Komisi I minta TNI waspadai perang berbalut isu dan kebencian
"Justru perang proxy dan asimetris semacam ini mereka menggunakan kekuatan militer untuk menghadapinya," ujar Mahfudz.
Ketua Komisi I DPR Mahfuz Sidik mengatakan jika saat ini sebuah negara tak lagi menghadapi perang secara tradisional, melainkan lebih dari itu. Perang kali ini cenderung bersifat asimetris dan proxy atau berbentuk berbagai isu dan kebencian.
"Terorisme, separatisme, narkoba dan seterusnya yang oleh banyak negara justru perang proxy dan asimetris semacam ini mereka menggunakan kekuatan militer untuk menghadapinya," ujar Ketua Komisi I DPR RI Mahfuz Sidik di Lapangan Makopassus Cijantung, Jakarta Timur, Kamis (10/3).
-
Apa yang menjadi cikal bakal Kopassus TNI AD? Soegito lulus Akademi Militer dan bergabung dengan Korps Baret Merah yang saat itu bernama Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD). Pasukan elite ini menjadi cikal bakal Kopassus TNI AD. Berbagai penugasan tempur pernah dijalani oleh Soegito. Termasuk terjun ke Dili saat Indonesia menyerbu Timor Timur.
-
Kapan HUT Korps Marinir TNI AL diperingati? Setiap tanggal 15 November diperingati sebagai Hari Ulang Tahun Korps Marinir TNI AL.
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Siapa sosok penemu ransum TNI? Pencipta ransum TNI ternyata bukanlah seorang tentara, melainkan seorang dokter.
-
Bagaimana TKN Prabowo-Gibran menanggapi putusan DKPP? Meski begitu, dia menyampaikan TKN Prabowo-Gibran menghormati keputusan DKPP. Namun, kata dia keputusan tersebut tidak bersifat final.
-
Siapa yang kagum dengan kekuatan TNI? Gamal Abdul Nasser Adalah Sahabat Dekat Presiden Sukarno Keduanya menjadi pelopor gerakan Non Blok. Karena dekat, Nasser bicara terus terang pada Presiden Sukarno.
Mahfuz juga mengingatkan bahwa UU TNI mengamanatkan tugas pokok dan fungsi TNI adalah untuk melakukan operasi militer selain perang dengan 14 jenis kegiatannya, diantaranya terorisme dan separatisme.
"Sampai sekarang regulasi yang ada belum memberikan pintu masuk bagi negara melibatkan tni secara luas utk menghadapi operasi militer selain perang, yang sifatnya perang asimetrik dan proxy. Ini menjadi PR kita bersama," tambah Mahfuz.
Selain itu, lanjut Mahfuz, pihaknya berpesan kepada Kasad untuk mulai menyusun rencana penguatan postur kekuatan tni utk melaksanakan operasi militer selain perang.
"Kami semakin yakin bahwa TNI punya kekuatan yang mampu melindungi dan menjaga NKRI," tuturnya.
"Ini membuktikan bahwa semestinya negara mulai menggunakan TNI untuk mengatasi ancaman yang semakin modern terutama terorisme dan separatisme yang sampai hari ini belum kunjung usai," tutupnya.
(mdk/rhm)