Kemenhub sudah minta tol Brebes digratiskan, tapi tak digubris
Kemenhub minta kemacetan parah tak terulang kembali saat arus balik.
Kemacetan lalu lintas pada arus mudik lebaran di Brebes, Jawa Tengah berbuntut panjang. Sampai saat ini, ratusan kendaraan pribadi dan umum masih terjebak macet. Bahkan, ada 17 orang meninggal di tengah kemacetan parah tersebut.
Terkait kemacetan parah itu, Dirjen Hubungan Darat Kementerian Perhubungan Pudji Hartanto mengaku sejak awal sudah meminta agar pintu tol digratiskan untuk mengurai kemacetan. Namun, hal itu tidak digubris oleh Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT).
"Kemarin saya bilang coba kalau sudah macet begini sudah lah gratisan sajalah. Ya kan kompensasi dari macet, gratis tapi enggak juga. Coba ditulis gratis," kata Pudji saat dihubungi wartawan, Jakarta, Rabu (6/7).
"Kemarin juga saya hubungi pihak BPJT, saya bilang kan sudah macet ini mas, sudah panjang parah 5-10 jam. Kenapa masih bayar juga? Saya bilang sudahlah walaupun di depan macet yang penting kompensasi enggak bayar, enggak juga ternyata, nah itu gimana coba," timpal dia.
Selain itu, Pudji menilai, penggunaan tol Brebes terkesan dipaksakan. Mengingat, sarana dan prasarana tol belum memadai. Salah satunya, pintu keluar tol yang tersedia hanya 5 pintu keluar.
"Penyebab utama, jalur tol Cipali keluar Brebes pintu tol tidak sebesar kalau kita di yang Cikarang Utama seperti Cikarang Utama kan besar sekali. Bisa dibayangkan masuk ke situ masuk ke jalan tol yang tidak terbagi menuju ke arah timur," ujar dia.
Dia juga berharap, dalam hal ini semua pihak tidak saling menyalahkan. Apalagi, setiap pihak punya peran untuk mengatasi kemacetan tersebut, termasuk pihak BPJT.
"Kita enggak boleh saling menyalahkan tapi, saya imbaunya itu tolong kalau memang mau tulis ya kita masing-masing punya job discreptionnya melakukan secara profesional, proporsional, saya pikir aman," cetus dia.
Pudji menegaskan, saat ini pihaknya sudah berkoordinasi dengan Korlantas Polri untuk mencari jalan keluar agar tidak terjadi kemacetan yang serupa pada arus balik nanti. Dia berharap, nantinya pihak BPJT bisa cepat mengantisipasi jika terjadi kemacetan.
"Risiko kalau Cikarang Utama itu kosong, dari awal harusnya pengelola jalan tol berani gratiskan jalan tol sesaat. Kalau macet 10 km dan di depannya kosong, nah itu harus percepatan. Gratiskan cepat. Gratiskan ratusan kendaran loss," tutur Pudji.
"Kalau di Cikarang macet panjang, saya sudah bilang sama Korlantas untuk memberikan gaji kami ke pengelola jalan tol. Supaya kendaraan bisa loss. Pintu tol Kita buka, tinggal dihitung saja, jaminannya uang gaji saya," tandasnya.