Komisi Agama DPR sebut video porno di papan iklan rusak moral bangsa
Anggota Komisi VIII DPR Maman Imanulhaq menduga ada pihak tertentu yang ingin merusak moral bangsa melalui tayangan video porno tersebut. "Ini memperkuat kembali keyakinan bahwa banyak pihak yang ingin hancurkan moralitas bangsa salah satunya ya dengan penyebaran video porno lewat banyak cara," katanya.
Ketua Komisi VIII DPR Ali Taher tak habis pikir dengan kejadian terputarnya video porno di papan iklan videotron dekat kantor wali kota Jakarta Selatan. Dia menegaskan tayangan video porno ini dapat merusak moral bangsa.
"Ya saya kira apapun alasannya, disengaja atau tidak disengaja, itu adalah hal yang tercela. Karena itu dilakukan di ranah publik. Itu sesuatu yang sangat tidak bagus untuk moral bangsa," kata Ali saat dihubungi, Jakarta, Jumat (30/9).
Sementara saat ditanya apa hukuman yang pantas diberikan bagi pemutar video porno, dia enggan berkomentar. Dia hanya menegaskan peristiwa ini harus diusut terlebih dahulu dikarenakan telah merusak moral bangsa.
"Bukan soal hukumannya. Tapi persoalan bahwa itu merusak moral bangsa dan ada perlindungan UU-nya. Berapa hukumannya kan perlu sidik dulu sebab-sebabnya," ujarnya.
Dihubungi terpisah, Anggota Komisi VIII DPR Maman Imanulhaq menduga ada pihak tertentu yang ingin merusak moral bangsa melalui tayangan video porno tersebut.
"Ini memperkuat kembali keyakinan bahwa banyak pihak yang ingin hancurkan moralitas bangsa salah satunya ya dengan penyebaran video porno lewat banyak cara," katanya.
Sebelumnya, Dinas Pelayanan Pajak DKI Jakarta bakal melaporkan PT Transito Adiman Jati Transito Advertising ke kepolisian. Hal ini terkait munculnya video porno dalam videotron di Jalan Prapanca, Jakarta Selatan.
Kasudin Pelayanan Pajak Jakarta Selatan, Johari mengatakan jajarannya bakal melaporkan kasus ini ke kepolisian karena merupakan tindak asusila.
"Kami akan bikin laporan pengaduan ke pihak berwajib. Ini kan video asusila. Kami melaporkan terhadap penyelenggara reklame, dari Polres sudah datang. Kita akan bikin pemanggilan ke Polisi, PT itu," ujar Johari saat dihubungi wartawan, Jumat (30/9).
Johari mengatakan, begitu mendapat laporan videotron memutar video porno, jajarannya langsung mendatangi kantor PT Transito Adiman Jati, namun sudah tutup. Dia pun mengaku belum tahu bagaimana kejadian memalukan itu bisa terjadi.
"Sebetulnya tadinya gak ada. Mungkin dia keklik atau gimana. Yang menggerakkan itu masing-masing penyelenggara reklame. Persisnya kami belum tahu. Pihak yang berwajib akan memanggil," ujarnya.
Saat ditanya apakah PT Transito Adiman Jati akan diputus kontraknya karena insiden memalukan ini, Johari belum bisa memastikan. Hal itu tergantung hasil pemeriksaan oleh kepolisian.
"(Diputus kontrak) Tergantung. Apa ini sabotase atu tidak, kita tidak tahu. Kita tidak bisa andai-andai. Semua tertumpu ke pajak. Saya nganggapnya ini hal di luar dugaan. Sudahlah. Kita gak tahu, masih didalami dulu," imbuhnya.