Kisah Polisi Lolos dari Jeratan Narkoba Selama 15 Tahun dan Kini Jadi Konselor
Kecanduan narkoba bagi Eddy membuat hidupnya hancur. Keluarga dan kariernya di Korps Bhayangkara berantakan. Saat itu menurut Eddy menjadi titik terendah dalam hidupnya.
Tak ada yang menyangka niat baik Aipda Eddy Sussanto akan berujung malapetaka baginya di kemudian hari. Anggota polisi itu dulu memang sering memberikan tumpangan saat dirinya berangkat kerja.
Saat memberikan tumpangan, ia ditawari sebuah minuman. Tanpa rasa curiga, Eddy meneguk minuman tersebut. Ternyata minuman itu telah dicampur dengan zat haram narkoba.
-
Kenapa polisi dipecat karena narkoba? Jadi personel yang kita PTDH itu mayoritas kasus disersi. Ada juga kasus narkoba dua personel yang sudah kita sidangkan, " tuturnya.
-
Bagaimana polisi tersebut disekap? Saat aksi percobaan pembunuhan itu dilakukan, korban memberontak sehingga pisau badik yang dipegang pelaku N mengenai jari korban dan mengeluarkan darah. "Selanjutnya tersangka N melakban kedua kaki agar korban tidak berontak.
-
Apa yang dimaksud dengan pangkat polisi? Mengutip dari laman polisi.com, tanda kepangkatan Polri adalah daftar tanda pangkat yang dipakai oleh Kepolisian Negara Indonesia.
-
Kapan gadis tersebut melapor ke polisi? Korban merupakan warga Old City, Hyderabad. Dia berjalan sendirian ke kantor polisi dua tahun lalu dan mengajukan laporan terhadap ayahnya.
-
Di mana polisi tersebut disekap? Kasat Reskrim Polrestro Tangerang, Kompol Rio Mikael Tobing, menjelaskan percobaan pembunuhan terhadap korban anggota Polri terjadi di Jalan Tol Tanah Tinggi, Batu Ceper, Kota Tangerang, terjadi pada Rabu (18/10) silam.
-
Buah apa yang sering diincar polisi? Buah yang sering diincar polisi?" Buahndar narkoba.
"Nah pada saat itu saya nyetir dikasih minuman. Nah setelah saya minum ternyata itu sudah dicampur dengan narkoba," jelas Eddy dalam sesi diskusi daring bersama Liputan6.com, Kamis (16/7).
Semenjak kejadian itu dirinya berkenalan dengan narkoba. Menurut Eddy, sejak kali pertama tanpa sengaja mencicipi air yang dicampur ekstasi itu, ia menjadi ingin mencobanya kembali. Rasa penasaran mendorong Eddy untuk mencoba narkoba atas kehendaknya sendiri.
"Ingin mencoba lagi, ingin mencoba lagi dan akhirnya menjadi kecanduan," ungkap Eddy.
Kecanduan narkoba bagi Eddy membuat hidupnya hancur. Keluarga dan kariernya di Korps Bhayangkara berantakan. Saat itu menurut Eddy menjadi titik terendah dalam hidupnya.
"Saya seperti sudah tidak tahu lagi mau ditaruh di mana muka saya ini. Terhadap pimpinan, rekan-rekan seangkatan dan keluarga saya," jelas Eddy.
Awalnya ia menikmati perpautan dengan barang haram itu. Ia berusaha menyimpan aibnya itu dari keluarga serta pimpinannya. Ia bahkan mesti berbohong untuk menyembunyikan hal itu.
"Tapi akhirnya semua tahu bahwa saya pengguna," kata dia.
Eddy mengaku begitu sulit untuk keluar dari jeratan narkoba. Ia membutuhkan waktu hingga 15 tahun untuk sadar mau lepas dari mengonsumsi benda haram itu.
"Saya mencoba berkali-kali mencoba berhenti dengan upaya ikhtiar sendiri tapi gagal. Mencoba lagi gagal. Bahkan pimpinan sudah pernah menjatuhkan hukuman kepada saya, saya pernah mendapat hukuman disiplin dari pimpinan," jelas Eddy.
Hukuman tersebut dalam berbagai bentuk. Dari yang dikurung di dalam sel hingga dimutasi ke daerah pelosok. Namun semua itu tidak membuatnya lepas dari kecanduan narkoba.
"Sampai akhirnya saya mengikuti layanan rehabilitasi secara mandiri. Jadi saya datang dengan kesadaran sendiri bersama salah satu layanan rehab yang ada di Palembang. Saya ikuti kegiatan rehabilitasi di situ. Akhirnya saya menyelesaikan tahapan program dan Alhamdulillah sampai dengan sekarang saya clear, saya benar-benar tidak menggunakan lagi," ucap Eddy.
Terakhir Eddy pun menyampaikan pesan kepada mereka yang saat ini tengah terjerembap dalam ketergantungan narkoba untuk segera berobat atau merehabilitasi diri. Ia juga meminta mereka untuk meninggalkan pergaulan atau lingkungan yang memicu untuk kembali mengonsumsi zat haram tersebut.
"Dan jangan sungkan-sungkan untuk mengikuti layanan rehabilitasi. Karena tanpa rehab, menurut saya akan sangat sulit bagi pecandu untuk benar-benar pulih dan berada dalam komunitasnya," pesannya.
"Bergaulah dengan komunitas-komunitas yang positif yang menjadi penggerak anti narkoba. Seperti saya, saya ikuti pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan baik oleh BNN," sambungnya.
Berkat komitmennya keluar dari jeratan narkoba, Eddy kini membantu Polda Sumatera Selatan untuk merehabilitasi polisi menyalahgunakan narkoba di sana.
Reporter: Yopi Makdori
Baca juga:
Polda Metro Jaya Bakal Tes Urine Anggota Secara Rutin Satu Bulan Sekali
Polda Sumsel Terima Pengakuan Dosa dari 240 Anggotanya yang Terjerat Narkoba
Kapolri: Saya Kalau Ngomong Banyak yang Tak Suka, Karena Terlalu Terus Terang
Anggota Polda Sumut Dihukum 3 Tahun Penjara karena Kepemilikan Sabu
Terlibat Narkoba dan Disersi, 9 Anggota Polda Sumsel Dipecat
Tertangkap Usai Beli Sabu Rp50 Ribu, Polisi di Medan Dituntut 5 Tahun Penjara