Kisah para mahasiswi tidak mampu tapi berprestasi
Ketidakmampuan bukan menjadi masalah besar untuk meraih prestasi setinggi langit.
Ketidakmampuan bukan menjadi masalah besar untuk meraih prestasi setinggi langit. Latar belakang keluarga yang tidak mampu sepertinya bukan alasan kuat untuk tidak berpikir positif dan mewujudkan apa yang dicita-citakan.
Tekat serta kemampuan dari dalam diri yang tinggi akan mengalahkan segalanya dan membawa kehidupan jauh lebih baik di kemudian hari. Hal tersebut telah dibuktikan oleh beberapa mahasiswa dan mahasiswi dari berbagai wilayah di Indonesia yang membuktikan bahwa ketidakmampuan baik secara fisik atau materi bukan halangan bagi mereka justru malah bisa selangkah lebih baik, bahkan membanggakan negara sendiri di hadapan negara asing.
Lalu siapa sajakah mahasiswa/mahasiswi tidak mampu yang berprestasi? Berikut kisahnya.
-
Siapa yang menjadi pendakwah muda inspiratif? Jeffry Al-Buchori memiliki nama populer Uje, adalah seorang pendakwah atau ustad yang tampil dengan mengemas bahasa dakwahnya dengan bahasa-bahasa anak muda.
-
Apa itu inspirasi? Inspirasi adalah tindakan atau kekuatan untuk melatih pengaruh yang mengangkat atau menstimulasi kecerdasan atau emosi.
-
Siapa yang menjadi inspirasi bagi wanita Indonesia? Tokoh yang memiliki semangat tinggi dan menjadi sumber inspirasi bagi wanita Indonesia. Selamat hari Kartini untuk wanita Indonesia!
-
Siapa yang bisa menjadi inspirasi bagi kita? "Jadilah seseorang yang memberikan inspirasi kepada orang lain."
-
Bagaimana siswa membacok guru? Peristiwa itu terjadi pada Senin (25/9) pukul 09.30 WIB. Saat itu sang guru sedang mengawasi PTS (Penilaian tengah semester). Akibat insiden itu, guru mengalami luka serius dan mendapat perawatan di RS Wongsonegoro, Semarang.
-
Siapa yang menginspirasi dengan kisahnya? Perempuan 22 tahun itu baru saja mengikuti program Singapore-Indonesia Youth Leaders Exhange Program (SIYLEP). Dia didapuk menjadi Duta Pemuda Indonesia 2023 dan mewakili Provinsi Banten di Program Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN) yang diselenggarakan oleh Kemenpora RI. Kisahnya turut menginspirasi. Banten provinsi wisata dan budaya Disampaikan Sheila, dirinya bersama 34 perwakilan dari berbagai daerah di Indonesia lainnya bertandang ke Singapura selama lima hari.SIEYLAP sendiri mengusung tema pariwisata yang dikenalkan secara maksimal oleh dirinya. "Sekaligus memperkenalkan tentang Banten dan mengenalkan potensi wisata Banten kepada delegasi Singapura.
Anak pencari ikan jadi wisudawan terbaik di IAIN Walisongo
Zumrotul Choiriyah (23) berhasil menjadi wisuda Sarjana ke-LXV Diploma XV Magister (S2) XXXII Doktor (S3) VIII IAIN Walisongo. Zumrotul diwisuda bersama 1.114 mahasiswa program Sarjana, Magister dan Doktor di universitas tersebut, pada Rabu (6/8) pagi kemarin.
Dia merupakan anak buruh tambak ikan di Bojonegoro yang tidak terlalu menonjol di kampus. "Jadi dia anak buruh tani yang terkadang juga membantu mencari ikan di tambak milik warga desanya. Ekonominya memang pas-pasan sekali. Saking miskinnya dia tidak pernah punya handphone," ujar dia, kepada merdeka.com, Kamis (7/8)
Keterbatasan materi yang dihadapi tidak meruntuhkan tekatnya untuk tetap berprestasi. Hasilnya, Zumrotul mendapat predikat wisudawan terbaik karena mampu meraih nilai indeks prestasi 3,93. Atas raihan prestasi tersebut, gadis kelahiran 11 November 1991 silam itu bisa melanjutkan kuliah S2 di IAIN Walisongo.
