Kemenag: Penceramah Harus Siap Hadapi Perubahan yang Semakin Cepat
Zinut juga meminta agar para penceramah dapat berpikir global namun tetap bertindak secara lokal. Artinya kebermanfaatan mereka bisa dirasakan dalam lingkungan sekitar.
Di era serba modern ini tuntutan zaman menghendaki perubahan yang begitu pesat. Wakil Menteri Agama (Wamenag), Zainut Tauhid Sa'adi mengatakan, para penceramah mesti siap untuk menghadapi perubahan tersebut.
"Para penceramah harus siap dengan berbagai kemungkinan perubahan dunia yang kadang datang tanpa diprediksi. Kita harus responsif terhadap apa yang terjadi di dunia agar bangsa ini dapat merumuskan respons terbaik agar menjadi harmoni dalam keberagaman," katanya pada pembukaan Bimbingan Teknis Penceramah Bersertifikat, Jumat (18/9).
-
Siapa Pak Sadimin? Di Desa Gempol hiduplah seorang saksi sejarah yang diperkirakan sudah berusia 105 tahun bernama Pak Sadimin.
-
Di mana Kaum Tsamud tinggal? Kaum Tsamud adalah sebuah kaum yang diutus Nabi Saleh dan mengalami azab dari Allah SWT. Mereka merupakan keturunan dari Kaum Nuh dan hidup di daerah Hijjāz, di Arab Saudi sekarang ini.
-
Bagaimana Gilga Sahid dikenal? Gilga Sahid Hardiansyah merupakan seorang penyanyi campur sari yang tenar berkat lagu ciptaannya yang berjudul “Nemen”.
-
Apa azab yang diterima oleh Kaum Tsamud? Gempa yang Menimpa Kaum Tsamud Gempa menimpa Kaum Tsamud terjadi di wilayah Madain Saleh, Arab Saudi. Kaum Tsamud dikenal karena mereka durhaka kepada Allah dan Nabi Shaleh yang diutus untuk memberi peringatan kepada mereka.Penyebab terjadinya gempa tersebut terkait dengan sikap durhaka mereka.
-
Bagaimana kaum Tsamud menentang seruan Nabi Saleh? Mendengar seruan yang telah dikumandangkan oleh Nabi Saleh A.S, para kaum Tsamud malah marah dan menjawab,"Hai Saleh, sesungguhnya kamu sebelum ini adalah seorang di antara kami yang kami harapkan. Apakah kamu melarang kami untuk menyembah apa yang disembah oleh bapak-bapak kami? Sesungguhnya, kami ragu dan khawatir terhadap agama yang kamu serukan kepada kami,." (QS Hud ayat 62).
-
Bagaimana kaum Tsamud menentang Nabi Saleh AS? Mereka juga menuntut agar Saleh menunjukkan mukjizat sebagai bukti kerasulannya.
Zainut juga meminta agar para penceramah dapat berpikir global namun tetap bertindak secara lokal. Artinya kebermanfaatan mereka bisa dirasakan dalam lingkungan sekitar.
"Lima tahun kedepan dan mungkin seterusnya kita akan dihadapkan perubahan global yang semakin rumit dan cepat," ujar Zainut.
Wamenag mencontohkan perubahan itu misalnya dengan hadirnya pandemi Covid-19 yang barangkali setahun atau dua tahun lalu tak ada yang menduga.
"Adanya pandemi Covid-19 yang tengah melanda dunia. Ada banyak sekali perubahan yang mengubah tatanan kehidupan di semua bangsa. Ada banyak kegiatan keagamaan yang harus tertunda dan harus menyesuaikan dengan protokol kesehatan," katanya.
Di saat yang sama, dampak Covid-19 juga menurut Wamenag begitu berdampak kepada umat. Baik dari sisi ekonomi maupun sosial.
"Apa yang kita hadapi hari ini adalah realitas yang tak bisa kita pisahkan dari kegiatan keberagamaan kita. Kita sadari bahwa kondisi cukup berat namun semua harus berada pada suatu barisan yang kokoh," ujar Wamenag.
Buka Penceramah Bersertifikat
Zainut Tauhid Sa'adi sebelumnya membuka acara Bimbingan Teknis Penceramah Bersertifikat. "Atas nama Kementerian Agama secara resmi saya me-launching ceramah agama bersertifikat atau program penguatan ceramah agama dengan membaca basmilah. Bismillahirrahmanirrahim semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa membimbing dan mengarahkan kita semuanya," kata Zainut Tauhid melalui daring.
Dia menyebut bahwa program ini demi tujuan kebaikan, yakni mengembangkan kompetensi para penceramah agama.
"Penceramah agama bersertifikat kegiatan ini bertujuan mengembangkan kompetensi para penceramah agama sehingga dapat memenuhi tuntutan zaman dan sekaligus meneguhkan perannya di tengah-tengah modernitas," ujar dia.
Menurut Zainut, di era modernitas, agama dituntut untuk menjawab perkembangan itu dengan pemahaman moderat.
Dari kegiatan tersebut, ia berharap agar para penceramah bisa bertambah wawasan serta kompetensi ilmunya. Di samping juga memiliki integritas kebangsaan yang tinggi guna mendengungkan beragama yang moderat di Tanah Air.
"Kita berharap langkah pembinaan semakin menjawab apa yang dibutuhkan umat, bangsa dan negara," harapnya.
Di akhir, dia meminta agar bangsa Indonesia tetap kokoh menghadapi berbagai tantangan zaman.
Reporter: Yopi Makdori
Sumber : Liputan6.com