Komnas KIPI: Kalau Uji Batch CTMAV547 Tak Ada Zat Berbahaya AstraZeneca Bisa Dipakai
Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) Hindra Irawan Satari mengatakan, pengujian toksisitas dan sterilitas pada vaksin Astrazeneca batch/kumpulan produksi CTMAV547 bukan berarti vaksin tersebut secara keseluruhan bermasalah.
Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) Hindra Irawan Satari mengatakan, pengujian toksisitas dan sterilitas pada vaksin Astrazeneca batch/kumpulan produksi CTMAV547 bukan berarti vaksin tersebut secara keseluruhan bermasalah. Dia mengatakan pengujian tersebut dilakukan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) sudah sesuai rekomendasi dari WHO.
"Untuk memastikan apakah itu berasal dari vaksin, pengujian oleh BPOM karena harus dilakukan laboratorium yang terakreditasi. Kalau uji sterilitas dan toksisitas terhadap batch itu steril dan tidak ada zat berbahaya maka vaksin bisa dipakai kembali," kata Hindra dalam acara dialog mengupas tuntas tentang vaksin AstraZeneca dalam Youtube FMB9ID_IKP, Selasa (25/5).
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kenapa Covid Pirola mendapat perhatian khusus? Namun, para pemerhati kesehatan dan ahli virus memberi perhatian lebih terhadap subvarian ini lantaran kemampuan Pirola dalam melakukan breakthrough infections lebih tinggi dibandingkan varian lainnya. Ketika sebuah varian atau subvarian virus COVID memiliki kemampuan breakthrough infections yang tinggi maka akan menyebabkan kasus re-infeksi semakin tinggi.
-
Kenapa bentuk kapsid virus berbeda-beda? Bentuk kapsid sangat bergantung pada jenis virusnya. Kapsid virus bisa berbentuk bulat, polihedral, heliks, atau bentuk lain yang lebih kompleks. Kapsid tersusun atas banyak kapsomer atau sub-unit protein.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
Dia pun meminta kepada masyarakat yang sudah divaksinasi alami Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi segera melaporkan. Jika sulit melaporkan pada pihak Komnas KIPI, segera ke dokter atau puskesmas terdekat untuk menayakan keluhan.
"Gejala-gejala yang harus diperhatikan sakit kepala yang hebat, tidak membaik selama satu sampai dua hari, kemudian penglihatan kabur, sesak napas, sakit perut, pembengkakan tungkai, itu lebih baik segera melapor untuk paling tidak diobati atau diberi petunjuk," bebernya.
Sehingga kata dia tidak terjadi kejadian yang vatal. Dia pun juga meminta seluruh masyarakat agar saling membantu jika ada tetangga atau kerabat yang alami KIPI.
"Kalau tidak ada yang biasa segera melapor, dan masyarakat juga tolong kalau ada alami ditolong diberikan kendaraan. Karena kita musti satu tim," kata dia.
Sebelumnya diketahui Kementerian Kesehatan memutuskan untuk menghentikan sementara pendistribusian dan penggunaan vaksin AstraZeneca batch CTMAV547. Juru bicara vaksinasi Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi mengatakan, hanya Batch CTMAV547 saja yang dihentikan sementara. Selama penghentian sementara ini, kata Nadia, BPOM akan melakukan pengujian toksisitas dan sterilitas.
"Tidak semua batch dihentikan distribusi dan penggunaannya. Hanya batch CTMAV547 saja yang dihentikan, sambil menunggu hasil investigasi dan pengujian dari BPOM yang kemungkinan memerlukan waktu satu hingga dua minggu," kata Nadia dalam keterangan tertulisnya, Minggu (16/5).
Nadia mengatakan, keputusan pemerintah untuk menghentikan sementara penggunaan dan distribusi vaksin AstraZeneca batch CTMAV547, merupakan bentuk kehati-hatian akan efek samping yang terjadi. Diketahui bahwa terdapat laporan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) serius yang diduga disebabkan oleh AstraZeneca Batch CTMAV547.
"Penghentian sementara batch tersebut merupakan upaya kehati-hatian pemerintah untuk memastikan keamanan vaksin ini," katanya.
Baca juga:
Komnas KIPI Klaim Tidak Ada Kasus Kematian Terkait Vaksin AstraZeneca di Indonesia
Komnas Sebut Kasus KIPI Vaksin AstraZeneca Dialami Lansia Rendah
Vaksin AstraZeneca Sangat Efektif untuk Varian Baru Covid-19
Pekerja Ritel Antre Disuntik Vaksin Astrazeneca di GOR Tanjung Duren
Keluarga Menyayangkan Baru Ada Autopsi 16 Hari Setelah Kematian Trio Fauqi
Pembongkaran Makam Korban Vaksin AstraZeneca untuk Diautopsi