Kejahatan di Depok meningkat akibat berubahnya kebiasaan warga
Depok kini jadi mencekam. Setelah sempat ada pembegal sadis. juga ada pengemudi mobil yang ugal-ugalan di jalan raya.
Beberapa hari ke belakang Depok menjadi mencekam. Masyarakat dibuat resah karena ulah begal motor. Mereka tak segan-segan melukai korban jika melawan.
Para pelaku begal sudah ditangkap polisi Selasa (27/1). Satu dari empat tersangka harus didor sampai tewas karena melawan polisi saat akan mau ditangkap. Sedangkan dua pelaku CRV ugal-ugalan sudah ditangkap polisi Kamis (29/1) malam. Dua pelaku itu sudah positif narkoba dan diduga juga melakukan pencurian.
Fenomena baru semacam itu justru membuat masyarakat heran kenapa di Depok dianggap tak lagi nyaman dan aman. Kasus begal sadis dan pengemudi mobil ugal-ugalan sudah tentu sudah sangat meresahkan masyarakat.
Psikolog Forensik dari Universitas Bina Nusantara (Binus), Reza Indragiri Amriel, menilai kasus-kasus semacam itu bisa terjadi di Depok karena dari faktor masyarakat dan polisinya.
"Kalau saya lihat itu memang dari sisi polisi dan masyarakatnya. Dari sisi polisi memang mungkin masih sangat terbatas untuk mengcover seluruh permasalahan. Saat-saat sekarang, kejahatan seperti itu tak mendapat prioritas yang tinggi. Dari sisi kejahatan sebenarnya tidak luar biasa, kejahatan konvensional," kata Reza kepada merdeka.com, Jumat (30/1).
Reza juga mengutarakan bahwa fenomena begal dan sopir ugal-ugalan di Depok itu juga tak lepas dari teori sosial masyarakat zaman sekarang. "Ada sebuah efek untuk pejalan kaki, bahwa semakin banyak orang di lokasi tingkat menolong malah semakin rendah. Jadi jangan sangka semakin banyak orang jadi lebih berani menolong orang yang mengalami kesusahan atau kejahatan. Justru semakin turun kecenderungan untuk menolong."
Menurut Reza teori itu bukan tanpa sebab. Alasannya, sekarang ini memang kondisi kepedulian masyarakat terhadap lingkungan dan kawasan polisi rendah.
"Saya yakin yang itu yang berhasil dalam tanda petik, yang sudah bisa dibaca pelaku kejahatan sekarang. Ya saya mohon maaf kepada keluarga korban, bukannya berarti polisi tidak peduli, tapi kalau ini merupakan fenomena yang sudah mencemaskan, saya yakin seharusnya pasti akan naik level ke Polda bukan lagi Polres," imbuh Reza.