Kepala BNPT akui Densus 88 biasa beri uang buat keluarga teroris
Keluarga Siyono mengaku diberi segepok uang damai dari Densus 88.
Kematian terduga teroris Siyono mengundang polemik. Apalagi, Densus 88 mencoba memberi segepok uang damai kepada keluarga Siyono agar tidak dibawa ke proses hukum.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Tito Karnavian tak mempersoalkan uang Rp 100 juta yang diberikan Komandan Detasemen Khusus Densus 88 Anti Teror Polri Brigadir Jenderal Eddy Hartono kepada keluarga Almarhum Siyono. Ketika dirinya masih di Densus 88 Anti Teror, Tito mengaku hal itu biasa dilakukan Densus 88 kepada keluarga terduga teroris.
"Bisa saja, Kadensus Brigjen, punya anggaran, punya gaji juga lumayan dan bisa juga patungan dengan teman-teman lainnya, itu sering kita lakukan," kata Tito di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (13/4).
Tito menjelaskan, dari 121 terduga teroris yang meninggal, sebagian keluarganya diberikan uang kemanusiaan dari Densus 88 Anti Teror. Namun, bagi keluarga terduga teroris yang secara ekonomi sudah mapan, tidak diberikan uang kemanusiaan.
"Ada yang dikasih, ada yang tidak, kalau yang dia punya uang ya enggak perlu, ini kan kemarin keluarganya Siyono datang ke Jakarta, saya dapat informasi, kemudian mereka ditawarkan karena perjalanan biaya pemakaman, ambulans, ada yang tinggal di Jakarta, mereka makan segala macam kan kasihan, kalau terima syukur ya kalau enggak terima ya tolak saja sejak awal," jelas Tito.
Seperti diketahui, berdasarkan autopsi dokter Muhammadiyah, kematian Siyono karena benda tumpul dan benturan keras yang diduga dilakukan Densus 88. Keluarga Siyono juga mengaku diberi segepok uang damai dari Densus 88.