Kemenkes Sebut 50 Persen Lebih Kasus Virus Corona Sudah Sembuh
"Kasus kita yang positif di Jepang, 9 itu sembuh juga enggak ada intervensi obat-obatan spesifik. Kalau sifatnya hanya suportif enggak ada masalah,"
Juru Bicara Indonesia untuk Covid-19 Achmad Yurianto menegaskan pemeriksaan virus corona yang saat ini dilakukan Kemenkes bukan ditujukan untuk pengobatan. Sebab hingga saat ini, belum ditemukan obat untuk Covid-19.
"Tes virus Corona bukan untuk tujuan pengobatan. Karena kita belum punya obatnya," kata Yurianto di Kementerian Kesehatan, Jakarta, Rabu (4/3).
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Kapan Pertempuran Wuhan terjadi? Pertempuran ini berlangsung pada 11 Juni 1938, mencakup serangkaian operasi militer yang terjadi antara pasukan Kekaisaran Jepang dan pasukan Republik Tiongkok di wilayah Wuhan, yang merupakan pusat politik, militer, dan ekonomi yang penting bagi Tiongkok pada masa itu.
-
Apa itu virus? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
Tujuannya utama saat ini yakni untuk kepentingan kesehatan masyarakat. Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui apakah yang bersangkutan, jika terbukti positif, telah menjadi sumber penularan.
"Oleh karena itu pelan-pelan kita harus meminta masyarakat memahami ini. Dia dites bukan tujuannya untuk, saya sakit, saya tidak sakit, tidak. Bagi kita kepentingannya adalah apakah dia menjadi sumber penularan. Karena konsekuensinya kalau positif, maka kita harus berpikir untuk tracking lagi dia sudah kontak dengan siapa. Ini akan bikin kluster baru lagi," jelas dia.
Dia pun menjelaskan bahwa mereka yang sudah terbukti positif dan sembuh tidak diberikan obat spesifik untuk menyembuhkan Covid-19. Kalau pun ada obat yang diberikan maka itu untuk mengatasi gejala klinis yang muncul.
"Karena positif pun obatnya sama saja. Karena sampai saat ini belum ada obatnya dan self limited. Tapi kita punya data bahwa 50 persen lebih sudah sembuh," urai dia.
"Kasus kita yang positif di Jepang, 9 itu sembuh juga enggak ada intervensi obat-obatan spesifik. Kalau sifatnya hanya suportif enggak ada masalah. Panas kasih obat panas. Lemas kasih obat kaku. Kurang vitamin, tambah vitamin dan seterusnya saja. Jadi kita tidak terlalu kemudian mengatakan spesifik ini obatnya. Itu sampai saat ini belum kita temukan," imbuhnya.
Hal ini mesti dipahami masyarakat agar tidak malah membuat hal-hal yang malah bikin repot. Misalnya dia mencontohkan ada perusahaan yang mensyaratkan surat bebas Corona.
"Ada beberapa perusahaan yang memprasyaratkan di surat bebas Corona. Ini kan menjadi repot lagi. Untuk apa surat bebas Corona. Ini akan menimbulkan permasalahan yang ribet untuk kita. Karena surat bebas Corona itu setelah diobservasi 14 hari enggak ada apa-apa sebenarnya bebas, tapi tidak pokoknya bebas Corona dinyatakan dengan pemeriksaan laboratorium. Ini kan jadi repot lagi. Karena itu kita tidak merekomendasikan ke arah sana," terang Yuri.
"Pada prinsipnya kalau dia tidak merasa sebagai kasus suspect ya untuk apa harus periksa itu. Toh diperiksa enggak diperiksa asal daya tahan tubuhnya bagus juga sembuh," tandasnya.
(mdk/ray)