Kematian ikan di Danau Toba diduga akibat limbah naik ke permukaan
Kematian ikan di Danau Toba diduga akibat limbah naik ke permukaan. Dugaan sementara, perubahan suhu dari dasar perairan menyebabkan upwelling, air dari bawah ke permukaan. Pergerakan itu membawa limbah dari dasar danau yang kemudian membuat ikan kekurangan oksigen.
Pemkab Samosir, Sumut, dan instansi terkait masih menyelidiki penyebab kematian massal ikan di Danau Toba. Dugaan sementara, kejadian itu dipicu perubahan suhu dan limbah di perairan itu.
Sekretaris Dinas Pertanian, Peternakan dan Perikanan Kabupaten Samosir, sekaligus Plt Kabid Perikanan, Jhunelis Sinaga, mengatakan, kematian jutaan ekor ikan itu bukan karena virus. Dugaan sementara, perubahan suhu dari dasar perairan menyebabkan upwelling, air dari bawah ke permukaan. Pergerakan itu membawa limbah dari dasar danau yang kemudian membuat ikan kekurangan oksigen.
-
Kapan Danau Toba terbentuk? Danau ini terbentuk akibat letusan gunung berapi super Toba sekitar 74.000 tahun yang lalu. Kejadian ini juga dianggap sebagai salah satu letusan gunung berapi terbesar dalam sejarah.
-
Apa yang ditawarkan oleh Danau Toba sebagai tempat wisata di Medan? Danau Toba merupakan danau vulkanik terbesar di dunia dan menjadi daya tarik utama di Medan. Destinasi ini menawarkan keindahan alam yang memukau, aktivitas air, dan kehidupan kultural Batak. Pengunjung dapat menikmati perahu tradisional, bersantai di tepi danau, atau menjelajahi pulau-pulau kecil di sekitarnya.
-
Bagaimana Danau Toba terbentuk? Danau ini terbentuk akibat letusan gunung berapi super Toba sekitar 74.000 tahun yang lalu. Kejadian ini juga dianggap sebagai salah satu letusan gunung berapi terbesar dalam sejarah.
-
Dimana letak Danau Toba? Di sekitar danau yang berada di Sumatra Utara itu banyak ditemukan wisata alam.
"Dugaan sementara, kotoran di dasar itu atau limbah naik ke permukaan," kata Jhunelis, Kamis (23/8).
Menurut dia, kotoran yang naik itu adalah limbah rumah tangga, hotel, atau sisa pestisida. "Kalau sisa dari pakan saya kira tidak ada, karena pelaku usaha di sini memakai pakan terapung, bukan jenis yang tenggelam," jelasnya.
Berdasarkan penghitungan sementara, kerugian akibat kematian massal ikan di Pangururan ditaksir mencapai Rp 4 miliar. Jumlah ikan yang mati diperkirakan mencapai 180 ton dengan ukuran siap panen.
Dia memaparkan, terdapat 140 keramba ikan yang terdampak kematian massal ini. "Pemilik keramba ini ada 21 orang," jelasnya.
Seperti diketahui, diperkirakan jutaan ekor ikan di keramba di Danau Toba, Pangururan, Samosir, bermatian sejak Rabu (22/8) pagi. Kematian massal ikan ini menambah panjang catatan peristiwa serupa di Danau Toba.
Tercatat pada 2004 ikan mati massal di kawasan Haranggaol karena virus herves koi. Lalu, pada Mei 2016, lebih dari 1.000 ton ikan mati, tetapi diinformasikan bukan karena penyakit. Pada awal 2017 juga terjadi kematian massal ikan di kawasan Tongging dan Silalahi.
Baca juga:
Ikan dari ratusan keramba di Danau Toba tiba-tiba mati
BKIPM tegaskan pemusnahan ikan berbahaya penuhi unsur kehewanan
Perinus operasikan unit pengelolaan ikan di Kepulauan Talaud
Jepang hibahkan Rp 323,2 M bangun pelabuhan dan pasar ikan di 6 pulau terluar
Senja kala nelayan Yunani
Pasokan telat akibat gelombang tinggi, harga ikan di Badung mahal