Kepala BNPT sebut anak teroris tak boleh dimarginalkan
Suhardi menyatakan BNPT punya beberapa pendekatan lunak yang diupayakan dapat mereduksi radikalisme.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Suhardi Alius menyatakan upaya penanggulangan terorisme tidak dapat hanya mengedepankan tindakan represif. Diperlukan juga pendekatan yang lembut untuk merangkul keluarga para teroris.
"Saya melapor kepada Presiden Jokowi, tidak bisa juga dengan tindakan represif, tapi harus juga dengan human approach, soft approach, kita laksanakan. Jadi tidak melulu dengan pola represif. Walaupun tindakan represif juga kita lakukan, tapi sepantasnya," kata Suhardi setelah meletakkan batu pertama Masjid Pondok Pesantren Darusy Syifaa di Dusun 4 Desa Sei Mencirim, Kutalimbaru, Deli Serdang, Sumut, Rabu (7/9).
Menurutnya, anak-anak dari keluarga teroris tidak boleh dimarginalkan. "Sangat rawan, karena (dapat) lebih militan dari bapaknya. Kita rangkul dia, bila perlu jadi anak asuh dan keluarganya kita beri kewirausahaan sehingga betul-betul ada sentuhan," sambung mantan Kabareskrim ini.
Suhardi menyatakan BNPT punya beberapa pendekatan lunak yang diupayakan dapat mereduksi radikalisme. Pembangunan masjid Pesantren Darusy Syifaa merupakan salah satu langkah itu.
Pesantren Darusy Syifaa didirikan mantan teroris yang terlibat kasus perampokan Bank CIMB Niaga, Khairul Ghazali (50), ini memang mengkhususkan mendidik anak-anak teroris sebagai upaya deradikalisasi. Suhardi mengatakan, pesantren ini merupakan binaan BNPT di Sumut. Lembaga pendidikan ini akan dijadikan percontohan yang akan ditularkan ke daerah lain, terutama di kantong-kantong yang berpotensi menyuburkan gerakan radikal.
"Peletakan batu pertama pembangunan masjid di Pesantren Darusy Syifaa ini mudah-mudahan
menjadi langkah awal yang baik bagaimana kita bersimbiosa untuk kemaslahatan kita semuanya," jelas Suhardi.
Selain Suhardi, peletakan batu pertama dihadiri sejumlah pejabat, seperti Kapolda Sulawesi Tengah Brigjen Pol Rudy Sufahriadi yang mewakili Kapolri; Anggota Komisi III DPR RI, M Syafii; Wakapolda Sumut Brigjen Adhi Prawoto; Direktur II Bidang Perlindungan BNPT Brigjen Pol Herwan Chaidir, yang juga Ketua Panitia Pembangun Masjid Pesantren Darusy Syifaa, dan sejumlah pejabat lainnya.
Masjid Pesantren Darusy Syifa didirikan di atas lahan seluas 6.000 meter persegi. Seluruh biaya pembangunan masjid dibantu pihak BNPT. Selain peletakan batu pertama, BNPT juga menyerahkan bantuan 200 eksemplar mushaf Alquran, 2 ekor anak sapi untuk dipelihara dan seekor sapi untuk dikurbankan.
-
Bagaimana cara BNPT membantu para penyintas terorisme agar tetap berdaya? Selain itu, BNPT juga sering mengadakan agenda gathering yang ditujukan untuk menumbuhkan semangat hidup dan mengembalikan kepercayaan diri bagi para korban terorisme agar tetap berdaya.
-
Bagaimana peran Ditjen Polpum Kemendagri dalam menangani radikalisme dan terorisme? Ketua Tim Kerjasama Intelijen Timotius dalam laporannya mengatakan, Ditjen Polpum terus berperan aktif mendukung upaya penanganan radikalisme dan terorisme. Hal ini dilakukan sejalan dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 7 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme Tahun 2020-2024.
-
Kenapa Komjen Pol Marthinus Hukom menilai narkoba lebih berbahaya dari terorisme? “Teroris berapa orang mungkin, tapi narkotik siapa pun juga, sama dengan teroris tapi narkotik dia menyerang sampai ke saraf-saraf, merusak manusia dan ini berbahaya dan bisa terancam generasi muda, bahkan mengancam keberlanjutan negara,” ucapnya.
-
Siapa Baim Alkatiri? Lama tidak terlihat, Ibrahim Khalil Alkatiri tumbuh menjadi remaja dewasa yang tampan.
-
Siapa sosok penemu ransum TNI? Pencipta ransum TNI ternyata bukanlah seorang tentara, melainkan seorang dokter.
-
Apa tugas utama Korps Marinir TNI AL? Sebagaimana kita tahu, Korps Marinir adalah satuan unit pada TNI AL yang memiliki tugas untuk menyelenggarakan operasi amfibi, pertahanan pantai, pengamanan pulau terluar, pembinaan potensi maritim, hingga pembina kekuatan serta kesiapan operasi satuan.
Baca juga:
Komjen BG waspadai ancaman teroris hingga pelaksanaan Pilpres 2019
Budi Gunawan kaji diperbolehkannya BIN tangkap & tahan teroris
Militan Indonesia di Suriah perintahkan serangan teror di Malaysia
Al-Qaeda tetap bahaya meski tak lagi perkasa
Teroris karbitan dan amatiran