Keris Kanjeng Kiai Nogo Siluman Milik Pangeran Diponegoro Dipamerkan di Solo
Sekian lama menghilang, Keris Kanjeng Kiai Nogo Siluman kini berada di Kota Solo. Masyarakat Surakarta sekitarnya kini bisa menyaksikan pusaka bersejarah milik Pangeran Diponegoro itu di Museum Keris Nusantara, Jalan Bhayangkara, Kompleks Stadion Sriwedari Solo.
Sekian lama menghilang, Keris Kanjeng Kiai Nogo Siluman kini berada di Kota Solo. Masyarakat Surakarta sekitarnya kini bisa menyaksikan pusaka bersejarah milik Pangeran Diponegoro itu di Museum Keris Nusantara, Jalan Bhayangkara, Kompleks Stadion Sriwedari Solo.
Keris yang selalu dibawa Pangeran Diponegoro ketika berperang melawan Belanda tahun 1825-1830 itu dipamerkan mulai 20-25 November 2021. Pameran dalam rangka Pekan Keris-Indonesian, Keris for The World 2021.
-
Kapan Abdurrahman Baswedan mendapatkan gelar Pahlawan Nasional? Atas jasa-jasanya semasa hidup, ia diberi gelar Pahlawan Nasional oleh Presiden Joko Widodo pada 8 November 2018 di Istana Kepresidenan Jakarta.
-
Kapan Raja Ali Haji dianugerahi gelar pahlawan nasional? Pada tahun 2004, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menetapkan Raja Ali Haji sebagai pahlawan nasional Indonesia.
-
Kapan P.K. Ojong meninggal? Sebulan kemudian, Ojong meninggal dunia pada 31 Mei 1980.
-
Kapan Kerajaan Pajajaran runtuh? Sejak itu, Kerajaan Pajajaran jadi mudah diserang hingga akhirnya runtuh pada 1579.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
-
Siapa yang diangkat menjadi Pahlawan Nasional? Setelah kematiannya yang tragis, nama Amir Hamzah semakin semerbak di telinga masyarakat Indonesia. Ia juga diakui dan dianugerahi Satya Lencana Kebudayaan dan Piagam Anugerah Seni. Sampai puncaknya, pada tahun 1975, nama Amir Hamzah ditetapkan sebagai salah satu Pahlawan Nasional Indonesia.
Keris yang terbuat dari besi hitam dan memiliki sebelas luk itu diletakkan di salah satu ruangan bernuansa hitam di lantai satu Museum Keris Nusantara Solo. Keris bersama warangka ditempatkan dalam kotak kaca.
Dalam ruangan itu juga terdapat lukisan Pahlawan Nasional Pangeran Diponegoro sedang menaiki kuda. Terdapat juga narasi yang menjelaskan sejarah mengenai Keris Kanjeng Kyai Nogo Siluman untuk memudahkan masyarakat yang berkunjung.
Pamong Budaya Ahli Muda Museum Nasional, Mananti Amperawan Marpaung mengatakan, keris yang gandiknya berbentuk kepala naga dan terdapat badan naga memanjang mengikuti bilah tersebut sempat hilang selama ratusan tahun atau dalam perawatan Pemerintah Belanda.
Kemudian pada Maret 2020, Pemerintah Belanda melalui Raja Belanda Willem-Alexander mengembalikan keris tersebut kepada Pemerintah Indonesia melalui Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sepulang dari Belanda keris tersebut disimpan di Museum Nasional Jakarta.
"Keris Pangeran Diponegoro ini baru pertama kali keluar dari Museum Nasional sejak diserahkan ke Pemerintah Indonesia dari Pemerintah Belanda," ujar Mananti kepada wartawan di Museum Keris Nusantara, Senin (22/11).
Keris Kanjeng Kiai Nogo Siluman, lanjut dia, biasanya dipamerkan di lantai empat Gedung B Museum Nasional, terakhir pada Desember 2020. Dan saat ini dibawa ke Museum Keris Nusantara, dipamerkan agar bisa disaksikan masyarakat Solo dan sekitarnya.
Setelah pameran selesai, keris akan dikembalikan ke Museum Nasional.
Menurut dia, kembalinya Keris Kanjeng Kiai Nogo Siluman ke Indonesia memiliki sejarah panjang.
Sejak ditangkapnya Pangeran Diponegoro pada 1830 hingga tahun 2020, keris yang memiliki warangka berbentuk ladrang atau branggah itu tersimpan di Museum Volkenkunde, Leiden, Belanda.
"Jadi memang sudah ada diplomasi yang cukup panjang. Tapi baru tahun 2020 kemarin diserahkan secara resmi ke Indonesia," katanya.
Sebelum keris itu, juga ada pengembalian sejumlah barang koleksi Pangeran Diponegoro lainnya, di antaranya payung, pelana kuda, dan tombak.
Yang terakhir dikembalikan adalah keris pusaka itu.
"Kita ini memang yang layak menyimpan dan merawat koleksi Pangeran Diponegoro," tandasnya.
Mananti menambahkan, Keris Kanjeng Kiai Nogo Siluman dibawa ke Belanda oleh Kolonel Jan-Baptist Cleerens (komando pasukan Belanda dalam Perang Jawa) setelah Perang Jawa berakhir.
Keris ini kemudian dihadiahkan kepada Raja Willem 1 sebagai tanda kemenangan Belanda atas Pangeran Diponegoro. Keris tersebut kemudian diserahkan ke Koninklijk Kabinet van Zeidzaamhende (KKZ).
Pada 1883, KKZ dibubarkan dan koleksinya dialihkan ke 7 museum di Belanda. Salah satu di antaranya adalah Keris Kanjeng Kiai Nogo Siluman yang diserahkan ke Museum Volkenkunde, Leiden.
Keris ini sempat dinyatakan hilang selama 150 tahun. Upaya riset dilakukan untuk menemukan kembali keris tersebut melalui riset arsip dan dokumentasi yang cukup panjang.
Terdapat tiga dokumen yang digunakan untuk mengidentifikasi keris milik Pangeran Diponegoro. Pertama, surat Sentot Prawirodirdjo (mantan perwira perang Pangeran Diponegoro). Kedua, keterangan Kolonel Jan-Baptist Cleerens (komando pasukan Belanda dalam Perang Jawa). Ketiga, surat dari pelukis Raden Saleh yang mendeskripsikan bentuk keris tersebut. Tahap selanjutnya berupa verifikasi dari para sejarawan.
Baca juga:
Peristiwa 12 November: Jenderal Soedirman Menjadi Panglima, Ini Sejarah Lengkapnya
Kapolri: Semua Masyarakat Bisa Menjadi Pahlawan Dalam Pengendalian Pandemi Covid-19
Peringati Hari Pahlawan, Ganjar Pranowo Upacara di Dekat Makam Pocut Meurah Intan
Wamenkum HAM Dorong Penguatan Persatuan dengan Nilai Kepahlawanan
Menteri PPPA Ajak Generasi Muda Meneladani Roehana Koeddoes
Pemprov Jabar Usulkan Mochtar Kusumaatmadja Sebagai Pahlawan Nasional