Kemendikbud akan Telusuri Siswa SMP Nilainya Kosong Lantaran Tak Punya Gawai
Menurutnya, Kemendikbud akan mengambil langkah lanjutan guna terkait masalah yang menimpa siswa yang diketahui bernama Aditya itu.
Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (Dirjen Paud Dikdasmen) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Jumeri mengatakan, akan menelusuri informasi siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Jakarta yang mengaku nilainya kosong lantaran tak memiliki handphone atau gawai untuk mengikuti pembelajaran secara daring.
"Akan kami telusuri apa sesungguhnya yang terjadi," katanya kepada Liputan6.com, Senin (26/10).
-
Apa yang dimaksud dengan pantun edukasi? Pantun edukasi dapat menjadi sebuah nasihat berharga baik anak yang masih menempuh pendidikan sekolah.
-
Apa yang dilakukan dosen muda ini di kelas? Sebelum masuk ke kelas, dosen muda bernama Akbar ini memang sudah berkenalan dengan mahasiswanya yang masih baru. Saat masuk ke kelas, mahasiswanya pun bertanya apakah ia kakak tingkat.
-
Apa latar belakang pendidikan Kiran, cucu Soekarno? Kiran, 18 tahun, baru lulus dari Sevenoaks School di Inggris.
-
Apa bentuk kekerasan yang terjadi di satuan pendidikan? KPAI menilai segala bentuk kekerasan anak pada satuan pendidikan mengakibatkan kesakitan fisik/psikis, trauma berkepanjangan, hingga kematian. Bahkan lebih ekstrem, anak memilih mengakhiri hidupnya.
-
Apa yang dibahas dalam pidato lucu tentang pendidikan? Pada kesempatan ini, saya bermaksud menyampaikan tema terkait, terutama mengenai minat membaca buku.
-
Kenapa ucapan kelulusan sekolah dianggap penting? Ucapan tersebut juga menjadi penyemangat untuk membantu mereka ketika mereka memulai tahap kehidupan selanjutnya.
Menurutnya, Kemendikbud akan mengambil langkah lanjutan guna terkait masalah yang menimpa siswa yang diketahui bernama Aditya itu.
"Akan kami ambil langkah tindak lanjut. Terima kasih atas infonya," ujarnya.
Diketahui sebelumnya, siswa SMP di Jakarta Barat bernama Aditya mengaku nilainya selama satu semester kosong lantaran dirinya tak bisa mengikuti pembelajaran daring disebabkan tak memiliki ponsel pintar.
Bukan tanpa alasan Aditya tak bisa membeli gawai sebagai penunjang belajar online. Ayahnya yang seorang montir, kini kehilangan pekerjaan akibat pandemi Covid-19. Sedangkan kakaknya bernama Rivai, hanya lulusan SD dan masih menganggur.
Sang kakak, Rivai menuturkan, pihak sekolah mengetahui kendala yang dialami adiknya. Bahkan pihak sekolah sempat mengunjungi Aditya.
Menurutnya, adiknya diberikan kesempatan melakukan ulangan susulan. Meskipun, tetap diminta agar pihak orang tua bisa mengusahakan kebutuhan belajar di tengah pandemi Covid-19 ini.
"Mereka katanya hanya bisa membantu untuk memberi kesempatan ulangan susulan kepada adik saya. Tapi mereka juga harap orang tua dapat memenuhi kebutuhan Adit," kata Rivai, Senin (26/10/2020).
Reporter: Yopi Makdori
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Pemkot Jakarta Barat Bakal Atasi Siswa Tak Bisa Ujian Karena Tidak Punya Gawai
Nestapa Siswa, Pasrah Tak Dapat Nilai Karena Tidak Punya Gawai
Kualitas Pembelajaran Jarak Jauh Sangat Bergantung Pada Keterlibatan Orang Tua
Perjuangan Pemerintah Mereformasi Pendidikan Indonesia di Tengah Pandemi Corona
Selama WFH, Sri Mulyani Bakal Larang Pegawai Kemenkeu Rapat Saat Jam Anak Sekolah