Kiprah Politik Max Sopacua
Dalam karier politik, Max terbilang moncer karena dua periode duduk di kursi DPR, periode 2004–2009 dan 2009–2014.
Max Sopacua meninggal dunia hari ini, Rabu (17/11) sekitar pukul 05.30 WIB di RSPAD Gatot Subroto. Max dikenal politikus senior di Partai Demokrat. Dalam karier politik, Max terbilang moncer karena dua periode duduk di kursi DPR, periode 2004–2009 dan 2009–2014.
Namun saat terjadi dualisme di partai tersebut antara Demorat pimpinan AHY dan Demokrat pimpinan Moeldoko, Max memutuskan ikut Moeldoko.
-
Kapan Partai Demokrat dideklarasikan? Selanjutnya pada tanggal 17 Oktober 2002 di Jakarta Hilton Convention Center (JHCC), Partai Demokrat dideklarasikan.
-
Apa yang akan dibahas dalam pertemuan pengurus pusat Partai Demokrat besok? Koordinator Juru Bicara Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra, mengatakan pertemuan tersebut akan membahas kelanjutan arah politik Partai Demokrat usai Anies Baswedan mengumumkan bakal calon wakil presiden (cawapres).
-
Siapa yang mengkonfirmasi berita duka tentang Sopyan Dado? Kabar duka datang dari dunia hiburan tanah air setelah aktor kawakan Sopyan Dado berpulang hari ini Kamis (28/3) di usia 51 tahun. Kabar berpulangnya Sopyan pertama kali disampaikan oleh pihak keluarga ke rekan media dan dikonfirmasi oleh Clara Kaizer, rekan kerja Sopyan.
-
Apa yang dibahas dalam pertemuan para ketua umum partai di koalisi Indonesia Maju? Salah satu yang dibahas dalam pertemuan adalah pematangan calon wakil presiden untuk Prabowo Subianto.
-
Apa yang Soeharto katakan tentang berita hoaks yang mengarah ke Tapos? Memberitakan dengan tujuan negatif, karena mereka tidak mengetahui keadaan yang sebenarnya dari Tapos ini," jelas Soeharto dikutip dari akun Instagram @jejaksoeharto. Karena memikirkan ini peternakan dari Presiden, padahal bukan peternakan Presiden, ini sebenarnya punya anak-anak saya yang saya mbonceng untuk mengadakan riset dan penelitian," kata Soeharto menambahkan.
-
Apa yang disita Bea Cukai Soekarno Hatta? Puluhan kilogram sisik tenggiling yang digagalkan itu dikemas dalam lima paket, yang diperkirakan nilainya mencapai Rp3 miliar. Paket itu dengan pemberitahuan cassava chips dan saat diperiksa didapati keripik singkong bercampur sisik tenggiling yang telah dikeringkan," tegas Kepala Kantor Bea Cukai Soekarno Hatta, Gatot Sugeng Wibowo, Rabu (20/12).
Sebelum terjun ke dunia politik, Max merupakan seorang penyiar berita olahraga di TVRI yang terkenal pada tahun 1980an hingga 1990an. Selain sebagai penyiar berita, Max juga menjadi produser di TVRI pada tahun 1985 hingga 2002.
Berbagai program olahraga TVRI dalam perhelatan-perhelatan olahraga dunia diproduseri oleh Max, di antaranya program Olimpiade Seoul 1988, Olimpiade Atlanta 1996, Piala Dunia FIFA 1998, SEA Games 1999, hingga terakhir Olimpiade Sydney 2000.
Pekerjaannya sebagai seorang penyiar berita olahraga membuatnya aktif di organisasi Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) di mana ia menjadi anggota di dalamnya pada 1990 hingga 2001, selain itu ia juga merupakan anggota Asia-Pacific Broadcasting Union (ABU).
Pada tahun 2009, Max mendirikan Sheba FM, sebuah stasiun radio yang berbasis di Bogor bagian barat dan mengudara pada frekuensi 87,8 FM, stasiun radio tersebut kini bernama X Channel.
Max selanjutnya berkecimpung ke dunia politik, dia bergabung dengan Partai Demokrat pada 2002 setelah tidak lagi bekerja di TVRI, ia langsung menjadi Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat (Wasekjen DPP) Partai Demokrat pada saat itu hingga 2005.
Pada pemilu legislatif 2004, Max terpilih sebagai anggota DPR RI untuk dapil Jawa Barat IV yang kala itu meliputi wilayah Kabupaten dan Kota Bogor, ia memperoleh 29.827 suara. Selama di DPR untuk periode 2004–2009, ia bertugas di Komisi IX dan sempat menjadi wakil ketua di komisi tersebut dari tahun 2005–2007. Selain itu, ia juga menjadi Wakil Ketua Panitia Khusus Angket tentang Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak pada 2008 hingga 2009.
Pada kepemimpinan Ketua Umum (Ketum) Hadi Utomo periode 2005–2010, Max ditunjuk sebagai Ketua DPP Bidang Pendidikan, Pemuda dan Kominfo. Pada pemilu legislatif 2009, ia terpilih kembali menjadi anggota DPR, kali ini mewakili dapil Jawa Barat V (Kabupaten Bogor) untuk periode 2009–2014, perolehan suaranya meningkat signifikan dengan mendulang 95.797 suara.
Ia bertugas di Komisi I dan Badan Kerja Sama Antar-Parlemen sebagai anggota, di Fraksi Partai Demokrat ia menjadi wakil ketuanya pada 2009 hingga 2010, setelahnya ia dipercaya sebagai penasihat fraksi hingga periode masa jabatan berakhir pada 2014. Kiprahnya di DPR hanya dua periode saja, sebab pada pemilu legislatif 2014 dan 2019 Max gagal meraih kursi DPR.
Pada Juni 2019, Max bersama sejumlah tokoh senior Partai Demokrat membentuk Gerakan Moral Penyelamat Partai Demokrat (GMPPD), mereka menyerukan agar diadakannya Kongres Luar Biasa (KLB) selambat-lambatnya pada 9 September 2019, dan menyebut Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) berpeluang menjadi ketua umum. Seruan tersebut dilakukan karena mereka menilai perolehan suara partai pada pemilu legislatif 2019 menurun dibandingkan pemilu-pemilu sebelumnya. Pada Desember 2020, Max menyatakan diri keluar dari Partai Demokrat.
Baca juga:
Rachland Nashidik: RIP Pak Max, Senior Menyenangkan Meski Berbeda Jalan
Politikus Max Sopacua Meninggal Dunia
Max Sopacua Bantah Mundur dari Demokrat Kubu Moeldoko: Strategi Murahan
Demokrat: Kubu Moeldoko Terpecah, Max Sopacua dan Nazaruddin Mundur Teratur
Demokrat KLB Soal Keputusan Menkum HAM: Ini Baru Babak Pertama, Masih Ada Selanjutnya
Tak Hadir di Sidang Gugatan AHY, Ini Alasan Marzuki Alie dan Max Sopacua