Kemenparekraf Apresiasi Pembukaan Ekowisata Bale Mangrove
Hal ini disampaikan oleh Rinto Taufik Simbolon mewakili Direktorat Pengembangan SDM Pariwisata Kemenparekraf,
Hal ini disampaikan oleh Rinto Taufik Simbolon mewakili Direktorat Pengembangan SDM Pariwisata Kemenparekraf.
Kemenparekraf Apresiasi Pembukaan Ekowisata Bale Mangrove
Terlibat langsung dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM) pariwisata dan menjembatani beragam kolaboraksi pendukung dibukanya Ekowisata Bale Mangrove di Desa Wisata Jerowaru, Kabupaten Lombok Timur; Provinsi Nusa Tenggara Barat, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) terus mendorong komitmen mewujudkan kontribusi nyata pariwisata yang bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat maupun kelestarian lingkungan menuju pariwisata berkelanjutan.
Hal ini disampaikan oleh Rinto Taufik Simbolon mewakili Direktorat Pengembangan SDM Pariwisata Kemenparekraf, pada acara Grand Opening Ekowisata Bale Mangrove, di Lombok Timur, Sabtu (16/9.
-
Kapan Kapolda Kepri mencium istrinya? Kapolda Kepulauan Riau, Irjen Yan Fitri Halimansyah tertangkap kamera sedang mencium istrinya saat melantik ratusan calon anggota Polri di Polda Kepri.
-
Apa yang dimaksud dengan saraf kejepit? Saraf kejepit adalah kondisi di mana saraf tertekan oleh jaringan di sekitarnya, seperti otot, tulang, atau ligamen.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
-
Kenapa UMKM penting? UMKM tidak hanya menjadi tulang punggung perekonomian di Indonesia, tetapi juga di banyak negara lain karena kemampuannya dalam menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
-
Kenapa Wa Kepoh begitu digemari pendengar? Kehadirannya selalu ditunggu para pendengar, karena gaya mendongeng yang disampaikan unik. Wa Kepoh bahkan bisa menirukan banyak suara tokoh dan membuat suasana cerita jadi hidup meski hanya mengandalkan audio.
-
Kenapa KEK Singhasari penting? KEK Singhasari berkonsentrasi pada platform ekonomi digital untuk bersinergi dengan perkembangan antara bisnis pariwisata dan ekonomi digital.
“Ekowisata Bale Mangrove adalah bukti nyata kolaboraksi yang kuat dari keberlanjutan program Kampanye Sadar Wisata (KSW) 5.0 di Desa Wisata Jerowaru,” kata dia.
Keberadaan hutan mangrove diketahui sangat penting sebagai penjaga keseimbangan ekosistem pesisir, turut mengendalikan perubahan iklim, serta mendukung keragaman biota laut.
Karena itu, konsep ekowisata yang ditawarkan oleh Desa Wisata Jerowaru diharapkan dapat menumbuhkan optimisme dan memperkuat komitmen bersama dalam menjaga berkelanjutan lingkungan.
“Pada gilirannya akan membuka pintu luas untuk peluang ekonomi bagi masyarakat lokal. Hal ini merupakan praktik baik yang sangat konkret untuk mencapai visi dan tujuan pembangunan pariwisata yang berkelanjutan,” jelas Rinto.
Peresmian Ekowisata Bale Mangrove ini, lanjutnya, juga diharapkan mampu membuka peluang terciptanya peningkatan kunjungan wisatawan, pertumbuhan ekonomi lokal secara inklusif dan merangsang berbagai potensi lain yang dimiliki oleh Desa Wisata Jerowaru.
Menyampaikan apresiasi atas upaya kolaboraksi dari berbagai pihak dalam pengembangan dan keberlanjutan desa wisata, Rinto berharap kerja sama yang baik tersebut dapat terus berlanjut.
“Tidak berhenti di sini, namun tetap terjalin dan terpelihara dengan baik, tetap amanah, membuka peluang kerja sama lain yang saling menguntungkan, serta memberikan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat,” pungkasnya.
Ketua Pengelolaan Bale Mangrove Desa Wisata Jerowaru, Andre Juanda menjelaskan, kesempatan mengikuti program-program KSW 5.0 tidak hanya memberikan ilmu dan pengetahuan, melainkan juga membukakan pintu kolaborasi dengan stake holder lainnya.
“Direktorat Pengembangan SDM Pariwisata telah berikan kesempatan bagi anak-anak muda untuk ikuti rangkaian kegiatan KSW. Selama 1,5 tahun mulai dari Sosialisasi, Pelatihan pendampingan, banyak manfaat dan ilmu yang didapatkan dari para narasumber. Ini sangat membantu kami mengembangkan potensi terutama dalam bidang pariwisata. Melalui program Kampanye Sadar Wisata 5.0 ini jugalah akhirnya kami dipertemukan dengan PLN yang serius membantu mengembangkan Ekowisata Bale Mangrove,” papar dia.
Sekadar diketahui, dalam rangkaian KSW 5.0 juga diselenggarakan Biannual Tourism Forum yang mempertemukan desa wisata dengan beragam stake holder, termasuk di dalamnya, badan usaha yang dapat memberikan akses pendanaan, asosiasi pendukung pemasaran, sertifikasi, dan para pihak pendukung kepariwisataan lainnya.
Selain dihadiri oleh perwakilan Kemenparekraf, acara ini juga mendapatkan dukungan penuh dari Pemerintah Daerah, serta dihadiri oleh perwakilan Perusahaan Listrik Negara (PLN) serta Kementerian Kelautan dan Perikanan. Setiap pihak menyampaikan apresiasi dan harapan terkait dibukanya destinasi wisata yang mengusung nilai edukasi kelestarian lingkungan dalam kemasan menarik ini.
Di dalam wilayah Ekowisata Bale Mangrove yang tepatnya berada di Dusun Poton Bako ini, dipertahankan tumbuhnya pohon-pohon mangrove secara alami, bahkan ada pohon yang telah berusia ratusan tahun.