Kekeringan di Jateng, PMI sumbang 2,7 juta liter air bersih
Belasan unit truk tangki air bersih PMI itu disebar ke seluruh daerah di Jawa Tengah.
Sampai bulan Oktober ini, masih terjadi bencana kekeringan dan kekurangan air bersih di beberapa wilayah Jawa Tengah (Jateng). PMI (Palang Merah Indonesia) Jateng telah menyalurkan lebih dari 2,7 juta liter air bersih kepada warga masyarakat.
Ketua PMI Jateng Sasongko Tedjo mengungkapkan bahwa persoalan kekeringan yang melanda beberapa wilayah Jateng memerlukan solusi permanen atau jangka panjang.
"Selama belum ada solusi permanen, bantuan air akan terus ada," katanya saat penyerahan bantuan air bersih dari PMI Jateng, PMI Solo, PMI Wonogiri, Perkumpulan Masyarakat Surakarta (PMS), dan corporate social responsibility (CSR) BRI Peduli di Desa Basuhan, Kecamatan Eromoko, Kabupaten Wonogiri, Sabtu (11/10).
Menurutnya, PMI Jateng tetap akan berupaya meringankan beban masyarakat dengan mengirimkan bantuan air melalui truk-truk tangki secara berkala.
"Di seluruh Jateng, kami telah memobilisasi 18 unit truk tangki. Khusus untuk Solo dan sekitarnya kami kerahkan sepuluh truk tangki agar distribusi air bersih cepat selesai," ujarnya.
Kepala Desa Basuhan Sutini mengatakan, setiap kemarau tiba warga terpaksa membeli air dari truk-truk tangki. Akibatnya, uang mereka terkuras hanya untuk membeli air.
"Harga air di desa itu Rp 170.000/tangki volume 5.000-6.000 liter. Setiap keluarga menghabiskan satu tangki hanya dalam dua pekan," jelasnya.
Berdasar data Posko PB (penanggulangan bencana) PMI Jateng selain Purworejo, Wonogiri, Boyolali, Temanggung, Pati, Grobogan, Demak, Blora dan Surakarta, distribusi air bersih juga dilakukan PMI di Kabupaten Tegal dan Klaten.
Bantuan yang diberikan PMI selain bekerjasama dengan pemkab-pemkot, BPBD, PDAM dan dinas lain, juga dukungan dari berbagai organisasi/lembaga seperti Perkumpulan Masyarakat Surakarta (PMS), BRI Peduli, (LPB) Muhammadiyah, PT Tirta Investama (Aqua Danone).