Keluarga tak percaya Irwansyah pelaku penyerangan siswa SD di NTT
Keluarga tidak percaya jika Irwansyah disebut mengalami gangguan kejiwaan hingga berbuat nekat. Di mata keluarga, Irwansyah anak yang baik, taat beribadah dan sayang terhadap anak kecil.
Aisyah Humaira, kakak ipar Irwansyah (32), pelaku penyerangan terhadap tujuh murid Sekolah Dasar Negeri 1 Sabu Barat, Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur (NTT) masih tidak percaya jika saudaranya melakukan perbuatan keji seperti itu. Walaupun sudah diberi identitas berupa kartu tanda penduduk (KTP), dia tetap belum percaya.
Sebab, dua bulan lalu, adik iparnya itu masih sering ke tempat orang tua yang berada di Jalan Pendurenan, RT 04/02, Cimanggis, Kota Depok. Apalagi, berdasarkan berita yang dibacanya, pelaku penyerangan adalah pedagang yang mengalami gangguan kejiwaan. Menurutnya, ini tidak sesuai dengan Irwansyah yang dikenalnya.
-
Bagaimana anak-anak dari sekolah pencuri menjalankan aksinya? Setelah satu tahun bersekolah, para remaja itu bisa 'lulus', mencuri perhiasan di pesta pernikahan orang kaya.
-
Siapa yang berjuang demi anak? “Pada awal kehidupan, orangtua tentu harus membesarkan anaknya, mengasuh, mengajari. Tapi, pada titik tertentu, orangtua justru harus mengajari anaknya kehidupan dengan melepaskan.”
-
Siapa yang diduga melakukan pelecehan di sekolah? Korban diduga telah melakukan pelecehan terhadap para siswi di sekolah.
-
Siapa yang menggagas Sumpah Pemuda? Peristiwa yang terjadi pada 28 Oktober 1928 ini digagas oleh golongan pemuda yang ingin menyatakan janji persatuan. Hari Sumpah Pemuda bukan sekedar peringatan akan sejarah masa lalu. Tetapi diharapkan dapat membangkitkan semangat juang para pemuda masa kini, untuk melanjutkan cita-cita bangsa Indonesia.
-
Kapan kaki seribu sering terlambat sekolah? Soalnya kakinya banyak, jadinya kalau pakai sepatu kelamaan.
-
Siapa yang ditugaskan untuk memantau anak yang bermasalah di sekolah? “Orang tua harus terlibat aktif mendidik putra-putrinya. Di sekolah kita menekankan kepada guru BP untuk melakukan pemantauan terhadap anak-anak yang memiliki perilaku khusus, misalnya yang mengarah pada perilaku bullying dan tawuran,” kata Halim dikutip dari ANTARA.
"Dia itu orangnya pendiam. Logikanya, kalau pedagang itu kan harus banyak omong," katanya, Rabu (14/12).
Dia juga tidak percaya jika adik iparnya mengidap gangguan kejiwaan. Dia pernah mengantar adiknya itu ke dokter, namun tidak ada pernyataan mengenai gangguan jiwa. "Dokter bilangnya sakit tipes. Kalau memang dia stress itu kan pasti dikasih tau," tuturnya
Dia menceritakan, Irwansyah tergolong cerdas. Ketika lulus SMU, dia mendapat beasiswa hingga lulus dan bekerja sebagai manajer di asuransi Tafakul. Menurutnya Irwansyah dikenal pribadi yang taat dengan agama. "Ibadahnya rajin. Sama anak kecil juga baik. Di sini ada empat keponakan dan dia sayang," ucapnya.
Selain pintar, Irwansyah juga disebut memiliki bakat di olah raga. Dia suka bermain futsal. Bahkan pernah ikut seleksi timnas walaupun akhirnya gagal. Saat ini, kata Humaira, yang sedang dipikirkan keluarga adalah untuk melihat secara langsung korban di lokasi. Sebab, berdasar pemberitaan yang dibacanya, adik iparnya tersebut tewas setelah dikeroyok warga yang tidak terima dengan ulahnya.
Masyarakat berbondong-bondong mendatangi kantor polisi lalu melempar batu ke bagian atap. Irwansyah yang sudah ditempatkan di tempat khusus pun dihakimi. "Semoga ada orang yang mau membantu keluarga kami untuk biaya ke sana," katanya.
Baca juga:
Pemuda NTT minta kasus penyerangan siswa SD tak dikaitkan ke SARA
Forum Pemuda NTT Jakarta kecam penyerangan 7 siswa SD di Sabu Raijua
7 Siswa SD yang ditusuk di NTT alami trauma berat
Pelaku penyerangan 7 siswa SD baru tiba di NTT akhir November lalu
Gubernur NTT doakan 7 siswa SD Seba korban penyerangan segera sehat
Lemkapi minta polisi usut provokator tewaskan penikam anak SD di NTT
Gubernur NTT datangi lokasi penyerangan 7 siswa SD di Sabu Raijua