Ketum PBNU: Menulis kalimat toyyibah di bendera hukumnya makruh
Ketum PBNU: Menulis kalimat toyyibah di bendera hukumnya makruh. Said bercerita Khalifah Umar bin Abdul Aziz pernah menampar seseorang karena menulis kalimat Alquran di atas sebuah tembok. Padahal, sosok Umar bin Abdul Aziz terkenal sebagai pemimpin yang santun.
Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj menyampaikan penulisan kalimat tauhid di bendera maupun medium lainnya seperti tembok dan pakaian hukumnya makruh bagi mayoritas ulama dengan empat mazhab yaitu Hanafi, Maliki, Syafi'i, dan Hambali. Bahkan, ada juga ulama yang berpendapat itu haram.
"Mayoritas ulama dengan empat mazhab itu berpendapat menulis Alquran, kalimat toyyibah di bendera, di tembok, di pakaian, di atap rumah itu makruh. Bahkan ada yang mengatakan itu haram," Hal ini disampaikan Said Aqil saat menggelar konferensi pers di Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Rabu (24/10).
-
Apa yang dilakukan Prabowo Subianto dalam Upacara HUT Polri? Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto hadir dalam upacara HUT Polri ke-78, Senin kemarin.
-
Kenapa TNI memberi kejutan di HUT Bhayangkara? Para prajurit TNI dan anggota Polisi lain pun hanya bisa tertawa terbahak-bahak melihat aksi harmonis antara TNI dan Polri di tengah perayaan HUT Bhayangkara ke-78 tersebut.
-
Acara apa yang diduga ditunggangi oleh organisasi terlarang HTI? Acara Metamorfoshow yang digelar di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) ramai menjadi perbincangan. Diduga, kegiatan itu ditunggangi organisasi terlarang Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
-
Kapan Prabowo Subianto menghadiri Upacara HUT Polri? Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto hadir dalam upacara HUT Polri ke-78, Senin kemarin.
-
Kapan HUT TNI 2023 diperingati? 5 Oktober ditandai sebagai peringatan Hari Ulang Tahun TNI.
-
Apa tema yang diusung oleh peringatan HUT TNI tahun ini? Pada tahun ini, peringatan HUT TNI diketahui bertajuk 'TNI Patriot NKRI Pengawal Demokrasi untuk Indonesia Maju'.
Said bercerita Khalifah Umar bin Abdul Aziz pernah menampar seseorang karena menulis kalimat Alquran di atas sebuah tembok. Padahal, sosok Umar bin Abdul Aziz terkenal sebagai pemimpin yang santun.
Said Aqil melanjutkan, ada juga ulama yang mengharamkan membuat lukisan dengan tulisan Alquran atau Asmaul Husna. Dikhawatirkan nantinya tulisan dalam lukisan itu bisa menjadi sampah atau dibuang percuma jika tak lagi terpakai. Hal itu justru bisa merendahkan kesucian kalimat Tuhan.
"Khawatir tak bisa menghormati," ujarnya.
Hal ini disampaikan Aqil menyusul ramainya berita pembakaran bendera yang diduga merupakan bendera HTI oleh Banser di Garut, Jawa Barat pada hari Senin (22/10) kemarin. Banyak pihak kemudian bereaksi atas pembakaran bendera tersebut.
"Tidak ada ulama yang menganggap baik menulis kalimat Tauhid, Alquran di bendera. Siapapun. Bukan hanya HTI. Semuanya. Tidak ada ulama yang anggap baik menulis kalimat Tauhid di bendera karena takut kita tidak mampu menghormatinya," pungkasnya.
Sekjen PBNU, Helmi Faishal Zaini menyampaikan di Yaman terjadi konflik politik dengan Saudi Arabia. Masyarakat Yaman pun membakar bendera Arab Saudi yang bertuliskan kalimat Tauhid. Namun di Yaman, tak ada masyarakat yang beranggapan pembakaran bendera itu merupakan bentuk penistaan kalimat Tauhid.
"Di Yaman misalnya terjadi konflik politik dengan Saudi Arabia dan kemudian mereka melakukan pembakaran bendera Saudi Arabia. Saya kira tidak ada yang mengatakan mereka masyarakat Yaman melakukan pembakaran kalimat Tauhid atau menistakan kalimat Tauhid. Karena itu kami menolak segala bentuk mengatasnamakan agama ini untuk kepentingan politik yang akhirnya justru menistakan makna agama itu sendiri," tandas mantan Menteri PDT ini.
Baca juga:
PBNU: Yang mendirikan republik ini Banser
Jangan terprovokasi, warga diminta percayakan kasus pembakaran bendera ke polisi
Polisi belum temukan unsur kesengajaan pembakaran bendera bertuliskan Tauhid
Menag sebut pembakaran bendera bertuliskan tauhid merusak citra santri
Ketum PBNU: Menulis kalimat toyyibah di bendera hukumnya makruh