Kekurangan Personel, Petugas Jogoboro Sulit Awasi Protokol Kesehatan di Malioboro
Kondisi Malioboro di masa liburan panjang ini mendapatkan sorotan dari Gubernur DIY, Sri Sultan HB X. Dia meminta kepada UPT Malioboro untuk konsisten mengatur wisatawan yang masuk ke kawasan Malioboro.
Wisatawan di kawasan Malioboro mengalami lonjakan di masa libur panjang akhir pekan ini. Akibat lonjakan wisatawan ini, kondisi di Malioboro tak tertata dengan baik.
Kondisi Malioboro di masa liburan panjang ini mendapatkan sorotan dari Gubernur DIY, Sri Sultan HB X. Dia meminta kepada UPT Malioboro untuk konsisten mengatur wisatawan yang masuk ke kawasan Malioboro.
-
Siapa yang menemui Sri Sultan HB X di Yogyakarta? Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkap isi pertemuannya dengan Sri Sultan Hamengku Buwono X di Keraton Klien Yogyakarta, pada Minggu (28/1).
-
Apa yang dirancang Sri Sultan Hamengku Buwono I di Keraton Yogyakarta? Arsitektur dari Keraton Yogyakarta juga sepenuhnya dirancang oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I. Bahkan, semua hiasan dan juga tumbuh-tumbuhan yang ditanam di kompleks keraton dirancang sedemikian rupa sehingga memiliki nilai filosofis dan spiritual yang tinggi.
-
Dari mana Sri Sultan Hamengku Buwono I pindah ke Yogyakarta? Tepat hari ini, 7 Oktober pada 1756 Sri Sultan Hamengku Buwono I pindah dari Kebanaran menuju Yogyakarta.
-
Mengapa Sri Sultan Hamengku Buwono I pindah ke Yogyakarta? Setelah itu, nama Yogyakarya sebagai ibu kota kerajaannya menjadi lebih populer.
-
Bagaimana Sultan HB X menanggapi pernyataan Ade Armando tentang dinasti politik di Yogyakarta? Sultan HB X juga menyampaikan dalam pertemuannya dengan Raja Juli tak membahas tentang permasalahan Ade Armando. politikus PSI yang viral karena mempersoalkan dinasti politik di pemerintahan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). "Gak membicarakan itu (soal Ade Armando). Saya enggak tahu kalau itu Sekjen (PSI). Baru ketemu juga," tutup Sultan HB X.
-
Kapan Sri Sultan Hamengku Buwono I pindah dari Kebanaran ke Yogyakarta? Tepat hari ini, 7 Oktober pada 1756 Sri Sultan Hamengku Buwono I pindah dari Kebanaran menuju Yogyakarta.
"Yang penting betul-betul UPT-nya di Malioboro konsisten. Kalau memang didata ya didata (wisatawan yang datang), jangan ditinggal. Sehingga (Malioboro) penuh (wisatawan)," katanya di Yogyakarta, Senin (17/8).
Dia menyampaikan jika dirinya sempat melintasi kawasan Malioboro pada Minggu (16/8). Saat itu Sultan menyaksikan jika petugas yang mestinya berjaga di zona-zona tidak terlihat.
"Kan mestinya dibatasi 500 (jumlah wisatawan per zona). Yang jaga juga tidak ada tadi malam. Berarti kan ndak konsisten," tegasnya.
Kepala UPT Malioboro, Ekwanto mengatakan, jumlah kunjungan wisatawan di Malioboro mengalami lonjakan saat libur panjang. Dia menuturkan, jumlah personel Jogoboro mengalami keterbatasan sehingga tak maksimal.
"Untuk petugas Jogoboro yang jumlahnya 36 bertahan di titik zona, karena itu tidak bisa mobile. Untuk itu kami minta Satpol PP dan Dishub untuk membantu baik mengurai kerumunan dan mengarahkan jalan pengunjung," ungkapnya.
Dia mengurai, personel Jogoboro dengan jumlah yang terbatas sudah dikerahkan baik untuk memeriksa suhu badan wisatawan maupun mengarahkan agar melakukan QR Code untuk pendataan.
"Di satu sisi kalau kami dianggap tidak konsisten ada betulnya, tetapi apa boleh buat saat kondisi ramai kita tidak bisa membantu menyeberangkan wisatawan misalnya. Karena bisa menambah persoalan nanti. Jadi kalau ada yang bilang Jogoboro tidak ada yang mengatur (wisatawan), itu karena kami memang kehabisan personel," tutupnya.
(mdk/fik)