Kisah Inspiratif, Mahasiswa Penyandang Disabilitas Raih Cumlaude di Kampus Terbaik se-Indonesia
Kisah mahasiswa fakultas hukum ini sungguh menggugah. Keterbatasan tak menghalanginya menjadi sosok berprestasi.
Kisah mahasiswa fakultas hukum ini sungguh menggugah. Keterbatasan tak menghalanginya menjadi sosok berprestasi.
Kisah Inspiratif, Mahasiswa Penyandang Disabilitas Raih Cumlaude di Kampus Terbaik se-Indonesia
Mengenal Alexander Farrel Rasendriyo
Keterbatasan sering kali membuat seseorang tak percaya diri ketika menjalani aktivitas. Dampak luasnya, kerap menghambat dalam menggapai impian dan cita-cita.
Namun Alexander Farrel Rasendriyo Haryono melawan semua itu. Menjadi penyandang disabilitas tidak membuatnya minder. Justru, Farrel menunjukkan prestasi memukau.
Pria berusia 22 tahun ini adalah mahasiswa di salah satu kampus terbaik se-Indonesia di Universitas Gadjah Mada.
- Salut! Mahasiswi Ini Tak Pernah Izin Apalagi Absen Selama 4 Tahun Kuliah, IPK-nya Cumlaude
- Kisah Inspiratif Mahasiswa Tunanetra UGM Lulus Sarjana Hukum, Dapat Predikat Cumlaude
- Kisah Farrel Penyandang Disabilitas Peraih Predikat Cumlaude UGM
- Mahasiswa Berprestasi di Malang Meninggal Jelang Wisuda, Kampus Kembalikan Biaya Kuliah
Meski tak sesempurna rekan-rekan mahasiswa lainnya, tetapi Farrel tak berkecil hati. Dia menunjukkan prestasinya sebagai mahasiswa peraih cumlaude 3,74 di fakultas hukum UGM. Kisahnya menginspirasi banyak orang.
Farrel memang baru saja menamatkan kuliah. Dia kini menyandang gelar sarjana hukum UGM setelah menjalani wisuda di Grha Sabha Pramana UGM, DI Yogyakarta, pada Kamis (24/8) lalu.
Usai momen wisuda, tak seperti ribuan wisudawan lainnya yang beranjak untuk keluar ruangan, Farrel tampak masih duduk di kursi bersama kedua temannya, seraya menunggu sang Ibu datang.
Setelah ibunda menghampiri, Emil Tri Ratnasari umur 48 tahun, ibu Farrel, menyuruhnya untuk berfoto membelakangi panggung wisuda. Dengan mengenakan setelan jas dan atribut wisuda, Farrel pun foto tersenyum bangga.
Meski memiliki keterbatasan, Farrel menjalani hari-hari perkuliahannya dengan penuh semangat. Teman-temannya pun sangat peduli kepadanya. Setiap ada jadwal perkuliahan , teman-temannya sudah menunggu di depan gedung kampus untuk menuntunnya masuk ke dalam kelas.
Begitupun saat perkuliahan berlangsung, baik secara daring maupun luring, ia selalu mencatat dan menerima apa yang diajarkan oleh dosen. Saat ujian tiba, Farrel akan ditempatkan dalam ruangan khusus. Nantinya, ia mengetahui soal-soal dari sebuah aplikasi dan menjawabnya dengan mengetik di laptop.
Saat mengerjakan skripsi pun, ia sama seperti mahasiswa lainnya untuk melakukan wawancara, riset dengan responden. Tema skripsinya berkenaan dengan soal hukum pajak penghasilan bagi penyandang disabilitas.
"Kesimpulan dari skripsi tersebut adalah diperlukan ketentuan khusus penerapan pajak penghasilan bagi penyandang difabel. Sebab, secara ekonomi mereka memiliki pengeluaran lebih besar dibanding dengan non difabel."
Cerita Farrel soal skripsinya, dikutip dari laman UGM.This is source
@merdeka.com
Sang Ibunda mengaku sangat bangga dengan pencapaian anaknya. Selama prosesi wisuda, ia menangis haru melihat Farrel dari kejauhan.
Ia kembali teringat bahwa Farrel merupakan anak yang rajin belajar dan tak suka mengeluh. Baginya, Farrel selalu memiliki tekad kuat untuk mencapai mimpinya layaknya anak normal lainnya.
Sebagai bukti, prestasi gemilang Farrel ternyata bukan cuma di bangku perkuliahan. Farrel sudah menyabet sederet prestasi memukaus sejak bangku sekolah. Salah satunya mendapatkan nilai 100 untuk mata pelajaran matematika saat ujian nasional (UN).