Kisah Panglima Jukse Besi dari Indragiri kebal senjata tajam
Jukse adalah panglima kesayangan Sultan Indragiri. Dia di barisan depan saat menyerbu jenderal Portugis, merebut Malaka.
Andi Sumpu Muhammad yang diberi gelar Panglima Jukse Besi, dikenal dengan kesaktiannya. Saking saktinya, panglima perang andalan Sultan Indragiri pertama Narasinga II ini tidak mempan disabet maupun ditusuk benda tajam jenis apapun.
"Konon katanya bulu tangannya saja tidak bisa dicukur benda tajam, apalagi kulitnya. Begitulah kesaktian Panglima Jukse Besi," kata Saharan, Staf Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Batu Sangkar Wilayah Sumbar, Riau dan Kepulauan Riau saat berbincang dengan merdeka.com, Jumat (26/6).
Sultan Narasinga II bersama bala tentaranya yang dikomandoi Panglima Jukse Besi berperang dan berjuang menyelamatkan kota Malaka (Sebuah kota di Malaysia), dari kekuasaan kerajaan Portugis di bawah komando Jenderal Verdicho Marlos sebagai panglima perangnya. perang melawan penjajah ini berlangsung selama 20 tahun, dari tahun 1512 sampai 1532.
"Panglima Jukse Besi berperang selama sekitar 20 tahun bersama Raja Narasinga II dan bala tentara kerajaan, melawan Jenderal Verdicho Marloce dan tentara Portugis di Selat Malaka," kata Saharan.
Selama 20 tahun itu pula perang tiada henti-hentinya. Sebab, tentara Portugis saat itu yang dikomandoi Jenderal Verdicho Marloce terkenal kuat sebagai penguasa lautan, dan menjajah kota Malaka.
"Karena Malaka juga wilayah kekuasaan Raja Narasinga II, maka raja ikut andil dalam berperang. Panglima Jukse Besi sebagai orang kepercayaannya raja untuk melindunginya, dan memerdekakan kota Malaka dari penjajahan Portugis," jelas Saharan.
Hingga akhirnya pada sekitar tahun 1532, Sultan Narasinga dan Panglima Jukse Besi bersama bala tentara kerajaan Indragiri berhasil memenangkan peperangan, dan menaklukkan Portugis. Kota Malaka pun akhirnya merdeka dari penjajahan.
Bahkan Jenderal Verdicho Marloce ditaklukan oleh Panglima Jukse Besi dan menjadi tawanan perang, kemudian dibawa pulang ke kerajaan Indragiri yang kini lokasinya di Desa Kota Lama, Kecamatan Rengat Barat, Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) Riau.
"Namun setelah sekian lama menjadi tawanan perang, akhirnya Jenderal Verdicho Marloce diangkat sebagai menteri di Kerajaan Indragiri karena memiliki otak yang pintar, selain itu Raja Narasinga II juga memiliki hati mulia dengan menjadikan musuh sebagai kawan," terang Saharan.
Meski Jenderal Verdicho Marloce memeluk agama Nasrani, namun Sultan Narasinga II tidak pernah mempersoalkan dan tidak pernah merayunya untuk pindah agama. Sultan Narasinga II sebagai muslim yang juga menyebarkan agama Islam saat itu, dengan senang hati menerima Jenderal Verdicho Marloce sebagai menteri di kerajaan Indragiri.
Dengan begitu, awalnya Verdicho Marloce berlawanan dengan Panglima Jukse Besi menjalin persahabatan karena sesama orang Kerajaan Indragiri. Panglima Jukse Besi sebagai pelindung Sultan Narasinga II, sementara Verdicho sebagai menteri.