Ketua Komisi X DPR Sebut Nadiem Tidak Komunikatif Soal Kebijakan Guru Honorer
Terutama para guru honorer yang lama mengabdi belum merasakan keberpihakan pemerintah. Ia mendesak ada kebijakan khusus bagi yang sudah senior untuk langsung diangkat menjadi ASN
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim dinilai tak komunikatif dengan DPR terkait kebijakan pengangkatan guru honorer. Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda mengakui Nadiem susah diajak bicara.
Huda menyebut, Nadiem ingin kebijakannya berjalan sesuai keinginannya. Sehingga mantan bos Gojek itu membatasi dialog.
-
Siapa yang mengeluh tentang honor guru ngaji di Tangerang? Saat itu, Mahfud mendengarkan keluhan guru ngaji asal Tangerang Selatan (Tangsel) yang mengaku hanya menerima honor sebesar Rp250 ribu per bulan.
-
Apa yang dijanjikan Mahfud terkait honor guru ngaji? Calon Wakil Presiden RI nomor urut 3, Moch Mahfud Md berjanji meningkatkan kesejahteraan guru agama, ustaz dan guru ngaji jika terpilih sebagai Wakil Presiden.
-
Mengapa Mela memilih berjualan kerupuk saat menjadi guru honorer? Kondisi yang belum stabil secara ekonomi itu mendorong Mela untuk mencoba mencari pemasukan tambahan. Ia lantas berjualan kerupuk yang diberi bumbu dan dijual di koperasi sekolah.
-
Siapa yang bisa disebut sebagai guru sejati? "Salah satu wujud keagungannya sebagai guru sejati adalah: beliau tak pernah memosisikan orang-orang yang mengikuti ajaran yang dibawanya sebagai murid, tapi sebagai sahabat."
-
Kapan Puji Astuti dikukuhkan sebagai Guru Besar? Prof. Dr. apt. Puji Astuti, S.Si., M.Sc baru saja dikukuhkan sebagai guru besar bidang Biologi Farmasi Fakultas Farmasi UGM. Status sebagai guru besar diterima Puji Astuti pada Selasa (29/8) di Balai Senat UGM.
-
Bagaimana cara memperingati Hari Guru Sedunia? Ini menjadi kesempatan bagi seluruh masyarakat dunia, untuk memberikan apresiasi yang baik pada para guru.
"Mungkin mas menteri ingin semua kebijakannya seperti yang beliau inginkan, ingin landing semua, jadi kelihatannya membatasi dialog," katanya dalam diskusi daring, Sabtu (27/11).
Dia bercerita, saat proses rekrutmen tahap pertama PPPK seharusnya hanya 80 ribu guru honorer yang lolos. Namun, karena akhirnya desakan dari DPR, Nadiem meloloskan 173 ribu.
"Karena itu dalam berbagai hal, relatif semacam ruang kompromi itu terjadi. Misalnya kemarin, soal rekrutmen yang kemarin tahap pertama PPPK, itu kalau gak ada kompromi yang lolos hanya 80 ribu mas, akhirnya karena kita ngotot akhirnya yang lolos 173 ribu," ujar politikus PKB ini.
Huda menilai, Nadiem hanya terlihat ada keinginan untuk memberi afirmasi kepada guru honorer. Tetapi semangatnya belum terlihat.
Terutama para guru honorer yang lama mengabdi belum merasakan keberpihakan pemerintah. Ia mendesak ada kebijakan khusus bagi yang sudah senior untuk langsung diangkat menjadi ASN
"Kita minta ada kebijakan khusus untuk langsung diangkat menjadi pegawai PPPK dan ini tidak menyalahi aturan karena masih ada PP yang menyangkut soal itu," terangnya.
Selain itu, terlihat ada upaya memotong guru generasi tua dengan konten seleksi yang kontennya sulit bagi senior. Padahal guru yang lama ini memiliki pengalaman.
"Kalau narasinya masih ngomongin soal kualitas, soal kompetensi guru yang dia anggap tidak hari ini di guru-guru kita, saya sih merasa semangatnya ke sana, dan menurut saya tidak fair," tutup Huda.
Baca juga:
Ketua Komisi X DPR: Kebijakan Nadiem Relatif Tak Berpihak Kepada Guru Honorer
Tangis Bahagia Ibunda Guru Honorer Saat Rumahnya Diperbaiki Gubernur Ganjar
1.319 Guru Honorer Kabupaten Bogor Diangkat jadi PPPK
Naik Gaji dari Rp200 Ribu Jadi Rp2.3 Juta, Begini Haru Cerita Guru Honorer di Jateng
Tak Punya Biaya Skripsi Anaknya, Guru Honorer Curhat ke Bupati Tapteng Dapat Ini
Ganjar Perintahkan Bupati dan Wali Kota Perhatikan Gaji Guru Honorer