 272 orang. Dari jumlah tersebut, 28 PDP dalam penanganan tim medis, 229 telah sembuh, dan 15 orang lainnya meninggal dunia.
Sedangkan, jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) secara akumulatif sebanyak 2.535 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 2.443 orang sudah selesai proses isolasi, dan sebanyak 89 orang masih menjalani isolasi di pelbagai kabupaten/kota.
"Penyakit Covid-19 belum ada obatnya. Kita harus berupaya dengan sungguh-sungguh agar tidak tertular dengan cara disiplin mencuci tangan pakai sabun, jaga jarak dengan orang lain, dan selalu memakai masker, terutama saat berada di luar rumah," ulang SAG.
Sementara itu Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Aceh, Safrizal Rahman menyebut kasus virus corona (Covid-19) di Aceh sudah masuk ke tahap yang mengkhawatirkan. Sehingga, diperlukan strategi yang jitu untuk bisa memutus rantai penularannya.
Hal itu didasari karena adanya penemuan mutasi virus corona yang meningkat hingga 10 kali lipat. Di samping itu, khususnya di Aceh, jumlah kasus corona juga sedang meningkat tajam.
"Aceh sudah sampai ke tahap serius, kita harus punya strategi, kalau tidak kita bakal kewalahan nanti," kata Safrizal.
Menurutnya, hal itu terlihat dari kondisi ruang RICU di Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin (RSUZA) dan beberapa rumah sakit lainnya, yang hampir penuh oleh pasien terinfeksi corona.
Dikhawatirkan, jika ruang RICU penuh, terpaksa dipindah ke ruang biasa. Dan itu akan membahayakan bagi pasien lainnya yang non-covid-19.
"Ruang RICU itu sudah penuh terus, khawatirnya kalau penuh tentu akan di bawa ke ruang biasa, nah itu bisa bahaya bagi pasien lainnya," ucapnya.
Selain itu, kondisi para petugas medis di Aceh juga sudah banyak yang terinfeksi virus corona. Jumlah mencapai 210 lebih. Hanya saja mereka yang terpapar corona sebagian besar bergejala ringan dan tanpa gejala.
"Angkanya 210, sebagian besar ringan dan tanpa gejala, jadi hanya sekedar isolasi baik mandiri maupun di RS, yang aktif isolasi hanya di sekitaran 50 an orang," ujar Safrizal.
(mdk/rhm)