Kisah Warga Singkawang Korban Kawin Kontrak di China, Dipaksa Bekerja dan Disiksa
Cukup banyak masyarakat Indonesia yang kawin kontrak di Negara Tiongkok. Pengalaman mereka pun berbeda-beda, ada yang bernasib baik ada pula yang bernasib pilu.
Cukup banyak masyarakat Indonesia yang kawin kontrak di Negara Tiongkok. Pengalaman mereka pun berbeda-beda, ada yang bernasib baik ada pula yang bernasib pilu.
Seperti yang dialami IN, warga Singkawang, yang selama tujuh bulan tinggal bersama sang suami dan mertua di Tiongkok selalu mengalami kekerasan dari pihak keluarga.
-
Kapan konvoi para pendekar terjadi? Dini Hari Konvoi Bikin Solo Resah Melansir dari unggahan akun Instagram @polrestasurakarta, masyarakat Solo kompak mendengar konvoi ratusan pemotor yang diketahui memenuhi jalanan pada Senin (8/7) dini hari."Sekitar jam 3 dini hari ini, di saat warga beristirahat, Kota Surakarta dikejutkan oleh kehadiran ratusan orang yang melakukan konvoi memenuhi jalan kota Solo," demikian dikutip dari keterangan unggahan.
-
Kapan kerangka manusia raksasa ditemukan? Apa yang disebut "Raksasa Julcuy" ditemukan pada awal 2019 oleh ahli geologi Theofilos Toulkeridis dan arkeolog Florencio Delgado di dekat desa Julcuy di Provinsi Manabí, Ekuador.
-
Mengapa Wawan ditangkap? Wawan ditangkap karena menerima paket sabu dari Pekanbaru dengan modus ekspedisi helm."Awalnya kami menemukan adanya temuan narkotika jenis sabu sebanyak 2 paket sedang dengan berat kotor 202 gram yang dikirim lewat kargo bandara dengan modus ekspedisi helm," ujar Kasat Reserse Narkoba Polresta Pekanbaru Kompol Manapar Situmeang kepada merdeka.com Senin (20/5).
-
Di mana kerangka manusia raksasa ditemukan? Apa yang disebut "Raksasa Julcuy" ditemukan pada awal 2019 oleh ahli geologi Theofilos Toulkeridis dan arkeolog Florencio Delgado di dekat desa Julcuy di Provinsi Manabí, Ekuador.
-
Bagaimana kerangka manusia itu ditemukan? Awalnya, HP yang sedang melintas melihat adanya kerangka manusia dalam posisi terlentang tergeletak di lahan kosong."HP kemudian memberitahukan ke sekuriti kompleks," ucap dia.
-
Kenapa Lampor Opak mencari manusia? Saat itu, ada mitos lain bahwa tidak boleh menyebut nama "lampor" saat masih berada di luar rumah. Sang nenek bercerita kalau prajurit Kraton itu suka mencari manusia untuk dijadikan prajurit tambahan.
"Kehidupan saya di sana (Tiongkok) tidak sesuai dengan harapan," cerita IN kepada wartawan, Rabu (26/6) seperti dikutip Antara.
Selama berada di Tiongkok, dirinya selalu dipaksa untuk bekerja dan parahnya ada perlakuan kasar dari pihak keluarga suami. "Kekerasannya seperti ditendang, dicekik dan dipukul," ujarnya.
Dirinya bersyukur, berkat bantuan pihak kepolisian Polres Singkawang dan Silvia (warga Singkawang), akhirnya bisa pulang ke Singkawang untuk berkumpul kembali bersama keluarga. Dia mengatakan, jika tidak ada mereka mungkin tidak bisa pulang dan disiksa terus.
IN mengatakan, keinginannya untuk kawin kontrak dengan orang Tiongkok hanya semata-mata untuk mengubah hidup agar lebih baik. Semua itu berawal dari iming-iming seseorang (agen) yang menjanjikan bisa mengubah hidupnya.
Iming-imingnya, setelah nikah dirinya diperbolehkan pulang ke Singkawang setelah berada di Tiongkok selama dua bulan, namun kenyataannya dirinya tidak diperbolehkan pulang. Namun, tidak sesuai perjanjian, dirinya justru dipaksa bekerja.
Sebelum berangkat ke Tiongkok dirinya sempat menerima uang Rp 20 juta dari agen. Uang sebanyak itu adalah sebagai mahar pernikahan. Sementara untuk proses pernikahan di Singkawang, prosesnya biasa-biasa saja.
Tiba di Tiongkok, dirinya langsung disuruh kerja jahit baju dan sarung tangan. IN sempat menolak karena sesuai perjanjian sebelum menikah dirinya tidak diperbolehkan kerja.
Namun, tidak sesuai perjanjian, begitu sampai di sana, dia justru dipaksa untuk bekerja. Karena tidak tahan diperlakukan semena-mena oleh keluarga suami, muncul niat IN untuk melarikan diri dari rumah suaminya.
Hal itu bahkan sudah sering dipikirkannya, namun sulit dilakukan karena terus diancam oleh pihak keluarga suami.
Beruntung dirinya dibantu Ivan (Humas Polres Singkawang) dan salah satu warga Singkawang, Silvia. Berkat bantuan kedua orang ini, dirinya bisa kabur dari rumah suaminya dan tiba di Singkawang pada Senin (24/6) kemarin.
Kepada masyarakat Singkawang, dia berpesan agar tidak mudah percaya dengan bujuk rayuan atau iming-iming untuk bisa mengubah hidup apabila mau di bawa ke Tiongkok.
Kalau pun ada masyarakat yang ingin bekerja di sana, dirinya berharap tidak mendapat nasib serupa seperti yang dialaminya.
Ibu kandung IN, AM mengatakan, keluarganya sangat menyesali telah memberikan izin kepada IN untuk nikah kontrak dengan warga Tiongkok.
Namun, sebelum mengambil keputusan dirinya sudah memberikan kesempatan kepada anaknya untuk berpikir panjang. Tapi karena anaknya yang masih ngotot, AM juga tidak bisa berbuat apa-apa, sehingga sebagai orang tua hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk anaknya.
Namun, begitu sampai di Tiongkok keadaan yang dialami IN tidak sesuai yang ia harapkan. Meski demikian, komunikasi lewat via ponsel masih terbilang lancar. "Kita hanya bisa mendengar lewat telpon kalau dia sedang meringis, menangis dan lainnya," ujarnya.
Dirinya selaku orang tua hanya bisa menenangkan IN untuk bersabar menghadapi kehidupan yang dialami. Kejadian ini akan menjadi pelajaran bagi dirinya untuk lebih berhati-hati dalam memutuskan suatu masalah.
Kepada orang tua yang lain, AM mengimbau untuk lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan. Lebih baik cari jodoh di Indonesia saja, meski hidup sederhana. "Asalkan kita bisa kumpul dan berkomunikasi," pesannya.
Baca juga:
Gadis Korban Gempa Palu jadi Korban Perdagangan Orang di Malaysia
Kisah Dramatis Monika, Korban 'Pengantin Pesanan' Selamat Usai Kabur dari China
29 Wanita jadi Korban Perdagangan Orang Bermodus Dinikahi Pria Kaya Asal China
Komnas Perempuan Sebut Kasus Kawin Kontrak di Pontianak Bentuk Eksploitasi
Kisah Pengantin Perempuan Pakistan Diduga Dijual ke China sebagai Budak Seks
Kisah Pilu TKI Korban Perdagangan Orang di Suriah, Diacuhkan KBRI & Diperkosa