Kisah Nenek Elisabet di Pulau Paling Selatan Indonesia, Sebatang Kara di Gubuk Reot
Terhimpit kemiskinan, seorang lansia berusia 77 tahun di sebuah kampung kecil di pulau paling selatan Indonesia, tinggal dalam sebuah gubuk reot.
Terhimpit kemiskinan, seorang lansia berusia 77 tahun di sebuah kampung kecil di pulau paling selatan Indonesia, tinggal dalam sebuah gubuk reot.
Lansia yang biasa dipanggil nenek Bet ini tinggal di Dusun Danolon, Desa Mukekuku, Kecamatan Rote Timur, Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur.
-
Apa yang ditemukan di Kota Kuno ini? Penggalian pada situs tersebut telah menemukan contoh pertama sebuah kucing peliharaan yang ditemukan pada Jalur Sutra Utara dan simpanan telur ayam bertuliskan huruf Arab di bejana keramik pada abad ke-10 Masehi.
-
Apa yang ditemukan di Kalimantan? Sisa-sisa kuno bagian bumi yang telah lama hilang ditemukan di Kalimantan. Penemuan lempeng Bumi yang diyakini berusia 120 juta tahun.
-
Apa yang dilakukan oleh KWT Srikandi di Kelurahan Nusa Jaya? Para anggota KWT Srikandi di RT 02, RW 08 ini berhasil membudidayakan sejumlah jenis sayuran yang mudah diolah.
-
Apa yang ditemukan di Kalimantan Utara? Lempeng tektonik berumur 120 juta tahun dengan ukuran seperempat dari Samudera Pasifik terungkap berada di Kalimantan Utara setelah sebagian besar bagian kerak Bumi masuk ke dalam lapisan dalam Bumi.
-
Apa yang terjadi di Banjar Dinas Ngis Kaler, Desa Tribuana, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, Bali? Tanah longsor menimpa sebuah rumah di Banjar Dinas Ngis Kaler, Desa Tribuana, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, Bali, pada Jumat (7/7) pagi.
-
Di mana Desa Kemudo terletak? Desa Kemudo di Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, berbagi inspirasi. Wilayah tersebut telah berhasil memupuk perekonomian warganya melalui pengolahan limbah industri yang berdiri di sana.
Di usianya yang sudah uzur, nenek yang mempunyai nama lengkap Elisabet Liman ini, terpuruk dalam kesendiriannya.
Rumah reot berukuran 4x4 meter milik nenek Bet jauh dari kata layak. Atapnya terbuat dari daun lontar, sedangkan dindingnya menggunakan pelepah lontar dan berlantai tanah.
Di dalam gubuk tersebut hanya ada sebuah balai-balai, tempat nenek merebahkan tubuhnya setiap malam.
©2021 Merdeka.com/ananias petrus
Tempat untuk mandi, cuci dan kakus (MCK) pun tidak ada. Semak belukar di dekat gubuk reot itu dijadikan kakus oleh nenek Bet. Untuk makan sehari-hari, nenek Elisabet mengharapkan uluran tangan dari tetangganya.
Filipus lassi, tetangga terdekat nenek Elisabet mengatakan, walaupun tidak ada hubungan darah namun sebagai tetangga terdekat, Ia prihatin dengan kondisi yang dialami nenek Elisabet.
Menurut Filipus, gubuk yang ditempati nenek saat ini merupakan hasil gotong royong bersama tetangga lainnya.
"Soal makan dan minum, saya dengan istri selalu memperhatikan nenek Elisabet, bahkan ini rumah saja dan tetangga yang bikin," Ungkapnya, Senin (8/3).
Menurut Filipus, pemerintah desa pernah menghubungi nenek Elisabet untuk memberikan bantuan rumah layak huni. Namun kendala status tanah yang bukan milik sendiri, menjadi kendala rumah bantuan pemerintah itu didapatkan.
"Saya selaku pemilik tanah bersedia menghibahkan tanah, namun kendala utamanya adalah masalah swadaya. Untuk makan minum saja sulit apalagi swadaya," Jelas Filipus.
Dia berharap, ada solusi dari pemerintah desa, pemerintah Kabupaten maupun pihak swasta yang peduli guna meringankan beban hidup nenek Elisabet.
Baca juga:
Imbas Pandemi, 2 Juta Anak-Anak Indonesia Terancam Miskin di 2021
Bappenas Sebut Penyaluran PKH dan PIP Lebih Tepat Sasaran Dibanding Bantuan Lain
Prediksi Kemiskinan Bank Dunia Meleset, Bappenas Ungkap Kunci Kesuksesan Indonesia
Daerah Ini Miliki APBD Tertinggi namun Sumbang Kemiskinan Terbesar di Sumsel
Yogyakarta Siapkan Tiga Strategi Tekan Angka Kemiskinan
Semua Sekolah di Selandia Baru akan Sediakan Pembalut Gratis