Kesejahteraan petani holtikultura di Sulut meningkat tajam
Para petani, khususnya petani tanaman holtikultura di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) meningkat.
Nilai Tukar Petani (NTP) berada di atas angka 100 yakni 103.92. Hal ini membuat kesejahteraan para Petani, khususnya petani tanaman holtikultura di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) meningkat.
Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut, Albert Nicholas mengatakan, NTP sub sektor tanaman holtikultura di Sulut pada Maret 2014 tercatat 103.92, menandakan kesejahteraan petani di sektor tersebut sangat baik, NTP sub sektor tanaman holtikultura mengalami peningkatan, dari 0,34 persen dari 103.57 di Februari 2014 menjadi 103.92 pada Maret 2014.
"Perubahan ini terjadi akibat indeks diterima petani 0,84 persen yakni melebihi indeks yang dibayar hanya 0,50 persen," Tutur Albert,seperti dikutip dari antaranews, Senin,(14/4).
Jika dilihat dari sisi pengeluaran petani besarnya indeks harga konsumsi rumah tangga para petani mengalami peningkatan yakni sebesar 0,52 persen, hal serupa juga terjadi pada indeks biaya produksi dan penambahan barang modal meningkat sebesar 0,39 persen.
"Indeks konsumsi rumah tangga para petani yang meningkat, lebih disebabkan oleh indeks harga pada jenis makanan jadi, minuman ,rokok dan tembakau sebesar 0,80 persen," katanya.
Albert menambahkan, sedangkan indeks yang diterima petani, berasal dari komoditi seperti cabai merah 10,00 persen, cabai rawit 6,37 persen dan buncis 2,29 persen, hal ini mengindikasikan perubahan indeks cukup besar.
"Sedangkan dari hasil petani berupa nangka, nenas dan alpukat memberikan persentase penurunan relatif besar yaitu masing-masing -6,69 persen, -534 persen dan -3,54 persen," ungkap albert.
Ini menunjukan Nilai NTP pada sub sektor tanaman holtikultura di atas angka 100, bahwa secara umum kemampuan daya beli sub sektor tersebut bisa dikatakan lebih baik dibandingkan pada tahun 2012.