Kisah Rusmaini, dibantu Jasa Raharja jadi pengusaha sukses
Rusmaini mendapat pinjaman dari Jasa Raharja dan saat ini menjadi pengusaha kripik pisang yang sukses.
Berawal dari gaji sebagai seorang Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang tidak cukup untuk membiayai kehidupan sehari-hari dan biaya kuliahnya, Rusmaini, warga Batam akhirnya memutuskan untuk memulai berwirausaha dengan usaha rumahan pembuatan kripik pisang.
Pada pertengahan tahun 2010 ia hanya memiliki modal Rp 400 ribu dan nekat memproduksi kripik pisang dengan alat produksi ala kadarnya, yaitu hanya satu kuali dan satu kompor minyak tanah.
"Modal awal cuma Rp 400 ribu, kuali cuma satu, hanya cukup untuk produksi beberapa bungkus kripik pisang aja waktu itu," kata Rusmaini saat berbincang dengan merdeka.com di rumahnya, Batam (12/11).
Rusmaini lalu menawarkan kripik pisangnya ke berbagai toko penjual oleh-oleh dan minimarket di Kota Batam. Beberapa toko oleh-oleh bersedia menerima kripiknya.
Namun, kendala terjadi saat ia menawarkan ke berbagai minimarket, kripiknya ditolak oleh pihak pemasaran minimarket karena dianggap tidak memiliki kemasan yang menarik sehingga mengurangi daya tarik sebuah produk untuk dijual. Bahkan, ada yang menolak dengan cara kasar.
"Apa ini? Enggak bagus gini bungkusnya. Gimana mau dijual!" Ucap Rusmaini menirukan pihak minimarket yang menolaknya.
Wanita berumur 33 tahun itu berujar, kemasan kripik pisangnya tidak menarik dikarenakan keterbatasan modal yang ia miliki. Ia pun tidak patah arang mencari cara agar usaha kripik pisangnya menjadi besar.
Pada akhirnya, ia pun mendapatkan informasi tentang PT Jasa Raharja yang memberikan pinjaman kepada UKM untuk mengembangkan usaha.
"Ternyata Jasa Raharja tidak hanya urus kecelakaan saja, tapi berikan modal ke UKM. Awal pinjaman untuk tahun pertama itu Rp 5 juta," katanya.
Berkat bantuan modal tersebut, ia mampu meningkatkan kualitas produknya dan memproduksi kripik dalam skala yang lebih besar.
Benar saja, saat telah meningkatkan kualitas produknya, kini minimarket yang dulu menolaknya, bersedia menjual kripik yang dijual Rp 14 ribu per bungkus itu. Hebatnya, sejumlah supermarket besar di Batam turut menjual kripiknya.
Melihat kripiknya telah diterima di pasaran, ia pun tidak segan untuk kembali mengajukan pinjaman di tahun kedua dengan pinjaman sebesar Rp 10 juta.
"Pinjaman dari Jasa Raharja sangat besar lagi, ditambah pinjaman itu tidak memberatkan saya. Dicicil dalam waktu 24 bulan dan hanya dikenakan bunga 6% tiap tahunnya," ucapnya antusias.
Kini, kripik pisangnya mendapatkan keuntungan sebesar Rp 28 juta setiap bulannya dan telah memiliki 4 orang karyawan. Berkat keuntungannya itu, ia mampu menyelesaikan kuliahnya di Universitas Terbuka pada tahun 2012 dan memilih berhenti bekerja sebagai Guru Paud untuk fokus menjadi seorang wirausahawan. Selain itu, ia juga mampu membeli sebuah mobil.
PT Jasa Raharja (Persero) tidak hanya memberikan santunan kepada masyarakat yang mengalami kecelakaan angkutan umum maupun kecelakaan lalu lintas. Perusahaan BUMN ini juga memiliki Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL). Program tersebut membantu para pengusaha kecil (mikro) berupa pinjaman modal serta pelatihan wirausaha untuk pengusaha yang memiliki komitmen memperbesar usahanya.