Kelakar Kubu Susi Air Soal KKB Minta Senjata Dibarter Pilot: Kita Punyanya Pistol Air
Pihak Susi Air juga mengatakan KKB juga tidak bisa meminta uang kepada maskapai saat ini. Karena, Susi Air tengah mengalami kerugian besar akibat ulah serangan satu pesawatnya yang dibakar KKB berujung penyanderaan pilot.
Pihak Susi Air menanggapi permintaan senjata sebagai syarat dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) untuk membebaskan Pilot Kapten Philips Mark Methrtens yang disandera. Dengan kelakar, pihak Susi Air tidak punya senjata, hanya ada senjata pistol mainan pistol air.
"Kalau minta syaratnya senjata, tidak mungkin minta senjata, paling pistol air yang Susi Air punya. Tidak punya kita senjata," ujar kuasa hukum Susi Air, Donal Fariz, saat ditemui di SA Residences, Jakarta Timur, Rabu (1/ 3).
-
Apa tujuan utama TNI dalam membebaskan pilot Susi Air? Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto mengatakan bahwa pihak Selandia Baru mendukung langkah TNI dalam melakukan pembebasan pilot Susi Air Phillip Mark Mehrtens dari kelompok bersenjata di Nduga, Papua Pegunungan."Sangat mendukung apa yang dilakukan TNI dengan pendekatan soft power," kata Agus seperti dilansir dari Antara, Jumat (14/4).
-
Bagaimana strategi TNI dalam membebaskan pilot Susi Air? Pendekatan soft power yang dimaksud Agus adalah dengan dialog yang dilakukan tokoh masyarakat dan beberapa pejabat daerah kepada pihak penyandera, yakni kelompok kriminal bersenjata (KKB).
-
Bagaimana KEK Sanur mengolah air kotor? Untuk mengoptimalkan pengolahan air kotor misalnya, The Sanur telah membangun Waste Water Treatment Plan (WWTP) sehingga air kotor yang telah diproses di WWTP dapat digunakan untuk kebutuhan landscaping di area The Sanur.
-
Kapan Air Terjun Nyarai terbentuk? Di sini, kamu bisa menikmati gemuruh air dan kolamnya yang terbentuk sejak ratusan tahun lalu.
-
Kapan Prabowo tiba di Sumatera Barat? Calon Presiden (Capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto tiba di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) Padang Pariaman pada Sabtu (9/12) pagi.
-
Kenapa TPA Suwung terbakar? Sementara, untuk fokus pemadaman di TPA Suwung berada di sebelah barat yang merupakan titik api pertama. Saat ini titik api sudah merembet ke sebelah timur.
Pihak Susi Air juga mengatakan KKB juga tidak bisa meminta uang kepada maskapai saat ini. Karena, Susi Air tengah mengalami kerugian besar akibat ulah serangan satu pesawatnya yang dibakar KKB berujung penyanderaan pilot.
"Tidak mungkin minta uang ke Susi Air di tengah pesawatnya dibakar, nilai harga pesawat itu saja USD2 juta. Jadi harga pesawat itu USD2 juta, dan tidak ada lagi diproduksi baru sekarang, karena sudah close," ujar dia.
Sementara kerugian lainnya, lanjut Donal, berkaitan dengan nilai Rp14 juta yang didapat dari subsidi pemerintah sekitar Rp14 juta satu flight per jam. Di mana saat ini khusus rute perintis Bandara Paro sudah tidak beroperasi sekitar 22 hari sejak insiden penyerangan KKB.
"Karena subsidi yang diterima Susi Air itu subsidi dari APBN. Makanya Bu Susi tadi sampaikan teman-teman, yang diterima Susi Air itu adalah terbang oleh negara. Karena jenisnya adalah subsidi dari APBN dan APBD dan per jam itu lebih kurang Rp14 juta atau Rp15 juta," ujar dia.
Adapun, Susi Air kini menyerahkan sepenuhnya kepada pemerintah apabila KKB benar-benar meminta syarat sebagai pengganti untuk melepas Kapten Philips Marthens. Terlebih, Susi Air juga tidak mungkin diizinkan untuk bernegosiasi dengan pihak penyandera.
"Tidak mungkin kita akan diizinkan oleh negara, itu yang paling penting. Kita tidak mungkin akan diizinkan oleh negara untuk bernegosiasi dengan kelompok penyandera, karena itu adalah otoritas negara," imbuh Donal.
KKB Minta Barter Senjata dengan Pilot
Sebelumnya, KKB pimpinan Egianus Kogoya meminta senjata api dan amunisi untuk dibarter atau ditukar dengan pilot Susi Air yang masih disandera. KKB pimpinan Egianus Kogoya menyandera pilot Susi Air Philip Mark Merthens sesaat setelah mendaratkan pesawatnya di lapangan terbang Paro.
"Memang benar Egianus ajukan sejumlah permintaan di antaranya senjata api dan amunisi yang akan ditukar dengan pilot asal Selandia Baru, Philip Mark Merthens, ungkap Kapolda Papua Irjen Pol. Mathius Fakhiri di Timika dilansir Antara, Kamis (23/2).
Dia menegaskan, permintaan itu tidak mungkin dipenuhi karena berbahaya dan dapat mengganggu keamanan serta menimbulkan korban jiwa.
"Sudah dipastikan tidak akan dipenuhi permintaan tersebut," tegas Kapolda Papua.
Fakhiri mengaku, saat ini upaya pembebasan pilot berkebangsaan Selandia Baru terus dilakukan dengan mengedepankan negosiasi guna menghindari jatuhnya korban.
"Butuh waktu untuk menuntaskannya, namun itu dibutuhkan agar upaya pembebasan pilot Susi Air berhasil dilakukan tanpa ada korban jiwa," harap Fakhiri.
Diakui, saat ini sandera bersama Egianus Kogoya sudah tidak berada di Paro atau wilayah lainnya di Kabupaten Nduga, karena mereka sudah bergeser dan masuk ke kabupaten lain yang ada di sekitarnya.
"Benar, Egianus dan kelompoknya yang membawa pilot Philip sudah bergeser dan anggota TNI-Polri terus berupaya memonitor pergerakannya," ungkap dia.
"Mudah-mudahan TNI-Polri bisa segera membebaskan pilot Philip tanpa menimbulkan korban, termasuk masyarakat," tutup Kapolda.
(mdk/gil)