Kisah tragis Mutiara, bocah SD yang tewas dianiaya ayah kandungnya
Indriani (9), adik korban mengaku, lihat langsung kakaknya dianiaya oleh ayahnya. Korban dipukul di dalam kamar.
Array(mdk/hhw)
Indriani (9), adik korban mengaku, lihat langsung kakaknya dianiaya oleh ayahnya. Korban dipukul di dalam kamar.
Array(mdk/hhw)
Usai melakukan mencekik korban di dalam kamar, pelaku sempat keluar rumah dan merokok.
Meski hanya diurus sang ayah, bocah tersebut terlihat terawat.
Sariyani (62) hidup dengan begitu pilu. Di usianya yang kini telah senja, dia tak lagi hidup bersama sang suami sejak belasan tahun yang lalu.
Sariyani (62) hidup dengan begitu pilu. Di usianya yang kini telah senja, dia tak lagi hidup bersama sang suami sejak belasan tahun yang lalu.
Kasus ini terbongkar setelah ibunya curiga dengan perubahan perilaku korban yang cenderung murung dan tak mau bergaul.
Saat kejadian, korban bersama ayahnya mandi di kali. Kakinya kemudian diterkam.
Ibu HR (28) yang terbangun akibat terkena percikan darah korban dan melihat anaknya telah digorok oleh suaminya.
Sebelum kejadian, kedua pelaku tertangkap tangan mencuri uang ayahnya.
Bocah tak berdosa itu tewas di tangan ibu kandungnya yang berinisial SNF (26) pada Kamis (7/3) pagi.
Seorang polisi berpangkat Kombes menceritakan bahwa sang ayah hanya seorang Tamtama TNI, kini dirinya selangkah lagi bisa jadi Jenderal Polisi.
Perkosaan tersebut terungkap setelah ibu korban curiga dengan perubahan fisik, terutama bagian perut yang membesar.
Kejadian tragis itu berlangsung di sebuah rumah yang terletak di Jalan Putat Indah Timur I, Sukomanunggal, Surabaya.
Hasil pemeriksaan di Puskesmas Sragi 1, korban ada luka di leher dan di perut dan punggung ada luka memar