Keren! Polisi di Bantul Nyambi jadi Petani, Pakai Google Assistant untuk Sirami Sawahnya
Pria berusia 43 tahun ini memanfaatkan teknologi modern untuk melakukan penyiraman otomatis di area persawahannya.
Aipda Anto Harmoko yang merupakan Banit Samapta Subsektor Polsek Kretek punya cara keren untuk menyirami lahan pertaniannya di kawasan Parangtritis, Kretek, Kabupaten Bantul. Anto menggunakan Google Assistant untuk menyiram tanaman cabai di lahan pertaniannya.
Pria berusia 43 tahun ini memanfaatkan teknologi modern untuk melakukan penyiraman otomatis di area persawahannya.
- Kepada Polisi, MAS Remaja Bunuh Ayah & Nenek di Cilandak Akui Sering Disuruh Belajar
- Polri Bersiap Tugas di IKN, Gunakan Teknologi Sesuai Konsep Wilayah
- Begini Kecanggihan di Polres IKN yang Telan Anggaran Rp160 M, Pakai Teknologi AI & CCTV Tiap Sudut
- Jokowi Resmikan Polres IKN Dilengkapi Teknologi AI, Sesumbar Ibu Kota Nusantara Bakal Nol Kejahatan
“Inovasi ini dimulai sejak listrik masuk di area persawahan Parangtritis sekitar tahun 2022,” terang Anto saat ditemui di kebunnya di Parangtritis, Kretek, Bantul, Rabu (4/9).
Anto mengembangkan teknologi tepat guna berbasis Internet of Things (IoT). Teknologi ini memungkinkan penyiraman sawah dilakukan secara menyeluruh dengan bantuan Google Assistant, yang menghubungkan berbagai perangkat elektronik untuk menyirami tanaman secara efisien.
Anto menceriakan, ide ini bermula karena kesibukannya sebagai anggota Polri, sehingga harus bisa membagi waktu antara berdinas dan mengelola sawah.
“Karena kesibukan saya sebagai anggota Polri, namun di sisi lain saya harus mengelola sawah, sehingga dengan inovasi ini, saya dapat membagi waktu secara efektif, sawah tetap terkelola dengan baik, tanpa mengganggu waktu tugas saya,” terang Anto.
Ia mengakui, inovasi ini sangat membantu pekerjaannya menyirami tanaman cabai dan bawang merahnya.
“Sangat membantu dan meringankan pekerjaan kami karena dapat menghemat biaya produksi dan tenaga di sawah, sebab bisa dioperasionalkan dari jarak jauh selama terhubung jaringan internet,” terang dia.
Sebelumnya, Anto masih memakai cara konvensional yaitu menggunakan mesin pompa air bertenaga bahan bakar minyak (BBM) untuk penyiraman. Penyemprotan pun dilakukan secara manual.
Anto, yang tergabung dalam Gapoktan Ngudi Makmur Samiran, Parangtritis ini, mengaku terinspirasi dari sebuah video YouTube tentang pemanfaatan Google Assistant dalam kehidupan sehari-hari. Dari situlah, dia mendapatkan ide untuk mengadaptasi teknologi tersebut bagi kebutuhan pertaniannya.
"Perkembangan teknologi sangat pesat, dan saya ingin memanfaatkannya untuk meningkatkan efisiensi di bidang pertanian," tambahnya.
Ia menjelaskan bahwa peralatan yang digunakan cukup sederhana dan terjangkau. Peralatan yang ia beli antara lain smart plug, smart breaker, sprinkle air, pipa, modem internet, dan CCTV, dengan total biaya sekitar Rp3 juta.
"Saya membeli peralatan ini sebelum listrik tersedia di sawah. Baru setelah listrik masuk pada tahun 2022, saya mulai memasangnya," ujar Anto.
Untuk mengontrol semua perangkat ini, Anto menggunakan aplikasi Smart Life yang dapat diunduh secara gratis di Play Store. Aplikasi ini memungkinkan Anto untuk mengontrol penyiraman di sawahnya yang memiliki luas sekitar 300 meter persegi hanya dengan perintah suara.