Kemunculan tiga buaya di Sungai Karang Mumus Samarinda bikin resah warga
Kemunculan tiga buaya di Sungai Karang Mumus Samarinda bikin resah warga. Buaya itu terlihat berjemur di pinggir sungai dalam sepekan terakhir. Warga khawatir buaya menyasar rumah disaat pasang sungai.
Warga Samarinda sore tadi ramai-ramai mulai berburu buaya yang terlihat di anak Sungai Karang Mumus (SKM) kawasan permukiman Perumahan Pondok Surya Indah, Jalan PM Noor. Buaya diperkirakan tidak kurang dari 3 ekor itu berukuran 2-3 meter.
Buaya itu terlihat berjemur di pinggir sungai dalam sepekan terakhir. Warga khawatir buaya menyasar rumah disaat pasang sungai.
-
Mengapa tim melakukan pengibaran bendera di puncak Tebing Baturaya? Setelah mencapai puncak, tim akan melakukan pengibaran bendera merah putih dengan ukuran 12 kali 8 meter dan bendera perguruan tinggi tersebut.
-
Mengapa buaya di Cirebon dievakuasi? Proses evakuasi buaya itu berlangsung menegangkan lantaran hewan buas itu sempat mengamuk saat hendak diamankan.
-
Kapan Kirab Kebo Bule di Surakarta diadakan? Surakarta memiliki tradisi pada perayaan malam 1 Suro atau bisa disebut malam tahun baru Hijriah.
-
Apa yang membuat Terasering Panyaweuyan terlihat kering dan mirip dengan dataran di Timur Tengah? Dalam tayangan yang diunggah oleh akun TikTok @andirivano_ ini terlihat luasan area di sana dalam kondisi kering dan berpasir.Padahal sebelum musim kemarau, bukit di kaki Gunung Ciremai ini begitu subur dan hijau karena ditanami bawang dan sayur-sayuran.
-
Mengapa nelayan di Selat Sunda diminta waspada terkait cuaca buruk? BMKG lantas meminta para nelayan yang mencari ikan agar waspada karena gelombang tinggi ini berpotensi menimbulkan kecelakaan laut.
-
Kapan Taman Purbakala Sriwijaya diresmikan? Menghabiskan waktu pembangunan lebih kurang 4 tahun, TPKS telah diresmi beroperasi pada tahun 1990 dan diresmikan oleh Presiden Soeharto.
"Pas Imlek kemarin, hari Jumat (16/2), kami warga perumahan gelar senam pagi. Buaya itu terlihat berjemur di pinggir sungai," kata Sekretaris RT 30 Kelurahan Sempaja Selatan, Zainal Abidin, kepada merdeka.com di lokasi kejadian, Selasa (20/2) petang.
Zainal dan warganya sempat menyaksikan beramai-ramai dengan mata kepala sendiri, satwa liar itu memang sedang berjemur. "Ukurannya berbeda-beda, yang jelas ada 3 ekor. Ada lagi warga melihat buaya lain. Jadi, ada sekitar 5 ekor di anak SKM ini," ujarnya.
Zainal dan para orang tua menjadi khawatir dengan kemunculan buaya itu. "Yang dikhawatirkan anak-anak, karena sering main pinggir sungai. Khawatir diterkam. Ya, saya lihat sendiri, buaya itu sekitar 2 meteran," terangnya.
Tim BKSDA Kalimantan Timur, bergegas ke lokasi. Petang tadi, mereka tiba dengan membawa peralatan. Mereka berencana mengumpan buaya, agar bisa segera ditangkap.
"Kita pasang umpan ayam hidup," kata Petugas Polhut Seksi Wilayah Konservasi Wilayah II Tengarong, Surya Darmawan.
Mengamati sekitar sungai, yang memiliki areal rawa, Zainal memperkirakan, anak SKM itu bukan habitat sang predator. "Diperkirakan jenis buaya muara. Karena makan mereka di sungai mahakam berkurang, buaya ini menyusuri SKM dan anak SKM. Jadi, lokasi ini diperkirakan masih banyak ikan," ujarnya.
Diperkirakan ada lebih dari 3 ekor buaya, yang rencananya akan ditangkap. "Dilihat dari ukurannya, itu buaya dewasa, jenis muara dan itu buaya ganas," kata Surya.
Sampai malam, warga terus berdatangan. Tidak hanya warga perumahan, melainkan relawan kebencanaan. Rencananya, umpan akan dipasang malam ini untuk menangkap sang predator.
Baca juga:
Asyik merokok di pinggir sungai, Tulus tewas diterkam buaya
Buaya 4 meter di Kukar mati usai ditangkap pakai ekskavator
Cari nelayan Nunukan yang hilang di sungai Sebaung, tim SAR temukan buaya berkeliaran
Lagi BAB di sungai, bokong Satinah robek digigit buaya
Ambil wudhu di sungai, Basuni disambar buaya
Cari ikan di sungai, warga Kalteng ditemukan tewas di mulut buaya
Hilang saat bermain, balita 2 tahun di Kutai Timur diduga diterkam buaya