Ketua DPR ogah komentari isu Luhut di pusaran Panama Papers
Luhut Binsar Pandjaitan disebut-sebut memiliki perusahaan cangkang yang tercantum dalam skandal pajak Panama Papers.
Ketua DPR Ade Komarudin enggan menanggapi kasus Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan dalam skandal Panama Papers. Dia enggan bersikap sebelum mempelajari data pengemplang pajak tersebut lebih dalam.
"Saya tidak mau berkomentar. Tingkat kedalamannya saya harus lakukan dulu sebelum saya berikan komentar yang tepat," kata Ade di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (25/4).
Meski begitu politikus Partai Golkar ini mengakui banyak nama yang terjaring dalam data rahasia skandal tersebut. Namun menurutnya harus dikonfirmasi dulu daftar nama itu.
"Ya nama-namanya beredar iya. Tapi sekali lagi saya harus konfirmasi kiri kanan. Saya belum bertemu sumber yang tepat untuk itu. Kalau sudah ketemu tingkat kedalamannya saya akan sampaikan komentar saya," tuturnya.
Sebelumnya, Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan disebut-sebut memiliki perusahaan cangkang yang tercantum dalam skandal pajak Panama Papers yaitu Mayfair International Ltd dan PT Persada Inti Energi. Namun Luhut membantah bahwa perusahaan itu miliknya.
"Alamat saya saja salah di situ, alamat saya dibilang di Mega Kuningan 11. Saya tidak pernah punya korespondensi, saya tanya staf, saya tidak pernah terima uang, tidak pernah saya tahu. Karena pada waktu itu juga saya engga punya uang untuk sampai melakukan SPV di luar negeri," kata Luhut di Kantornya, Jakarta, Senin (25/4).
Menurutnya, seluruh kekayaannya sudah dilaporkan ke KPK dalam Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN). Pada tahun 2014 lalu, dia mengaku melepas jabatan yang berada di perusahaannya. Perusahaan yang dimilikinya Toba Bara Sejahtera dari tahun 2010 sampai 2015 memperoleh sekitar USD 300 juta sudah dibayarkan ke kantor Pajak.