Kisah Arab di Puncak, dari pemilik vila hingga pelarian politik
Tak selamanya orang Arab di Puncak kaya dan mencari wanita. Ada juga kisah lainnya.
Berlibur ke kawasan Puncak Bogor, Jawa Barat memang menyenangkan untuk melepas penat dari segudang aktivitas. Apalagi bila melakukannya bersama keluarga atau rekan sejawat.
Cuaca sejuk dan pemandangan alami tentu jadi pemikat masyarakat untuk sekedar singgah maupun menginap. Hal itu rupanya juga dirasakan warga asing khususnya masyarakat Timur Tengah.
Kehadiran mereka tentu membawa berkah tersendiri bagi warga lokal. Bagaimana tidak, aroma fulus warga Timur Tengah itu bagaikan oase di tengah gurun. Warga Puncak Bogor biasa memanggil mereka 'orang Arab'. Entah mau datang dari Arab Saudi, Qatar, Abu Dhabi, Afghanistan, Pakistan, dipanggilnya tetap orang Arab.
Bagi orang Arab, selain berlibur di kawasan sejuk itu, nyatanya mereka juga memiliki usaha. Tak tanggung-tanggung, usaha penyewaan vila atau kamar hotel di Puncak Bogor juga mulai dikuasainya.
Seorang warga Ciburial, Zaenudin menuturkan, bagi orang Arab yang memiliki uang berlimpah biasanya berasal dari negara Arab Saudi. Menurutnya saat ini beberapa bangunan dan tanah di sekitar lingkungannya dimiliki bangsa Arab tersebut.
"Di sini ada yang punya agen travel, tempat makan, vila dan hotel. Jadi kalau ada teman-temannya (orang Arab) yang mau datang tinggal hubungi dia. Tapi vila atau hotel bukan atas nama dia," kata Zaenudin, Kamis lalu.
Para Arab Kaya ini menikmati hidup di Puncak. Mereka biasanya kerap berkumpul di restoran bernuansa Timur Tengah yang betebaran di sana.
Tidak hanya bangsa Arab kaya yang tinggal di kawasan Puncak Bogor tepatnya di daerah Ciburial dan Warung Kaleng. Orang Arab miskin juga banyak yang menetap.
Arab miskin itu kebanyakan berasal dari negara Timur tengah yang dirundung konflik, seperti Pakistan, Afghanistan dan Irak. Meraka diduga imigran gelap yang menunggu untuk diberangkatkan ke Australia untuk mendapat suaka politik.
Zaenudin menceritakan, para Arab miskin ini mudah diidentifikasi. Mereka biasanya hidup bergerombol dan penuh kesederhanaan.
"Mereka nggak pernah nyewa ojek atau mobil. Bahkan pernah dari sini (Ciburial) ke Pasar Cisarua jalan kaki bolak-balik. Kan lumayan jauh itu," ujarnya.
Menurut dia, kehidupan mereka sehari-hari hanya bergantung pada dana yang didapatkan dari PBB. "Kalau dulu sih mereka dapat Rp 1 juta, mungkin kalau sekarang-sekarang Rp 1,5 juta kayanya," terangnya.
Baca juga:
PSK cantik asal Maroko jajakan diri Rp 6 juta di Puncak
Turis Arab sekarang lebih pilih PSK ketimbang kawin kontrak
Kisah PSK Puncak doyan layani turis Arab
PSK Puncak keliling naik ojek berburu turis Arab
-
Kapan patung unta di Arab Saudi ditemukan? Sederet patung unta berukuran sesuai aslinya ditemukan pada 2018 lalu di Arab Saudi utara.
-
Kapan Timnas Indonesia main lawan Arab Saudi? Timnas Indonesia akan menghadapi Arab Saudi dalam laga pertama putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 di Stadion King Abdullah Sports City, Jeddah, pada Jumat (6/9/2024) dini hari WIB.
-
Kapan Timnas Indonesia bertanding melawan Arab Saudi? Maarten Paes akhirnya melakukan debutnya bersama Timnas Indonesia dan hasilnya cukup mengejutkan. Sebelumnya, Paes diperkirakan tidak akan tampil saat Timnas Indonesia bertandang ke markas Timnas Arab Saudi pada matchday 1 Grup C ronde 3 Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, yang berlangsung pada Jumat (06/09/2024).
-
Di mana patung unta di Arab Saudi ditemukan? Sederet patung unta berukuran sesuai aslinya ditemukan pada 2018 lalu di Arab Saudi utara.
-
Kenapa Arab Saudi berada di atas Timnas Indonesia di klasemen Grup C? Meskipun demikian, Arab Saudi mengungguli Indonesia dalam klasemen Grup C. Apa yang menyebabkan Arab Saudi berada di atas tim asuhan Shin Tae-yong di klasemen? Bagaimana regulasi klasemen dalam Kualifikasi Piala Dunia 2026? Yuk, simak penjelasan lebih lengkapnya di bawah ini, Bolaneters.