Kesan Pertama Hendropriyono Bertemu Bung Hatta, Sederhana Tapi Tetap Kritis
Menurut Hendropriyono, saat itu, sulit sekali untuk dapat menjelaskan, bahwa rombongan ini adalah rombongan keluarga.
Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Abdullah Mahmud Hendropriyono, resmi meluncurkan buku autobiografinya yang berjudul SPY SI, 'Sebagian Pengalaman Yang Saya Ingat'.
Dalam penggalangan bukunya, Hendropriyono menceritakan bagaimana masa kecilnya, terutama saat bertemu dengan Bung Hatta saat tak lagi menjabat sebagai Wakil Presiden RI. Di mana, pertemuan itu terjadi saat dirinya berada di Sumedang, Jawa Barat, di rumah pamannya.
-
Siapa saja yang terlibat dalam film 'CATATAN HARIAN MENANTU SINTING'? Selain itu, terdapat juga kemunculan pasangan suami istri Raditya Dika dan Ariel Tatum yang menjadi bintang utama film ini.
-
Kapan Adi Suryanto meninggal? Kabar duka datang dari salah satu instansi pemerintah, Lembaga Administrasi Negara (LAN). Kepala LAN, Prof Dr. Adi Suryanto, meninggal dunia di Yogyakarta pada Jumat (15/12).
-
Kapan Atang Sendjaja meninggal? Pada 29 Juli di tahun itu menjadi hari duka bagi AURI.
-
Bagaimana Bambang Hermanto bisa terkenal di dunia film? Penampilan yang garang dan tampang yang rupawan menarik minat sutradara Usmar Ismail untuk menggaetnya. Kemudian lahirlah film legendaris Harimau Tjampa pada tahun 1953.
-
Mengapa Bambang Hermanto hampir saja menghajar pria asing di Bioskop Menteng? Bambang yang pemarah tak suka dengan tatapan itu. Dia hampir saja menghajar pria asing itu.
-
Mengapa Hengky Kurniawan merasa cemburu? Pria berusia 40 tahun ini menuliskan caption dengan nada cemburu. "Pemberani sekali. Siapa itu?" tulis Hengky Kurniawan.
"Di rumah itu pernah beberapa kali saya bertemu Bung Hatta, yang kerap berkunjung dan bermalam di sana. Kami lihat setiap pagi bangun dari tidur, beliau membersihkan sendiri tempat tidurnya. Menurut Bung Hatta, membereskan tempat tidur sendiri adalah masalah kecil. Jika kita tidak terbiasa membereskan masalah kecil, tidak mungkin kita dapat membereskan masalah yang besar," tulis Hendropriyono, seperti dikutip dalam bukunya, Kamis (7/5).
Meski sudah pernah menjadi Wapres, Bung Hatta dinilainya sosok yang sederhana namun tetap kritis. Pikirannya tak mudah dipengaruhi.
"Tempat berhajat besar (WC) di rumah pamanku dokter Sanusi Galib di kota Sumedang Jawa Barat, hanya berupa tempat bertengger di atas sebuah sungai kecil yang mengalir di bawahnya. Di sana Bung Hatta berjongkok setiap pagi sebelum mandi tanpa canggung-canggung, sebagaimana halnya kebiasaan kami semua orang-orang kebanyakan di daerah itu," cerita Hendropriyono.
Hendropriyono pun juga bercerita, bagaimana Bung Hatta ditangkap oleh pihak Kepolisian Sumedang kala itu.
"Pada suatu hari di tahun 1958 yang nahas terjadi suatu peristiwa yang mengecewakan kita semua, yaitu ketika Bung Hatta bersama keluarga pamanku dokter Sanusi Galib, sedang berkunjung ke rumah pak Wangsa Widjaya mantan Sekretaris Bung Hatta yang tinggal di kampung Situraja. Bung Hatta bersama handai taulannya itu termasuk antara lain ibu Rafi'ah Dahlan Lembaq Tuah dan ibu Bariah Djambek, tiba-tiba ditangkap polisi resort kota Sumedang," cerita Hendropriyono.
"Penahanan tersebut katanya berdasarkan laporan intelijen, bahwa segerombolan orang dipimpin Bung Hatta memasuki suatu kampung di Sumedang. Karena di antara nama-nama yang dilaporkan ada nama seorang ibu yang Dahlan dan ada nama ibu lain yang Djambek, maka perkiraan intelijen menyatakan, bahwa Bung Hatta bersama rombongan Dahlan Djambek, sedang memasuki suatu kampung di kabupaten Sumedang Jawa Barat. Rombongan tersebut dicurigai sedang melakukan hubungan dengan kelompok Darul Islam," lanjut dia.
Menurut Hendropriyono, saat itu, sulit sekali untuk dapat menjelaskan, bahwa rombongan ini adalah rombongan keluarga.
"Karena perintah penahanan itu katanya turun langsung dari pusat. Tidak seorang pun pejabat setempat, yang berani menanganinya. Bahkan Komandan Polres juga tidak pernah muncul dan sulit dihubungi, sehingga sikap para tamtama polisi terlihat begitu pandir karena ketidak tahuannya harus berbuat apa. Alat komunikasi walau tidak sebaik masa kini, tetapi ada dan dapat digunakan," tukasnya.
Reporter: Putu Merta
Baca juga:
Lewat Buku, Hendropriyono Cerita Penangkapan Bung Hatta Hingga Koes Bersaudara
Mahfud MD: Usul Hendropriyono Soal Konflik Papua Ditampung
Hendropriyono Minta Prabowo Turun Tangan Soal Papua Jika Tak Ingin Senasib Timtim
Hendropriyono: Di Papua Bukan KKB, Mereka Teroris Internasional
Hendropriyono Ingatkan Bahaya Political Assassination
Hendropriyono Persilakan PKPI Koalisi dengan PKS di Daerah