Anak buruh tani lulus dari UNS dengan IPK 3,98
Angga Dwituti Lestari, anak kedua pasangan Supriyanto dan Sugiyarto, warga desa Cibuk Lor I, Margoluwih, Sayegan, Sleman, Yogyakarta ini bisa menyelesaikan kuliahnya di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Jawa Tengah, dengan mencetak Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,98.
Meskipun berasal dari keluarga buruh tani yang bergelut dengan kemiskinan, Angga tetap bisa membuktikan bahwa dirinya mampu menjadi lulusan terbaik meskipun dibawah Ketidakmampuan dari segi materi.
Selain berasal dari keluarga miskin yang terbelit utang, kedua orangtuanya juga hanya bekerja sebagai buruh tani, yang hanya cukup untuk makan seadanya.
"Sejak kecil saya makan nasi dengan lauk kerupuk saja. Atau sayuran yang dipetik di sekitar rumah. Makan mie ayam bagi kami sudah sangat istimewa. Sampai sekarang orangtua saya masih seperti itu. Setiap makan enak ya mie ayam. Mereka tidak mau, saya ajak makan di rumah makan, meskipun saya lagi ada rezeki sedikit," kenangnya.
Raeni, anak tukang becak wisudawan terbaik Unnes ber-IPK 3,96
Gadis berkerudung bernama Raeni ini lulus dari jurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi (FE) Unnes. Sejak semester pertama, peraih Bidikmisi ini membuktikan, keterbatasan ekonomi bukan halangan meraih prestasi.
Dalam perjalanannya menempuh gelar sarjana, wanita yang lahir dari anak seorang tukan becak ini beberapa kali meraih nilai indeks prestasi (IP) sempurna, 4,00. Hingga akhir masa studinya, Raeni mempertahankan prestasi tersebut dan mengantongi nilai indeks prestasi kumulatif (IPK) akhir 3,96.
Menurut Rektor Unnes, Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., pencapaian Raeni membuktikan, anak dari keluarga kurang mampu tidak memiliki halangan untuk bisa berkuliah dan berprestasi. Salah satu contohnya adalah Raeni.
"Kami sangat bangga dengan apa yang diraih Raeni. Anak-anak dari keluarga miskin akan segera tampil menjadi kaum terpelajar baru. Mereka akan tampil sebagai eksekutif, intelektual, pengusaha, bahkan pemimpin republik ini," kata Fathur.
Anak buruh tani kebanjiran undangan isi acara seminar motivasi
Jalur beasiswa yang disediakan perguruan tinggi selalu menjadi incaran bagi mereka mahasiswa/mahasiswi yang kurang mampu untuk tetap bisa meraih kesuksesan. Hal tersebut juga dilakukan oleh Birrul Qodriyyah, Mahasiswa Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran sekaligus penerima beasiswa Bidikmisi angkatan 2010 yang berhasil terpilih sebagai mahasiswa berpestasi UGM 2013.
Setelah menjadi mahasiswa berprestasi UGM, Birrul dikirim universitasnya untuk mengikuti persiapan mahasiswa berprestasi tingkat nasional di Jakarta. Setelah melalui proses yang sulit dan persaingan antar universitas, akhirnya Birrul berhasil membuat nama kampusnya harum.
Keberhasilannya dalam bidang pendidikan, sontak membuat Birrul mendapat kesempatan untuk menyampaikan testimoni pada presiden SBY mewakili teman-temannya. Birrul pun akhirnya menulis kisah perjuangannya untuk kuliah dan mendapat kesempatan berbincang-bincang langsung dengan SBY.